Thursday, May 18, 2023

3 Tipe Mata Rohani (2)

 (sambungan)

Dengan mata kita bisa melihat. Tapi sadari pula bahwa ada kalanya kita tidak bisa melihat meski kedua mata kita tidak mengalami gangguan alias berfungsi baik. Mari kita ambil contoh sederhana. Jika kita mengemudi di jalan raya tanpa mempergunakan mata dengan baik maka kita bisa celaka. Meleng sedikit saja resikonya bisa gawat. Mata yang tidak dipakai untuk hal-hal positif juga bisa membawa kita bermasalah. Tanyakan pada Daud akan hal ini seandainya ia ada bersama kita hari ini, maka ia pasti akan bercerita banyak. Jadi, meski mata kita berfungsi baik, apabila tidak dipergunakan dengan benar maka tetap saja bisa mendatangkan masalah.

Kalau mata jasmani sangat penting untuk dimiliki dan selanjutnya dijaga agar membawa manfaat baik, mata rohani pun harus kita perhatikan agar mampu melihat dengan jelas. Kalau mata yang satu ini tidak kita perhatikan, kita bisa repot dalam menjalani hidup dengan benar. Kita akan terus luput dari melihat kebenaran, tidak bisa melihat karya-karya Tuhan dalam hidup kita dan tidak tahu harus melakukan apa untuk mencapai sebuah hidup seperti yang ada dalam rencana Tuhan sejak awal bagi kita. Mata rohani yang hanya memandang kepada masalah hanya akan melihat masalah. Hidup akan terus diliputi ketidakpastian, keraguan, kecemasan, kekhawatiran dan perasaan-perasaan negatif lainnya. Hidup bisa penuh dengan ketakutan jika mata rohani kita tidak berfungsi dengan baik dan benar, apabila mata rohani itu diarahkan ke sisi yang negatif, jika mata rohani kita ada tanpa didasari iman yang cukup.

Akan hal ketajaman kemampuan mata rohani, kita bisa mengambil pelajaran lewat kisah Elisa yang bagi saya sangat menarik seperti yang tertulis pada 2 Raja Raja 6:8-23. Dalam bagian ini diceritakan saat raja Aram yang mengirimkan bala tentaranya untuk mengepung kota dan menangkap Elisa.

Mari kita lihat seperti apa kejadiannya secara ringkas. Pada suatu kali raja Aram hendak menangkap Elisa dengan mengutus pasukan besar yang dilengkapi kuda dan kereta perang. Bayangkan untuk menangkap satu Elisa saja raja Aram menganggap penting untuk harus mengepung seluruh kota seperti itu, seperti sedang berperang dengan bangsa lain saja.

(bersambung)

No comments:

Dua Ibu Janda dan Kemurahan Hatinya (8)

 (sambungan) Dua janda yang saya angkat menjadi contoh hari ini hendaknya mampu memberikan keteladanan nyata dalam hal memberi. Adakah yang ...