(sambungan)
Tetapi Rut adalah seorang menantu yang setia. "Tetapi kata Rut: "Janganlah desak aku meninggalkan engkau dan pulang dengan tidak mengikuti engkau; sebab ke mana engkau pergi, ke situ jugalah aku pergi, dan di mana engkau bermalam, di situ jugalah aku bermalam: bangsamulah bangsaku dan Allahmulah Allahku." (Rut 1:16).
Rut memilih ikut mertuanya untuk kembali masuk ke negeri dimana ia bisa menghadapi banyak masalah karena disana bangsanya tidak dipandang sama sekali.
Benar saja, sebagai seorang janda dan mertua perempuan, hidup Rut pun awalnya sangat sulit di negeri orang. Ia harus melakukan pekerjaan yang sangat rendah sebagai pemungut jelai. Pekerjaan sebagai pemungut jelai dilakukan dengan membuntuti orang-orang yang menyabit gandum dan memunguti sisa-sisa serpihan dari hasil sabitan mereka. Rut rela melakukannya demi menyambung hidup, bukan saja buat dirinya sendiri tetapi juga buat Naomi. Sikap ini menunjukkan baktinya kepada mertuanya. "Maka ia memungut di ladang sampai petang; lalu ia mengirik yang dipungutnya itu, dan ada kira-kira seefa jelai banyaknya.Diangkatnyalah itu, lalu masuklah ia ke kota. Ketika mertuanya melihat apa yang dipungutnya itu, dan ketika dikeluarkannya dan diberikannya kepada mertuanya sisa yang ada setelah kenyang itu." (2:17-18).
Satu efa itu kalau pakai standar ukuran sekarang beratnya kira-kira 10 kg. Itu hasil jerih payahnya bekerja seharian, dan itu dibawanya kepada Naomi. Begitulah besarnya bakti yang ditunjukkan Rut, sehingga tidaklah heran apabila Tuhan berkenan kepadanya. Saya selalu kagum terhadap kisah hidup Rut yang luar biasa. Dan itu semua bermula dari komitmennya untuk berbakti kepada mertuanya meski suaminya sudah tiada.
Ayah, ibu, nenek, kakek maupun mertua, mereka semua adalah orang tua kita yang harusnya kita kasihi dan peduli. Mereka dahulu berjuang dengan segala daya upaya untuk membesarkan dan menyekolahkan kita, membuat kita bisa seperti siapa kita hari ini. Jika kita sudah bekerja mapan saat ini, sudah sukses dan maju, semua itu tidaklah terlepas dari usaha orang tua kita juga.
Sudahkah kita membalas budi mereka dan mengucapkan terimakasih kepada mereka? Sudahkah kita membalas budi dengan memberikan kebahagiaan di usia senja mereka? Jangan tunda lagi. Nyatakanlah bahwa anda mengasihi mereka dan usahakanlah agar mereka bisa menikmati sisa hidup yang bahagia bersama anak cucunya.
Dulu kita masih belum bisa apa-apa dan orang tua kitalah yang berjuang untuk masa depan kita. Sekarang saatnya bagi kita untuk membalas jasa mereka dan membuat mereka bersyukur, bangga dan berbahagia di hari tua mereka karena memiliki anak cucu dan keluarga yang mengasihi mereka. Selain itu akan membuat mereka bahagia di penghujung hidup mereka, sikap ini pun berkenan di hadapan Tuhan.
Jadilah anak-anak yang berbakti dan tahu membalas budi orangtua bukan durhaka
Follow us on twitter: http://twitter.com/dailyrho
RenunganHarianOnline.com adalah Renungan Harian Kristen untuk waktu Saat Teduh
Home »Unlabelled » Anak Berbakti dan Berbudi (2)
Subscribe to:
Post Comments
(
Atom
)
Search
Berlangganan (Subscribe)
Menu
Kategori Artikel
Quick News
Hai! kami kembali lagi untuk memberkati para RHO-ers
Renungan Harian Online kini dapat diakses melalui domain berikut: www.RenunganHarianOnline.com
Renungan Harian Online kini dapat diakses melalui domain berikut: www.RenunganHarianOnline.com
Tentang RHO
Renungan di Blog ini dibuat oleh Tim Renungan Harian Online sendiri Copyrighted @ 2007-2022. Saudara boleh membagikan link
blog ini agar dapat menjadi berkat bagi teman-teman saudara, atau me-link-nya di situs/blog saudara:
atau dapat juga menggunakan banner dibawah ini:
Tuhan Memberkati!
Popular Posts
- Jebakan Hutang
- Mengusahakan Kesejahteraan Kota
- Kerjasama dalam Satu Kesatuan
- Kebersamaan Dalam Kasih Yang Menguatkan
- Perempuan Samaria di Sumur
- Hidup yang Berbahgia dan Berhasil
- Tahun Baru, Rahmat Baru, Harapan Baru
- Bersiap Menjelang Natal
- Bangkit dan Menjadi Terang
- Manusia Berencana Tuhan Menentukan
Pendistribusian
RHO hanya memberikan ijin untuk mendistribusikan pada media online (blog, milist, dll) tanpa menghilangkan link source, jika didistribusikan pada media offline, seperti warta jemaat, harus mencantumkan link source-nya. Kami tidak mengijinkan pendistribusian yg bersifat komersil.
No comments :
Post a Comment