Monday, February 20, 2017

Jangan Lupakan Sang Pencipta Agung (1)

webmaster | 11:00:00 PM |
Ayat bacaan: Roma 1:20
====================
"Sebab apa yang tidak nampak dari pada-Nya, yaitu kekuatan-Nya yang kekal dan keilahian-Nya, dapat nampak kepada pikiran dari karya-Nya sejak dunia diciptakan, sehingga mereka tidak dapat berdalih."

Menyanyi merupakan sebuah anugerah yang sangat indah dari Tuhan. Seiring dengan itu, lagu pun sudah ada berabad-abad lamanya. Kita hari ini masih mengenal beberapa lagu yang usianya sudah di atas 100, 200 tahun bahkan lebih. Lagu-lagu klasik karya komposer sekelas Beethoven, Mozart dan sebagainya, itu masih kerap dimainkan orang. Beberapa lagu yang pakai lirik pun ada yang usianya sudah sangat tua. Orang mengenal dan menyukai lagunya, hafal lirik dan bisa menyanyikan tetapi hanya sedikit yang peduli untuk tahu siapa pengarangnya. Padahal tanpa ada yang mengarang, lagu-lagu itu tidak akan pernah ada. Saya pernah mendengar seorang penyanyi berkata: "Apa sih gunanya tahu siapa yang menulis lagu, atau siapa penyanyinya? Yang penting tahu lagunya, bisa menyanyikan, dan menghasilkan dari sana." Seperti itulah kecenderungan banyak orang. Berapa banyak orang yang tahu siapa sosok dibelakang lagu-lagu yang kita sukai, atau pencipta/penemu berbagai alat-alat penting? Kita menikmati karya-karya indah atau yang memberi manfaat bagi kita tapi merasa tidak perlu menghargai penciptanya. Padahal tanpa mereka apa yang kita nikmati itu tidak akan pernah ada.

Kecenderungan yang sama pun dilakukan banyak orang kepada Sang Pencipta segalanya. Dengan banyak alasan kita seringkali melupakan Tuhan. Tidak sedikit pula orang yang tidak percaya atau meragukan keberadaan Tuhan. Padahal kita hidup dengan menikmati semua yang Dia ciptakan. Bukankah semua yang ada di dunia ini merupakan hasil karyaNya? Banyak orang yang mencoba mencari bukti secara ilmiah untuk meniadakan keberadaan dan kebesaran Tuhan. Tapi mungkinkah semua ini ada tanpa ada yang menciptakan? Dan kita menikmatinya. Kalau kita mengalami, mempergunakan, menikmati dan hidup dengan semua itu, mengapa kita malah melupakan Penciptanya? Padahal atas segala yang Dia berikan pada kita, sudah sepantasnya kita bersyukur, memuji dan memuliakanNya dalam semua yang kita nikmati.

Kalau banyak orang yang bersikap melupakan atau mengabaikan Sang Pencipta, tidaklah demikian dengan Daud. Lihatlah bagaimana Daud ingat untuk memuji keagungan Tuhan pencipta langit dan bumi beserta segala isinya dalam Mazmur 104. Ia memuji dengan syair yang begitu indah. Mazmur 104 ini berjudul "Kebesaran Tuhan dalam segala ciptaanNya", menunjukkan bahwa Daud merasakan kebesaran Tuhan dalam segala ciptaan Tuhan yang ada disekitarnya setiap saat dimana isinya ia tulis secara puitis. Misalnya seperti ini: "Engkau yang melepas mata-mata air ke dalam lembah-lembah, mengalir di antara gunung-gunung, memberi minum segala binatang di padang, memuaskan haus keledai-keledai hutan; di dekatnya diam burung-burung di udara, bersiul dari antara daun-daunan. Engkau yang memberi minum gunung-gunung dari kamar-kamar loteng-Mu, bumi kenyang dari buah pekerjaan-Mu. Engkau yang menumbuhkan rumput bagi hewan dan tumbuh-tumbuhan untuk diusahakan manusia, yang mengeluarkan makanan dari dalam tanah dan anggur yang menyukakan hati manusia, yang membuat muka berseri karena minyak, dan makanan yang menyegarkan hati manusia." (Mazmur 104:10-15).

Benar, semua itu indah adanya. Tapi tidak satupun bisa melebihi ciptaanNya yang paling istimewa, yaitu manusia yang diciptakan sesuai dengan gambar dan rupaNya sendiri. Perhatikanlah. Tidak ada satupun manusia yang persis sama, baik rupa, warna, bentuk, sifat dan sebagainya. Ada istilah doppleganger yang berarti dua orang yang sangat-sangat mirip satu sama lain, tapi itupun tidak akan pernah seratus persen persis sama. Itu pekerjaan yang sungguh luar biasa yang tidak akan bisa dilakukan oleh siapapun selain Allah. Bukankah sangat disayangkan apabila ciptaanNya yang teristimewa ini justru cenderung melupakan dan kerap mengecewakanNya?

Sepanjang tulisannya dalam Mazmur, Daud begitu banyak menaikkan puji-pujian bagi Tuhan. Dia begitu menyadari bahwa kebesaran Tuhan itu terlihat nyata dan jelas melalui segala hasil ciptaanNya. Salah satunya berbunyi "Haleluya! Pujilah TUHAN, hai jiwaku! Aku hendak memuliakan TUHAN selama aku hidup, dan bermazmur bagi Allahku selagi aku ada." (Mazmur 146:1-2). Pujian lainnya ia nyatakan seperti ini: "Bersyukurlah kepada TUHAN, panggillah nama-Nya, perkenalkanlah perbuatan-Nya di antara bangsa-bangsa! Bernyanyilah bagi-Nya, bermazmurlah bagi-Nya, percakapkanlah segala perbuatan-Nya yang ajaib!" (1 Tawarikh 16:8-9).

Pertanyaannya, apakah kita menyadari kebesaran Tuhan melalui karya-karyaNya seperti Daud? Sudahkah kita merenung dan memuji Tuhan ketika kita melihat alam yang begitu indah, yang meski sudah semakin berkurang tapi masih bisa kita nikmati hari ini? Ketika melihat matahari bersinar indah ditengah sekumpulan awan putih, melihat indahnya bintang gemerlapan di tengah malam, bunga-bunga warna-warni bermekaran, burung-burung berkicau riang dengan merdunya, bahkan udara yang kita hirup yang disediakan gratis untuk kita. Bayangkan bagaimana hidup tanpa itu semua. Sudahkah kita bersyukur dan memuliakan namaNya?

(bersambung)

No comments :

Search

Bagi Berkat?

Jika anda terbeban untuk turut memberkati pengunjung RHO, anda bisa mengirimkan renungan ataupun kesaksian yang tentunya berasal dari pengalaman anda sendiri, silahkan kirim email ke: rho_blog[at]yahoo[dot]com

Bahan yang dikirim akan diseleksi oleh tim RHO dan yang terpilih akan dimuat. Tuhan Yesus memberkati.

Renungan Archive

Jesus Followers

Stats

eXTReMe Tracker