Friday, February 24, 2023

Teratur dan Sopan (2)

webmaster | 9:00:00 PM |

 (sambungan)

Anak saya sejak lama sudah saya ajarkan budaya mengantri dengan tertib dan sabar meski ia masih balita.  Ia sudah mengerti tentang lampu merah, kuning dan hijau di jalan raya sejak masih 2 tahunan, ia tahu bahwa papanya mendahulukan orang yang menyeberang, papanya tidak akan menyerobot jalan atau melanggar rambu saat sedang berkendara.  Mungkin banyak yang menganggap tak penting untuk mengajarkan hal-hal seperti itu di usia yang masih sangat dini, tapi buat saya itu penting. Saya ingin anak saya menjadi bagian dari masyarakat yang sopan, teratur dan disiplin. Saya ingin sikap-sikap ini menjadi budaya yang mendarah daging dalam dirinya.

Saya pun kemudian berpikir bahwa di saat ketidakteraturan terjadi, potensi timbulnya masalah menjadi bertambah. Oke lah jalan padat di jam pulang kerja atau pagi hari saat orang hendak ke kantor atau mengantar anak sekolah. Tapi kalau semua teratur mengikuti peraturan, bukankah jalan akan lebih lancar dan pengemudi pun bisa lebih nyaman? Dan kalau dalam mengantri ada tenggang rasa memikirkan orang lain, bukankah itu akan jauh lebih baik? Bukan saja konflik yang bisa dihindari, tapi hidup pun bisa lebih tenang karena tidak harus emosi.

Dengan kata lain, keteraturan dan kesopanan sangatlah penting untuk sebuah tatanan kehidupan yang damai sejahtera. Di saat orang teratur, tidak mengganggu atau mengambil hak orang lain, disana kesopanan akan hadir. Sebaliknya saat manusia memilih mementingkan diri sendiri dan menolak diatur, maka kesopanan pun hilang.

Keteraturan dan kesopanan semakin lama semakin saja sulit ditemukan dalam bermasyarakat. Apakah memang sudah sesulit itu kita hidup teratur? Apakah kita sudah berubah menjadi orang-orang yang hanya mementingkan diri sendiri tanpa menghiraukan kepentingan atau kenyamanan orang lain? Sudah begitu egoisnya kah kita sebagai anak bangsa yang katanya menjunjung tinggi keramahan dan kesopanan? Sayangnya tabiat ini seperti virus ganas. Ketidakteraturan, ketidaksopanandan perilaku seenaknya semakin lama semakin menular kemana-mana menjangkiti banyak orang. Segalanya dihalalkan untuk kepentingan sendiri yang hanya sesaat, orang tidak lagi peduli terhadap apapun selain dirinya sendiri.

Mengenai masalah keteraturan, kita harus malu kepada belalang. Belalang? Ya. Agur bin Yake ribuan tahun yang lalu yang mengatakan hal itu. "Belalang yang tidak mempunyai raja, namun semuanya berbaris dengan teratur." (Amsal 30:27)

(bersambung)

No comments :

Search

Bagi Berkat?

Jika anda terbeban untuk turut memberkati pengunjung RHO, anda bisa mengirimkan renungan ataupun kesaksian yang tentunya berasal dari pengalaman anda sendiri, silahkan kirim email ke: rho_blog[at]yahoo[dot]com

Bahan yang dikirim akan diseleksi oleh tim RHO dan yang terpilih akan dimuat. Tuhan Yesus memberkati.

Renungan Archive

Jesus Followers

Stats

eXTReMe Tracker