Thursday, February 9, 2017

Terbiasa Melanggar Aturan (1)

webmaster | 11:00:00 PM |
Ayat bacaan: Mazmur 81:9
====================
"Dengarlah hai umat-Ku, Aku hendak memberi peringatan kepadamu; hai Israel, jika engkau mau mendengarkan Aku!"

Ada seorang teman yang suatu kali memajang foto yang menunjukkan kenakalannya. Ia difoto sedang enak merokok dengan kepulan asap tebal tepat disamping papan dilarang merokok berukuran lebih besar dari kepalanya. Teman saya ini tidak lagi muda, tapi memang dari dulu tengilnya minta ampun. Fotonya memang iseng dan nakal, tapi itu mewakili kecenderungan banyak sekali orang yang tertarik untuk melanggar aturan. Contoh lain, lihatlah foto ilustrasi di samping kiri. Ada orang berdiri tepat di samping papan larangan dilarang menginjak rumput. Seperti ada daya tarik sendiri buat orang untuk melakukan pelanggaran pada peraturan yang berlaku. Lihatlah orang yang memutar balik padahal ada papan larangan putar balik di atas kepalanya. Orang yang melanggar lampu merah, melawan arus (ini terutama motor yang selalu merasa ukurannya setipis benang sehingga bisa seenaknya di jalan), tetap masuk meski sudah dilarang masuk dan sebagainya.

Untuk hal-hal yang tidak terlalu berat mungkin relatif tidak menimbulkan kerugian besar, tapi kalau yang dilanggar adalah peraturan-peraturan yang serius, pelakunya bisa mendapatkan masalah besar. Narkotika dan obat-obat terlarang ancaman hukumannya bisa sampai hukuman mati, tapi tetap saja ada banyak orang yang masih tertarik melakukan hal ini. Sudah tahu tidak boleh mengemudi dalam keadaan mengantuk apalagi mabuk, masih saja dilakukan. Kalau sudah menabrak banyak orang sampai nyawa mereka hilang, bukankah menyesal pun sudah terlambat? Jangan merokok di SPBU, tapi ada saja satu dua yang bandel. Kalau nanti terjadi ledakan atau minimal kebakaran bagaimana? Ada banyak bahaya yang bisa timbul dari kebiasaan melanggar peraturan, baik bagi diri sendiri maupun orang lain. Terus terbiasa melanggar peraturan pada suatu kali akan mendatangkan konsekuensi yang sangat berat, yang bisa jadi terlalu berat untuk kita pikul.

Tuhan dengan jelas memberikan tuntunan hidup yang akan membawa kita kedalam kehidupan yang indah seperti yang diinginkanNya dan juga mengarah kepada keselamatan yang kekal. Tuhan memberikan batasan-batasan dan larangan-larangan, tapi sejauh mana kita mau mendengarnya? Yang sering terjadi justru sikap membangkang dari kita, mengira bahwa Tuhan tidak ingin kita menikmati sesuatu yang menyenangkan, terlalu mengekang atau bersikap otoriter. Padahal sadarkah kita bahwa itu pun sebenarnya demi kebaikan kita sendiri dan bukan untuk kepuasan Tuhan?

Sikap manusia seperti ini sebenarnya sudah merupakan masalah klasik yang turun temurun. Kita bisa melihat contoh nyata dalam Mazmur 81 yang mencatat bagaimana kesalnya Tuhan dalam menyikapi kebandelan bangsa Israel. Dengan tegas Tuhan sudah mengingatkan: "Dengarlah hai umat-Ku, Aku hendak memberi peringatan kepadamu; hai Israel, jika engkau mau mendengarkan Aku!" (Mazmur 81:9). Itu bentuk kepedulian Tuhan. Dia memberi peringatan bukan demi kepentinganNya melainkan demi kebaikan bangsa Israel sendiri.

Dengarkan Aku, dengarkan peringatanKu, kalau kalian mau! Itu kata Tuhan. Apa yang diingatkan Tuhan adalah agar bangsa Israel berhenti menyembah allah-allah asing. "Janganlah ada di antaramu allah lain, dan janganlah engkau menyembah kepada allah asing. Akulah TUHAN, Allahmu, yang menuntun engkau keluar dari tanah Mesir: bukalah mulutmu lebar-lebar, maka Aku akan membuatnya penuh." (ay 10-11). Meski Tuhan sudah mengingatkan dan memberi garis batas, menyatakan apa yang dilarang untuk kebaikan mereka sendiri, tetap saja keputusan mau taat atau tidak tergantung mereka.

Lantas bagaimana reaksi bangsa Israel? Kebebalan mereka membuat mereka menolak untuk patuh. Firman Tuhan selanjutnya mengatakan "Tetapi umat-Ku tidak mendengarkan suara-Ku, dan Israel tidak suka kepada-Ku." (ay 12). Perilaku mereka sangatlah keterlaluan. Bangsa Israel sudah merasakan sendiri bagaimana Tuhan menuntun mereka keluar dari tanah perbudakan untuk menuju tanah terjanji yang melimpah susu dan madunya, dan Tuhan pun telah melakukan begitu banyak mukjizat buat mereka sepanjang perjalanan. Tapi agaknya mereka meremehkan dan melupakan itu semua. Bukannya patuh tapi malah membandel dan mengatakan tidak suka kepada Allah seperti apa yang ditulis dalam ayat 12 tadi. Mereka menganggap Tuhan sebagai Pribadi yang egois, penuntut atau tidak suka melihat mereka senang.

Yang terjadi selanjutnya, Tuhan pun membiarkan mereka dengan pilihannya. "Sebab itu Aku membiarkan dia dalam kedegilan hatinya; biarlah mereka berjalan mengikuti rencananya sendiri!" (ay 13). Sejarah mencatat bahwa keputusan Israel itu kemudian membawa konsekuensi yang sangat buruk buat mereka. Perilaku bandel itu membuat mereka terpuruk. Dijajah musuh, hancur berantakan, jauh dari apa yang sebenarnya telah disediakan Tuhan bagi mereka.

(bersambung)


No comments :

Search

Bagi Berkat?

Jika anda terbeban untuk turut memberkati pengunjung RHO, anda bisa mengirimkan renungan ataupun kesaksian yang tentunya berasal dari pengalaman anda sendiri, silahkan kirim email ke: rho_blog[at]yahoo[dot]com

Bahan yang dikirim akan diseleksi oleh tim RHO dan yang terpilih akan dimuat. Tuhan Yesus memberkati.

Renungan Archive

Jesus Followers

Stats

eXTReMe Tracker