Ayat bacaan: 1 Timotius 5:3
===================
"Tetapi jikalau seorang janda mempunyai anak atau cucu, hendaknya mereka itu pertama-tama belajar berbakti kepada kaum keluarganya sendiri dan membalas budi orang tua dan nenek mereka, karena itulah yang berkenan kepada Allah."
Anak berbakti dan berbudi pada orang tua, siapa yang tidak mau? Beruntungnya orang tua yang punya anak seperti ini, karena faktanya di jaman sekarang anak-anak seperti itu semakin langka. Saya baru saja mengunjungi seorang pria lanjut usia yang sakit-sakitan yang tinggal di pinggir sungai. Rumahnya sudah banyak yang butuh renovasi, tapi ia tidak sanggup karena selain sakit, ia juga tidak punya uang. Untuk makan saja ia dibantu tetangga-tetangganya. Betapa kagetnya saya saat mendengar bahwa sebenarnya ia punya banyak anak yang semuanya sukses. Dan yang lebih mengagetkan lagi, semua anaknya ini hidup di kota yang sama dengannya. Sambil meneteskan air mata ia berkata: "kalaupun saya dahulu keras mendidik mereka, semua demi kebaikan mereka. Sekarang tidak ada satupun dari mereka yang peduli. Mampir saja tidak, sudah lama sekali." katanya. Kasihan sekali.
Saya tidak tahu kerasnya ia mendidik itu seperti apa, tapi saya pikir, kalau anak-anaknya masih hidup dan sukses, setidaknya mereka seharusnya peduli terhadap masa hidup ayahnya di usia senja seperti ini. Ia hidup sendiri, kalau ada apa-apa bagaimana? Saya merasa sangat sedih melihat nasibnya di penghujung usia. Jelas apa yang dialami bapak tua yang malang ini mewakili banyak lagi orang yang bernasib sama. Ada seorang ibu di rumah jompo yang juga ditinggalkan anak-anaknya, ia pernah berkata seperti ini: "Dulu saya sendiri sanggup membesarkan lima anak sampai berhasil. Sekarang, lima anak plus menantu dan cucu tidak satupun ada yang mau mengurus saya."
Tidak membalas budi kepada orang tua jelas melanggar Firman Tuhan. Salah satunya berbunyi sebagai berikut: "Tetapi jikalau seorang janda mempunyai anak atau cucu, hendaknya mereka itu pertama-tama belajar berbakti kepada kaum keluarganya sendiri dan membalas budi orang tua dan nenek mereka, karena itulah yang berkenan kepada Allah." (1 Timotius 5:3). Dengan jelas dikatakan bahwa anak cuculah yang seharusnya menjadi orang pertama yang wajib memperhatikan nasib mereka, bukan tetangga, bukan rumah jompo, bukan perawat, bukan orang lain. Setiap anak dan cucu hendaklah belajar berbakti dan belajar membalas budi orang tua dan nenek atau kakek mereka.
Disaat orang tua sudah tidak bisa lagi berbuat banyak karena usia mereka yang sudah lanjut, itulah saatnya bagi para anak dan cucu untuk berbakti membalas budi mereka yang dahulu mati-matian dalam membesarkan dengan penuh cucuran keringat dan air mata. Sangatlah menyedihkan melihat orang-orang yang merasa malu atau risih untuk sekedar bertemu dengan orang tua mereka, apalagi mengurus dan merawatnya. Bagi para orang tua yang malang ini, menjadi tua seolah seperti sebuah kutukan, sehingga tidaklah heran apabila semakin lama semakin banyak orang yang takut menghadapi masa tuanya.
Firman Tuhan mengatakan dengan jelas bahwa anak dan cucu yang mau berbakti dan ingat untuk membalas budilah yang berkenan bagiNya. Tuhan tidak suka orang-orang yang tidak tahu membalas budi, bersikap habis manis sepah dibuang apalagi kalau itu dilakukan terhadap orang tua mereka sendiri, atas alasan apapun.
Di mata Tuhan itu sangatlah penting, begitu penting sehingga Tuhan memasukkannya ke dalam satu dari 10 Perintah Allah yang turun lewat Musa. "Hormatilah ayahmu dan ibumu, seperti yang diperintahkan kepadamu oleh TUHAN, Allahmu, supaya lanjut umurmu dan baik keadaanmu di tanah yang diberikan TUHAN, Allahmu, kepadamu." (Ulangan 5:16). Hormati, itu bukan hanya mengacu pada hubungan disaat keduanya masih segar bugar, tetapi terlebih saat menghadapi orang tua yang sudah sakit-sakitan dan berbagai kelemahan lain karena usia lanjut.
Kita bisa menemukan sebuah keteladanan yang sangat baik lewat kisah Rut. Setelah suaminya meninggal, sebenarnya ia bisa saja untuk meninggalkan mertuanya, Naomi dan kembali kepada bangsanya sendiri. Bahkan Naomi pun sudah mengijinkannya untuk pulang kembali ke bangsanya.
(bersambung)
RenunganHarianOnline.com adalah Renungan Harian Kristen untuk waktu Saat Teduh
Home »Unlabelled » Anak Berbakti dan Berbudi (1)
Subscribe to:
Post Comments
(
Atom
)
Search
Berlangganan (Subscribe)
Menu
Kategori Artikel
Quick News
Hai! kami kembali lagi untuk memberkati para RHO-ers
Renungan Harian Online kini dapat diakses melalui domain berikut: www.RenunganHarianOnline.com
Renungan Harian Online kini dapat diakses melalui domain berikut: www.RenunganHarianOnline.com
Tentang RHO
Renungan di Blog ini dibuat oleh Tim Renungan Harian Online sendiri Copyrighted @ 2007-2022. Saudara boleh membagikan link
blog ini agar dapat menjadi berkat bagi teman-teman saudara, atau me-link-nya di situs/blog saudara:
atau dapat juga menggunakan banner dibawah ini:
Tuhan Memberkati!
Popular Posts
- Jebakan Hutang
- Mengusahakan Kesejahteraan Kota
- Kerjasama dalam Satu Kesatuan
- Kebersamaan Dalam Kasih Yang Menguatkan
- Perempuan Samaria di Sumur
- Hidup yang Berbahgia dan Berhasil
- Tahun Baru, Rahmat Baru, Harapan Baru
- Bersiap Menjelang Natal
- Bangkit dan Menjadi Terang
- Manusia Berencana Tuhan Menentukan
Pendistribusian
RHO hanya memberikan ijin untuk mendistribusikan pada media online (blog, milist, dll) tanpa menghilangkan link source, jika didistribusikan pada media offline, seperti warta jemaat, harus mencantumkan link source-nya. Kami tidak mengijinkan pendistribusian yg bersifat komersil.
No comments :
Post a Comment