Saturday, December 5, 2015

Efek Domino (1)

webmaster | 11:00:00 PM |
Ayat bacaan: Filipi 1:9-10
==========================
"Dan inilah doaku, semoga kasihmu makin melimpah dalam pengetahuan yang benar dan dalam segala macam pengertian, sehingga kamu dapat memilih apa yang baik, supaya kamu suci dan tak bercacat menjelang hari Kristus"

Susun kartu domino dalam sebuah alur teratur dengan jarak dekat seperti gambar di samping. Lantas doronglah domino terdepan. Saat domino terdepan jatuh, maka kartu-kartu di belakangnya pun akan jatuh secara berurutan sampai habis. Skema ini dikenal dengan nama Domino Effect. Istilah domino effect pun kemudian dikenal untuk menggambarkan serangkaian peristiwa yang berhubungan, dimana kejatuhan satu elemen akan menyebabkan jatuhnya elemen berikutnya yang terdekat, dan seterusnya sampai seluruh alur rubuh sesuai urutan.

Bentuk efek domino ini berlaku sama dalam hidup kita. Jika anda mengambil satu keputusan yang salah, maka keputusan salah berikutnya akan hadir sebagai akibat dari keputusan awal kita, demikian seterusnya. Kalau kita salah melangkah dalam setiap sekuens maka bagai kartu domino, kita bisa rubuh bahkan hancur berantakan. Dan semua itu akan bermula dari pengambilan satu keputusan awal yang salah. Sebaliknya seringkali satu keputusan benar biasanya akan melahirkan keputusan-keputusan yang benar.

Harusnya sekolah tapi tergoda teman untuk bolos. Makin lama makin sering. Skorsing tidak menimbulkan efek jera, dan akhirnya ia dipecat dari sekolah. Ia hidup bergaul dengan berandalan dan kemudian hilang di usia muda, masih seperempat abad. Kalaupun meninggal, sampai hari ini tidak ada yang tahu dimana jasadnya. Ini bukan fiksi melainkan kisah nyata yang terjadi pada teman saya sendiri. Contoh sederhana ini menunjukkan bagaimana efek berantai yang bermula dari hal kecil kemudian bisa mendatangkan kehancuran saat tingkat eskalasinya membesar. Dari satu kesalahan kepada kesalahan lain yang tingkatannya terus membesar. Itu sering terjadi dalam hidup manusia, tapi sedikit yang menyadari bahwa hal ini sangat penting untuk dicermati dan harus disikapi dengan serius.

Alkitab memberikan banyak contoh yang sama lewat tokoh-tokoh yang tercatat di dalamnya. Misalnya apa yang dialami oleh Daud. Daud adalah orang yang sebelumnya begitu dekat dengan Tuhan. Berbagai Mazmurnya dan rangkaian pengalamannya bersama Tuhan menggambarkan sebuah hubungan yang kuat. Tidak jarang kita melihat bahwa Daud tetap teguh imannya ketika berada dalam kesesakan. Tetapi lihatlah apa yang terjadi ketika Daud jatuh dalam dosa yang semakin parah. Semua diawali ketika Daud memilih untuk tinggal di istana sementara anak buahnya diutus untuk berperang. Sebagai pemimpin, seharusnya ia turut maju memimpin anak buahnya. Tetapi Daud tidak melakukan itu dan mengambil keputusan lain. Inilah kesalahan yang mengawali kejatuhan Daud. Saat ia sendirian tinggal di istana, ia melihat istri anak buahnya sendiri, Batsyeba sedang mandi. "Sekali peristiwa pada waktu petang, ketika Daud bangun dari tempat pembaringannya, lalu berjalan-jalan di atas sotoh istana, tampak kepadanya dari atas sotoh itu seorang perempuan sedang mandi; perempuan itu sangat elok rupanya." (2 Samuel 11:2). Mengintip istri orang sedang mandi, itu perilaku yang sangat tidak baik. Tapi efek domino masih terus terjadi dengan masalah berikutnya. Daud tidak tahan melihat itu, dan kemudian tidur dengannya. "Sesudah itu Daud menyuruh orang mengambil dia. Perempuan itu datang kepadanya, lalu Daud tidur dengan dia. Perempuan itu baru selesai membersihkan diri dari kenajisannya. Kemudian pulanglah perempuan itu ke rumahnya." (ay 4).

Lihatlah serangkaian masalah yang seharusnya sejak awal bisa dicegah Daud sebagai orang yang taat pada Tuhan. Sampai di titik ini, ternyata Daud belum juga benar dalam mengatasi masalah, malah semakin parah. Masalahnya, kalau ketahuan bisa gawat. Bisa jadi nama besarnya musnah dalam sekejap, dan hukuman berat akan menimpanya. Itu belum termasuk dendam dari suami Batsyeba yang bisa berbahaya. Daud pun kemudian semakin jauh tersesat dalam memilih penyelesaian. Ia berusaha memperdaya Uria, tapi usaha itu gagal. (ay 8-13). Akhirnya Daud berhasil merancang strategi untuk menghabisi nyawa Uria, suami Batsyeba. Caranya adalah dengan mengirim Uria ke barisan terdepan dalam pertempuran yang paling sengit, kemudian melarang Yoab dan pasukannya untuk membantu Uria. Uria pun tewas. Lihatlah eskalasi masalah yang semakin meningkat ketika Daud mencoba menyelesaikan masalahnya. Kalau anda baca kisah Saul, anda akan menemukan pula hal yang sama. Dari orang terpilih yang sangat potensial dan menjanjikan, Saul kemudian harus berakhir sebagai pecundang dengan trgais karena tidak kunjung mampu mengambil keputusan yang benar.

Setiap keputusan yang kita pilih akan membawa dampak efek domino dalam kehidupan kita, dan lebih luas lagi bisa mempengaruhi kehidupan orang lain pula. Setiap pilihan atau yang kita ambil dalam perjalanan hidup kita akan sangat menentukan kemana kita akan melangkah dan menjadi seperti apa kita nantinya. It will determine where we are going to and what we are becoming. Apa yang kita putuskan hari ini akan sangat menentukan masa depan kita.

(bersambung)


No comments :

Search

Bagi Berkat?

Jika anda terbeban untuk turut memberkati pengunjung RHO, anda bisa mengirimkan renungan ataupun kesaksian yang tentunya berasal dari pengalaman anda sendiri, silahkan kirim email ke: rho_blog[at]yahoo[dot]com

Bahan yang dikirim akan diseleksi oleh tim RHO dan yang terpilih akan dimuat. Tuhan Yesus memberkati.

Renungan Archive

Jesus Followers

Stats

eXTReMe Tracker