Friday, February 19, 2016

Gemerincing Tak Bermakna (1)

Ayat bacaan: 1 Korintus 13:1
========================
"Sekalipun aku dapat berkata-kata dengan semua bahasa manusia dan bahasa malaikat, tetapi jika aku tidak mempunyai kasih, aku sama dengan gong yang berkumandang dan canang yang gemerincing."

Suatu kali sebelum konser musik dimulai, anak dari pemain drum mendekati ayahnya yang sedang men-setting instrumennya. Si anak sepertinya sering melihat ayahnya berlatih di rumah, dia langsung mengambil stick dan memukul drum. Ayahnya dan orang-orang yang ada disana pun tertawa melihat gaya lucu si anak. Ia masih balita, ia belum tahu bagaimana bermain drum dan menghasilkan beat dari setiap ketukan pada bagian-bagian drum tersebut. Drum tersebut ditangan ahli seperti sang ayah tentu bisa menghasilkan bunyi yang melengkapi kesempurnaan sebuah komposisi atau lagu, sedangkan saat dipukul asal-asalan tanpa pola tentu yang muncul hanyalah bunyi yang tanpa makna, yang mungkin saja akan mengganggu telinga kita.

Saya ingin membahas lebih jauh topik dalam renungan terdahulu yaitu tentang kasih. Jika kemarin saya sudah menggambarkan betapa besarnya kasih Allah pada kita dan bagaimana kasih bisa berperan besar dalam kehidupan ini, hari ini kita akan melihat lebih lanjut kasih seperti apa yang sebenarnya mampu membuat perbedaan itu. Paulus menjabarkan itu semua secara lengkap dan jelas dalam 1 Korintus 13. Mari kita lihat seperti apa kasih yang sebenarnya.

"Sekalipun aku dapat berkata-kata dengan semua bahasa manusia dan bahasa malaikat, tetapi jika aku tidak mempunyai kasih, aku sama dengan gong yang berkumandang dan canang yang gemerincing." (1 Korintus 13:1).

Paulus mengatakan, meski dia bisa berkata-kata dengan berbagai bahasa yang ada di dunia ini bahkan bahasa malaikat sekalipun, tapi jika ia tidak memiliki kasih terhadap orang lain, maka ia tidak lebih dari bunyi gong dan canang tanpa makna, yang hanya berbunyi tapi tidak punya arti apa-apa. Lalu kita lihat ayat berikutnya.

"Sekalipun aku mempunyai karunia untuk bernubuat dan aku mengetahui segala rahasia dan memiliki seluruh pengetahuan; dan sekalipun aku memiliki iman yang sempurna untuk memindahkan gunung, tetapi jika aku tidak mempunyai kasih, aku sama sekali tidak berguna." (ay 2).

Kita tahu bahwa Paulus adalah seseorang dengan begitu banyak karunia. Dia memiliki karunia bernubuat, dia punya pengetahuan yang sangat dalam mengenai rahasia surgawi dan kita tahu bahwa Paulus adalah sosok yang memiliki iman yang kuat. Dalam ayat 2 di atas ia menyebutkan iman seperti yang digambarkan Yesus, dimana iman yang sebesar biji sesawi saja akan mampu memindahkan gunung untuk tercampak kelaut seperti yang bisa kita baca dalam Matius 21:21 dan Markus 11:23. Tidakkah semua itu luar biasa? Lalu, mungkinkah orang yang memiliki karunia selengkap itu dikatakan tidak berguna? Tapi Paulus menekankan, bahwa sehebat apapun orang itu, sebesar apapun kemampuan rohani seseorang, mereka tetap saja tidak ada gunanya jika tidak mempunyai kasih.

Selanjutnya Paulus berkata: "Dan sekalipun aku membagi-bagikan segala sesuatu yang ada padaku, bahkan menyerahkan tubuhku untuk dibakar, tetapi jika aku tidak mempunyai kasih, sedikitpun tidak ada faedahnya bagiku." (ay 3). Suka menyumbang, beramal? Banyak menyumbang untuk gereja? Atau bahkan merelakan diri untuk dibakar karena agama yang anda anut? Rela mati dibom demi kepercayaan? Paulus mengatakan bahwa semua itu tidaklah ada manfaatnya sama sekali jika tidak ada kasih.

(bersambung)

No comments:

Dua Ibu Janda dan Kemurahan Hatinya (8)

 (sambungan) Dua janda yang saya angkat menjadi contoh hari ini hendaknya mampu memberikan keteladanan nyata dalam hal memberi. Adakah yang ...