Ayat bacaan: Mazmur 106:1
=========================
"Haleluya! Bersyukurlah kepada TUHAN, sebab Ia baik! Bahwasanya untuk selama-lamanya kasih setia-Nya."
Malam ini saya iseng memutar random lagu-lagu lama dan mendengar sebuah lagu lawas yang terkenal berjudul "Mawar Berduri". Tidak seperti bunga anggrek dan bunga-bunga indah lainnya, mawar memiliki duri-duri yang tajam pada tangkainya. Sebuah pertanyaan muncul di benak saya: kenapa bunga secantik mawar harus berduri? Kita mungkin mengeluh karena mawar memiliki duri, tapi saya kira kita seharusnya bersyukur karena duri memiliki mawar. Orang yang tertusuk duri mungkin menyesalkan kenapa bunga mawar yang begitu indah harus berduri, tapi jika duri bisa bicara, mungkin duri akan bersyukur bahwa ia memiliki mawar.
Kita bisa memandang dari banyak sisi akan benda yang sama, baik dengan keluhan ataupun bersyukur. It depends on how we look at it, most of the times it's in the state of mind. Dalam hal buruk tidaklah berarti semuanya buruk. Pasti ada hal baik dibalik situasi buruk yang kita alami. Ajakan untuk bersyukur pun sebenarnya bukan hal baru. Kita sudah sering berhadapan dengan ajakan ini baik lewat tulisan, kotbah dan sebagainya. Namun pola pikir untuk selalu bersyukur ini memang bukanlah semudah membalik telapak tangan, apalagi jika kita sedang berada dalam tekanan. Yang lebih ironis lagi, banyak orang berusaha mencari Tuhan ketika mereka tengah membutuhkan bantuan, namun lupa bersyukur saat mereka diberkati. Banyak orang memandang mukjizat dari Tuhan hanyalah datang dari hal-hal ajaib yang "bombastis" seperti orang sakit parah disembuhkan, orang lumpuh berjalan,orang buta melihat, bahkan orang mati dibangkitkan. Padahal, ketika kita masih memiliki kesehatan dan kemampuan untuk berjuang di tengah kesulitan, itu pun merupakan mukjizat dan berkat yang berasal dari Tuhan. Kalau kita masih berdiri hari ini, masih punya kesempatan untuk melakukan sesuatu, masih diberi nalar dan pikiran untuk menghasilkan buah-buah pikir yang produktif, masih bisa tidur dan sebagainya, bukankah untuk semua ini pun kita seharusnya mengucap syukur?
Begitu sulitnya untuk mengucap syukur pada saat sulit, sehingga ada orang yang berusaha mengucapkan syukur namun terbatas hanya pada kata-kata saja, tidak didasarkan dari hati. Bahkan kebanyakan orang sulit mengucap syukur tapi mudah mengeluh. Karena itu alkitab pun mencatat banyak nasihat untuk mengucap syukur dalam segala hal. Salah satunya yang saya jadikan ayat bacaan hari ini, sebuah kalimat yang rasanya sudah tidak asing lagi bagi kita. "Haleluya! Bersyukurlah kepada TUHAN, sebab Ia baik! Bahwasanya untuk selama-lamanya kasih setia-Nya." (Mazmur 106:1). Kalimat ini dituliskan berkali-kali dalam kitab Mazmur, bahkan tampil juga dalam kitab Tawarikh dan Yeremia. Saya yakin Tuhan menyadari benar sulitnya berada dalam sebuah situasi berat sehingga Dia merasa perlu mengingatkan kita berkali-kali bahwa kasih setiaNya bagi kita berlaku untuk selama-lamanya. Bukankah itu pun patut kita syukuri?
Jika kita membaca Alkitab, ada banyak tokoh disana yang tetap mampu memandang lewat iman ketika masalah menghadang mereka. Lihatlah Ayub yang memuji Tuhan meski mengalami penderitaan (Ayub 1:20-22). Selanjutnya Daud, yang pada suatu ketika dikejar, hendak dibunuh oleh Saul dan terjebak di dalam gua. Apa yang dilakukan Daud? Dia malah memuji Tuhan dan bermazmur! (Mazmur 57:1-12). Lalu apa yang terjadi ketika Paulus dan Silas tengah dipasung dalam penjara? Mereka bukannya menyesali nasib tapi malah berdoa dan menyanyikan puji-pujian pada Allah dengan lantang, hingga semua orang dipenjara itu mendengarkan. Apa yang terjadi selanjutnya? Terjadilah gempa sehingga semua pintu dan belenggu terbuka membebaskan mereka. Bukan itu saja, namun terjadi pertobatan pada diri kepala penjara dan keluarganya. (Kisah Para Rasul 16:19-40). Lihatlah bukti kasih setia Tuhan, Dia tetap menyertai dalam segala hal. Tidak ada yang harus kita takutkan. Yang harus kita lakukan adalah tetap mengucap syukur dan memuji Tuhan. Percayalah bahwa Dia ada melihat semuanya dan selalu siap untuk membawa kita keluar dari situasi yang paling sulit sekalipun.
Apa yang diberikan Tuhan pada kita sebenarnya adalah baik, meski ketika pada saat ini terlihat sepertinya jauh dari itu. Dia adalah Allah yang tidak pernah berubah. "Setiap pemberian yang baik dan setiap anugerah yang sempurna, datangnya dari atas, diturunkan dari Bapa segala terang; pada-Nya tidak ada perubahan atau bayangan karena pertukaran." (Yakobus 1:17) Karena itulah, dalam kondisi sulit sekalipun kita pantas mengucap syukur. Paulus pun menyadari berbagai pengalaman dari tokoh-tokoh alkitab di masa lalu, ia pun berulang kali menyatakan bahwa dirinya dipenuhi ucapan syukur meski dalam penderitaan berat. "Aku mengucap syukur kepada Allah, yang kulayani dengan hati nurani yang murni seperti yang dilakukan nenek moyangku. " (2 Timotius 1:3). Dunia boleh gonjang ganjing, namun kita harus tetap tegar dan percaya pada Tuhan lewat berbagai pujian, penyembahan dan ucapan syukur kita. Dia ingin kita tampil sebagai terang, seperti lentera di tengah kegelapan, sebuah posisi yang tidak akan mampu kita jalani jika kita sendiri goyah imannya.
Jika anda percaya bahwa Tuhan setia mengasihi anda, dan tidak ada satupun dari janjiNya yang Dia ingkari, mengucap syukurlah sekarang juga. Tuhan mengasihi anda lebih dari apapun. Bahkan setiap helai rambut di kepala kita pun dihitungNya. (Matius 10:30). Dia telah melukiskan kita dalam telapak tanganNya dan kita selalu ada di ruang mataNya. (Yesaya 49:16). Saya membiasakan diri untuk belajar mengucap syukur setiap hari apapun kondisinya, dan saya merasakan hidup yang jauh lebih ringan, tenang dan gembira. Pandanglah setangkai mawar dengan pola pandangan baru. Jangan bersungut-sungut melihat duri, tapi bersyukurlah bahwa duri yang tajam itu memiliki mawar yang sungguh indah.
Mengucap syukurlah dalam segala hal, sebab itulah yang dikehendaki Allah di dalam Kristus Yesus bagi kamu. (1 Tesalonika 5:18)
Follow us on twitter: http://twitter.com/dailyrho
RenunganHarianOnline.com adalah Renungan Harian Kristen untuk waktu Saat Teduh
Home » Renungan Harian » Mawar Berduri
Friday, February 26, 2016
Subscribe to:
Post Comments
(
Atom
)
Search
Berlangganan (Subscribe)
Menu
Kategori Artikel
Quick News
Hai! kami kembali lagi untuk memberkati para RHO-ers
Renungan Harian Online kini dapat diakses melalui domain berikut: www.RenunganHarianOnline.com
Renungan Harian Online kini dapat diakses melalui domain berikut: www.RenunganHarianOnline.com
Tentang RHO
Renungan di Blog ini dibuat oleh Tim Renungan Harian Online sendiri Copyrighted @ 2007-2022. Saudara boleh membagikan link
blog ini agar dapat menjadi berkat bagi teman-teman saudara, atau me-link-nya di situs/blog saudara:
atau dapat juga menggunakan banner dibawah ini:
Tuhan Memberkati!
Popular Posts
- Jebakan Hutang
- Mengusahakan Kesejahteraan Kota
- Kerjasama dalam Satu Kesatuan
- Kebersamaan Dalam Kasih Yang Menguatkan
- Hidup yang Berbahgia dan Berhasil
- Perempuan Samaria di Sumur
- Tahun Baru, Rahmat Baru, Harapan Baru
- Bersiap Menjelang Natal
- Bangkit dan Menjadi Terang
- Manusia Berencana Tuhan Menentukan
Pendistribusian
RHO hanya memberikan ijin untuk mendistribusikan pada media online (blog, milist, dll) tanpa menghilangkan link source, jika didistribusikan pada media offline, seperti warta jemaat, harus mencantumkan link source-nya. Kami tidak mengijinkan pendistribusian yg bersifat komersil.
No comments :
Post a Comment