Thursday, February 2, 2017

Meneladani Paulus tentang Hamba Tuhan (3)

webmaster | 11:00:00 PM |
(sambungan)

Bukankah segala sesuatu yang kita miliki semuanya berasal dari Tuhan? Tanpa Tuhan kita bukan apa-apa/siapa-siapa dan tidak ada apa-apanya. Karena itulah sudah sepantasnya kita memuliakan Tuhan lewat segala talenta atau kemampuan yang telah diberikan kepada kita bukan untuk memegahkan diri sendiri atau motivasi-motivasi lainnya baik yang terselubung apalagi yang terang-terangan.

Lewat sikap Paulus kita bisa melihat bagaimana sikap kita yang seharusnya dalam melayani Tuhan. Jangan sampai kita mencuri hak Tuhan dengan memanfaatkan kesempatan dalam pelayanan untuk memperkaya diri sendiri atau demi popularitas kita. Jangan pula kita lupa untuk memuliakan Tuhan dengan terus bersikap asal-asalan, malas atau tidak serius dalam melakukannya, berhitung untung rugi dan sebagainya. Motivasi Paulus dalam melayani adalah murni, dan ini adalah keteladanan yang sangat baik untuk kita teladani. Tidak peduli sehebat apapun kemampuan kita, semua itu tidak ada gunanya tanpa Tuhan. Dari Paulus kita bisa belajar bahwa kemurnian dan ketulusan merupakan kunci yang sangat penting dalam mengabdi kepada Tuhan.

Seperti apa hamba Tuhan seharusnya? Kalau dibahas lengkap bisa panjang sekali. Tapi mari kita ambil beberapa ayat yang menyatakan hal itu. "Tetapi Engkau hai manusia Allah, jauhilah semuanya itu, kejarlah keadilan, ibadah, kesetiaan, kasih, kesabaran dan kelemah-lembutan. Bertandinglah dalam pertandingan iman yang benar dan rebutlah hidup kekal. Untuk itulah engkau telah dipanggil dan telah engkau ikrarkan, ikrar yang benar di depan banyak saksi." (1 Timotius 6:11-12).

Lalu lihat pesan Paulus kepada anak rohaninya Timotius: "sedangkan seorang hamba Tuhan tidak boleh bertengkar, tetapi harus ramah terhadap semua orang. Ia harus cakap mengajar, sabar dan dengan lemah lembut dapat menuntun orang yang suka melawan, sebab mungkin Tuhan memberikan kesempatan kepada mereka untuk bertobat dan memimpin mereka sehingga mereka mengenal kebenaran, dan dengan demikian mereka menjadi sadar kembali, karena terlepas dari jerat Iblis yang telah mengikat mereka pada kehendaknya." (2 Timotius 2:24-26). Dari kedua ayat ini saja kita bisa melihat bagaimana kira-kira gambaran hamba Tuhan yang benar.

Ada banyak yang melayani, tapi hanya sedikit yang motivasinya benar. Banyak yang memang sepertinya melayani, tetapi bukan didasarkan untuk menyenangkan hati Tuhan melainkan untuk kepentingan-kepentingan pribadi. Itu bisa terlihat dari gaya, pola, cara dan sikap hidupnya. Mereka akan mudah bersikap negatif, tidak lagi ramah dan penuh kasih, kasar, sinis, suka menghasut, curiga, atau sikap lainnya seperti malas, sering tidak tepat waktu dan lain sebagainya.

Adalah sangat baik apabila kita bersedia untuk meluangkan sebagian dari waktu kita untuk terlibat langsung dalam pelayanan lewat bidang apa saja sesuai panggilan kita masing-masing, tapi adalah penting pula untuk memperhatikan baik-baik motivasi yang benar dalam melayani.

Mari kita periksa diri kita, apa yang menjadi dasar atau motivasi kita dalam melayani. Apakah semata-mata untuk memuliakan Tuhan atau kita masih punya banyak agenda yang mengarah kepada keuntungan diri sendiri. Arahkanlah fokus dalam melayani ke arah yang benar, dan belajarlah dari keteladanan Paulus agar kita semua bisa menjadi hamba Tuhan dengan motivasi yang benar.

"Servant leadership is not about 'I' - nor it is about 'we' - it is about 'them'"

Follow us on twitter: http://twitter.com/dailyrho

No comments :

Search

Bagi Berkat?

Jika anda terbeban untuk turut memberkati pengunjung RHO, anda bisa mengirimkan renungan ataupun kesaksian yang tentunya berasal dari pengalaman anda sendiri, silahkan kirim email ke: rho_blog[at]yahoo[dot]com

Bahan yang dikirim akan diseleksi oleh tim RHO dan yang terpilih akan dimuat. Tuhan Yesus memberkati.

Renungan Archive

Jesus Followers

Stats

eXTReMe Tracker