Thursday, June 27, 2013

Sukacita Seorang Tukang Parkir

webmaster | 10:00:00 PM |
Ayat bacaan: Pengkhotbah 3:22
=============================
"Aku melihat bahwa tidak ada yang lebih baik bagi manusia dari pada bergembira dalam pekerjaannya, sebab itu adalah bahagiannya. Karena siapa akan memperlihatkan kepadanya apa yang akan terjadi sesudah dia?"

Saya sudah bertemu dengan banyak orang yang bekerja hanya sekedar untuk mencukupi kebutuhan hidup alias karena terpaksa. Mereka ini tidak menikmati pekerjaannya dan semata-mata melakukan itu cuma untuk memperoleh penghasilan. Saya berpikir, jika bekerja itu hanya karena terpaksa saja, bagaimana mungkin kita mengharapkan performance terbaik dari mereka? Sebuah hal kontras baru saja saya temui kemarin. Saya bertemu dengan seorang penjaga parkir yang gembira dengan pekerjaannya. Ia tersenyum lebar, menyapa setiap orang yang parkir bahkan bernyanyi-nyanyi kecil ditengah aktivitasnya. Semakin lama saya perhatikan, ia begitu bersemangat dalam mengatur posisi-posisi mobil yang ingin parkir. Penasaran, saya pun menanyakan kenapa ia gembira dalam bekerja. "Kenapa tidak? Ini pekerjaan halal yang bermanfaat buat banyak orang, baik yang butuh parkir maupun yang lalu lalang di depan jalan." katanya sambil terus tersenyum. Bagi sebagian orang pekerjaan sebagai tukang parkir dianggap rendah jika dibanding dengan bisnis perusahaan atau kerja kantoran. Tetapi si tukang parkir itu benar. Selain halal, ia juga berfungsi besar dalam mengatur kelancaran jalan, minimal di depan tempatnya bertugas. Meski harus tetap siap baik di bawah terik matahari maupun guyuran hujan, pekerjaannya baik dan berguna. Bukankah itu jauh lebih baik ketimbang menganggur atau malah mengganggu orang lain? Lalu coba bayangkan seandainya tidak ada tukang parkir, kita bisa repot berkendara di jalan karena banyak yang parkir secara sembrono atau asal-asalan. Jadi jelas, ia punya segala alasan untuk bersukacita. Dan itulah yang ia refleksikan dari tingkah lakunya dalam bekerja.

Apa yang terlihat dari tukang parkir ini merupakan cerminan dari bagaimana seharusnya kita menyikapi pekerjaan. Pengkotbah menulis: "Aku melihat bahwa tidak ada yang lebih baik bagi manusia dari pada bergembira dalam pekerjaannya, sebab itu adalah bahagiannya. Karena siapa akan memperlihatkan kepadanya apa yang akan terjadi sesudah dia?" (Pengkotbah 3:22). Perhatikanlah bahwa ditengah banyaknya alasan untuk cinta atau tidak terhadap profesi atau pekerjaan, Pengkotbah menyimpulkan bahwa tidak ada yang lebih baik daripada bergembira dalam bekerja. Coba pikir, jika kita tidak bahagia dengan pekerjaan, apakah ada gunanya? Adakah yang lebih baik yang bisa kita peroleh? Kalau kita terus mengeluh sepanjang hari, merasa kasihan terhadap diri sendiri karena menganggap bahwa pekerjaan yang sekarang kurang bergengsi atau kurang besar pendapatanya, lalu merasa kesal bahkan marah terhadap situasi itu, adakah semua ini membawa manfaat atau malah membuat performance kerja kita menurun, mengganggu/merugikan orang lain bahkan bisa pula mendatangkan penyakit bagi diri kita sendiri?

Di dalam Amsal ada sebuah ayat yang berbunyi: "Hati yang gembira membuat muka berseri-seri, tetapi kepedihan hati mematahkan semangat." (Amsal 15:13). Ayat lainnya berbunyi: "Hati yang gembira adalah obat yang manjur, tetapi semangat yang patah mengeringkan tulang." (Amsal 17:22). Bekerja dengan hati yang lapang, hati yang gembira, itu adalah obat yang manjur dan menjaga kita agar tetap memiliki semangat untuk melakukan yang terbaik. Baik dalam artian kita bisa berprestasi, juga baik dalam artian kita tetap sehat dan bugar karena terhindar dari berbagai penyakit seperti stres, depresi hingga serangan jantung atau stroke yang banyak diakibatkan oleh suasana hati yang tidak gembira dalam bekerja.
Bisa saja ada di antara kita yang sekarang mulai merasa jenuh dengan pekerjaannya. Mungkin ada yang merasa kecewa bahwa pekerjaan saat ini tidak cukup baik, itu tergantung bagaimana anda melihatnya. Tetapi saya ingin mengingatkan bahwa Tuhan tidak akan pernah kekurangan cara untuk memberkati kita. Pekerjaan yang paling kecil sekalipun selama tidak bertentangan dengan Firman Tuhan bisa dijadikannya sebidang lahan yang subur untuk ditaburi berkat. Apa yang diminta dari kita sesungguhnya adalah melakukan pekerjaan sungguh-sungguh dengan segenap hati, serius, seperti untuk Tuhan dan bukan untuk manusia (Kolose 3:23).

Seperti yang saya sampaikan kemarin, sukacita bukanlah tergantung dari keadaan terkini yang kita alami, termasuk pula pekerjaan yang kita jalani saat ini melainkan berasal dan berakar dari Tuhan. Tinggi rendahnya pendapatan bukanlah alasan untuk bersukacita atau bersusah hati. Kemarin bertemu dengan orang yang profesinya bagi sebagian orang lain dianggap rendah, tetapi lihatlah bahwa mereka pun bisa tetap bersukacita dalam melakukan kerjanya. Di sisi lain, tidak jarang pula kita melihat keluarga yang hancur, kehidupan yang jauh dari bahagia meski memiliki kekayaan yang besar atau jabatan yang sangat baik. Yang jelas performance kita akan sangat berhubungan dengan seperti apa kita mencintai pekerjaan kita. Itu akan membuat anda lebih baik dan bisa mencapai prestasi-prestasi yang membanggakan, itu juga akan membuat anda tetap sehat, jauh dari banyak penyakit. Kalau begitu, mengapa kita tidak mencoba memberikan setitik cinta pada pekerjaan kita, mengucap syukur atas pekerjaan itu kepada Tuhan yang telah memberi tanggungjawab kepada kita untuk menjalankannya? Dengan memiliki hati yang bersukacita, kita akan mampu melihat bagaimana luar biasanya Tuhan bisa memberkati kita lewat apapun yang kita kerjakan. Bukan lagi kata orang, bukan lagi hanya menurut tulisan di Alkitab, tetapi menjadi orang-orang yang mengalami langsung bagaimana berkat Tuhan bisa tercurah secara melimpah lewat yang terbaik yang anda beri lewat bekerja. Marilah belajar untuk bersyukur dan bergembiralah dalam bekerja bersama Tuhan. 
Bergembiralah dalam bekerja, nikmatilah itu sebagai bentuk kasih Tuhan atas diri anda

Follow us on twitter: http://twitter.com/dailyrho

No comments :

Search

Bagi Berkat?

Jika anda terbeban untuk turut memberkati pengunjung RHO, anda bisa mengirimkan renungan ataupun kesaksian yang tentunya berasal dari pengalaman anda sendiri, silahkan kirim email ke: rho_blog[at]yahoo[dot]com

Bahan yang dikirim akan diseleksi oleh tim RHO dan yang terpilih akan dimuat. Tuhan Yesus memberkati.

Renungan Archive

Jesus Followers

Stats

eXTReMe Tracker