Saturday, February 13, 2016

Dinas Luar

Ayat bacaan: Markus 6:7-8
===================
"Ia memanggil kedua belas murid itu dan mengutus mereka berdua-dua. Ia memberi mereka kuasa atas roh-roh jahat,dan berpesan kepada mereka supaya jangan membawa apa-apa dalam perjalanan mereka, kecuali tongkat, rotipun jangan, bekalpun jangan, uang dalam ikat pinggangpun jangan"

Tetangga saya baru saja pulang dari dinas luar kotanya ke sebuah tempat yang sebelumnya belum pernah ia kunjungi. Ia bercerita banyak tentang kota itu, dan yang membuatnya senang, ia tidak mengeluarkan biaya apapun selama disana. "Semua ditanggung kantor", katanya sambil tersenyum. Hotel, makan, transportasi dibiayai oleh tempatnya bekerja berhubung ia pergi kesana dalam rangka menjalankan tugas, plus uang saku selama perjalanan. Saat menjalankan tugas mewakili sebuah instansi, lembaga atau negara sebuah kebanggaan, fasilitas selama perjalanan ditanggung oleh instansi dimana seseorang itu bekerja. Itu tentu hal yang wajar. Itu juga hal yang membanggakan bagi sebagian orang, karena biasanya tidak semua bisa mendapat kesempatan itu. Ya, itu biasa. Tapi pada saat Yesus mengutus kedua belas muridNya untuk melakukan tugas seperti yang ia sudah jalani Dia melakukannya cukup unik. Kisah inilah yang ingin saya ambil sebagai ayat bacaan hari ini.

"Ia memanggil kedua belas murid itu dan mengutus mereka berdua-dua. Ia memberi mereka kuasa atas roh-roh jahat,dan berpesan kepada mereka supaya jangan membawa apa-apa dalam perjalanan mereka, kecuali tongkat, rotipun jangan, bekalpun jangan, uang dalam ikat pinggangpun jangan" (Markus 6:7-8). Apa yang dilakukan Yesus terlihat sangat aneh. Dia mengutus murid-muridNya berdua-dua alias berpasangan, dan melarang mereka membawa apapun, termasuk bekal dan uang. Coba anda bayangkan seandainya anda mendapat tugas mewakili sebuah tempat anda bekerja, anda tentu akan menolak kalau tidak dibekali lebih dari cukup. Tugas dari Yesus kepada murid-muridNya ini merupakan bentuk utusan Tuhan, untuk sebuah tugas Kerjaan Allah. Kalau dipikir-pikir, untuk tugas biasa dari atasan yang orang biasa juga kita bisa jadi protes kalau ditugasi tanpa dibekali apa-apa. Tampil rapi, kalau bisa dengan stelan jas mewah dan berpenampilan ekstra keren pun sering menjadi keharusan. Bagaimana dengan sebuah tugas dari Tuhan? Lupakan soal penampilan yang keren. Tuhan Yesus malah melarang utusan-Nya membawa bekal.

Sepintas ayat ini mungkin terkesan aneh kalau dipikir dengan menggunakan logika. Tapi kalau kita cermati baik-baik, sesungguhnya ada tiga hal penting yang ingin diajarkan Yesus lewat hal ini.

1. Yesus mendidik para muridNya untuk percaya sepenuhnya pada Dia. Tidak bergantung pada harta, materi dan atribut-atribut duniawi lainnya, tapi berharap penuh pada apa yang disediakan Allah buat mereka.
2. segala kemewahan mudah untuk membuat orang berubah menjadi sombong, tapi sebagai murid Yesus, kita harus selalu berpegang pada kasih setia Allah dan itu akan menjaga kita terhindar dari kesombongan.
3. Yesus tahu bahwa sebagai manusia, para murid-muridNya, termasuk kita, bisa setiap saat menjadi lemah, terkadang bisa hilang motivasi, lelah dan sebagainya, maka Dia mengutus berpasang-pasangan, bukan sendirian, agar bisa saling membantu dan menguatkan.

Khusus untuk poin ketiga ini, kita bisa melihat bahwa Yesus menunjukkan hakekat manusia seperti yang ada di benak Allah saat menciptakan. Manusia sejatinya tidak diciptakan untuk menjadi mahluk individual yang hidup sendiri melainkan sebagai mahluk sosial. Kita tidak akan bisa berbuat banyak kalau hanya melakukan apa-apa sendirian saja. Talenta yang berbeda-beda telah diberikan Tuhan kepada masing-masing pribadi, yang kalau disatukan akan mampu menghasilkan  pekerjaan-pekerjaan besar. Tuhan Yesus menunjukkan bahwa dengan berdua itu jauh lebih baik dari sendirian. Itu sejalan dengan ayat berikut: "Berdua lebih baik dari pada seorang diri, karena mereka menerima upah yang baik dalam jerih payah mereka. Karena kalau mereka jatuh, yang seorang mengangkat temannya, tetapi wai orang yang jatuh, yang tidak mempunyai orang lain untuk mengangkatnya!" (Pengkotbah 4:9-10). Selain itu Yesus sendiri sudah berkata: "di mana dua atau tiga orang berkumpul dalam Nama-Ku, di situ Aku ada di tengah-tengah mereka."(Matius 18:20). Jadi saat mereka melaksanakan tugas, mereka pun disertai Yesus langsung. Oleh karena itu menjalani hidup sesuai hakekat sebagai mahluk sosial sangatlah penting untuk diperhatikan.

Tugas mewartakan kasih Tuhan Yesus, mewartakan siapa pribadi Yesus kepada saudara-saudara kita bukanlah tugas yang ringan, tapi bukan pula tugas yang tidak mungkin dilakukan. Jika kita mengalami kasih Yesus dan bersungguh-sungguh dalam komitmen mengabarkan Injil, kitapun akan mendapat kekuatan dari Allah. Dan ingatlah agar maksimal, akan sangat baik apabila dilakukan dalam kapasitas sebagai mahluk sosial dengan membangun hubungan bersama anak-anak Tuhan lainnya. Pergunakan talenta dan kemampuan anda, bersinergilah dengan saudara seiman lainnya. Ketahuilah bahwa bukan urusan besar kecilnya yang anda lakukan hari ini, bukan soal berapa modal yang anda punya, tetapi penyertaan Tuhan pada kesungguhan anda memulikakanNya dalam menjalankan tugas lah yang menentukan. Menjalankan Amanat Agung sebagai perwakilan Tuhan di muka bumi ini sesungguhnya merupakan sebuah kehormatan, karenanya lakukan yang terbaik agar kita bisa menjalankannya dengan benar.

Bukan karena kekuatan kita, bukan karena materi, tapi karena kuasa Tuhan bekerja dalam kebersatuan kita

Follow us on twitter: http://twitter.com/dailyrho

No comments:

Kacang Lupa Kulit (4)

 (sambungan) Alangkah ironis, ketika Israel dalam ayat ke 15 ini memakai istilah "Yesyurun". Yesyurun merupakan salah satu panggil...