Saturday, June 29, 2013

Kuasa untuk Menikmati

webmaster | 10:00:00 PM |
Ayat bacaan: Pengkhotbah 6:1-2
=========================
"Ada suatu kemalangan yang telah kulihat di bawah matahari, yang sangat menekan manusia:orang yang dikaruniai Allah kekayaan, harta benda dan kemuliaan, sehingga ia tak kekurangan suatupun yang diingininya, tetapi orang itu tidak dikaruniai kuasa oleh Allah untuk menikmatinya, melainkan orang lain yang menikmatinya! Inilah kesia-siaan dan penderitaan yang pahit."

Uang atau harta dipercaya dunia bisa menjamin kebahagiaan kita dan keluarga. Banyak orang yang percaya akan hal ini, terlebih ketika kita dibombardir oleh begitu banyak iklan yang menjanjikan itu apabila membeli produknya. Senyum bahagia, deretan gigi putih, hidup yang berkepenuhan, itu seolah akan langsung menjadi milik kita kalau membeli produk yang diiklankan. Tapi pada kenyataannya, bukankah kita melihat ada banyak orang yang hidupnya berantakan meski secara finansial lebih dari cukup? Ada seorang yang saya kenal terus membeli tanah dan mobil, tapi kehidupan rumah tangganya sama sekali jauh dari bahagia. Terus ribut, suasana panas, tidak ada damai sejahtera. Jelas terlihat bahwa memiliki uang dan kelengkapan fasilitas atau barang-barang tidaklah serta merta menjamin kebahagiaan. Kalau begitu apa yang salah dengan prinsip dunia ini? Bukankah secara logikapun kita akan mengira bahwa memiliki cukup uang akan membuat hidup kita lebih mudah?

Jawaban akan hal ini ada di dalam Alkitab, tapi tidak banyak orang yang mengetahuinya. Perhatikan ayat bacaan hari ini: "Ada suatu kemalangan yang telah kulihat di bawah matahari, yang sangat menekan manusia:orang yang dikaruniai Allah kekayaan, harta benda dan kemuliaan, sehingga ia tak kekurangan suatupun yang diingininya, tetapi orang itu tidak dikaruniai kuasa oleh Allah untuk menikmatinya, melainkan orang lain yang menikmatinya! Inilah kesia-siaan dan penderitaan yang pahit." (Pengkhotbah 6:1-2). Dari ayat ini kita bisa melihat satu kuasa yang berasal dari anugerah Tuhan yang jarang diketahui orang, yaitu kuasa untuk menikmati. Ternyata berkat bukan hanya bicara soal harta dan benda tetapi juga kuasa untuk menikmati semua itu. Kita bisa bergelimang harta, tapi tanpa adanya kuasa untuk menikmati, maka semua itu tidaklah berguna, sia-sia dan tidak akan pernah bisa membuat kita bahagia. Pengkotbah bahkan menggambarkan hal itu sebagai sebuah kemalangan, kesia-siaan bahkan penderitaan yang pahit.

Kita harus ingat bahwa kitab ini ditulis oleh Salomo, anak Daud, raja di Yerusalem yang merupakan orang terkaya yang pernah ada di muka bumi. Sangatlah menarik jika kita mencermati bahwa peringatan akan kesia-siaan kekayaan tanpa adanya kuasa menikmati justru berasal dari Salomo. Kalau kita baca ayat tersebut dalam Bahasa Indonesia Sehari-hari, dikatakan bahwa "Ada kalanya Allah memberi kekayaan, kehormatan dan harta benda kepada seseorang, sehingga tak ada lagi yang diinginkannya. Tetapi Allah tidak mengizinkan dia menikmati semua pemberian itu. Sebaliknya, orang yang tidak dikenal-Nya akan menikmati kekayaan itu. Jadi, semua itu sia-sia dan menyedihkan." Tuhan memang menyediakan berkat melimpah termasuk pula kelimpahan termasuk dalam hal finansial, tapi kita harus mengetahui betul bahwa kita pun butuh kuasa untuk menikmati agar bisa memperoleh manfaat yang baik dari itu semua.

Di dalam Pengkotbah pasal 3 kita kembali menemukan pesan Salomo lainnya. "Dan bahwa setiap orang dapat makan, minum dan menikmati kesenangan dalam segala jerih payahnya, itu juga adalah pemberian Allah." (Pengkotbah 3:13). Jika kita bisa menikmati makan, minum serta menikmati hasil kerja kita, itu pun merupakan pemberian atau anugerah dari Tuhan dan bukan atas usaha kita. Lantas dalam pasal 5 kembali kita diingatkan  bahwa "Setiap orang yang dikaruniai Allah kekayaan dan harta benda dan kuasa untuk menikmatinya, untuk menerima bahagiannya, dan untuk bersukacita dalam jerih payahnya--juga itupun karunia Allah." (Pengkotbah 5:19)

Kekayaan, harta benda atau berkat-berkat jasmani merupakan karunia Allah yang tentunya patut disyukuri. Tapi jangan lupa bahwa kita pun memerlukan kuasa (the power and capacity) untuk menikmatinya. Agar bisa menikmati hasil jerih payah dan berbahagia lewat perolehan kita, itu pun juga merupakan karunia Tuhan. Rangkaian ayat hari ini berbicara jelas akan kuasa untuk menikmati sebagai karunia dari Tuhan yang tidak boleh kita abaikan atau lupakan.

Jika Pengkotbah merasa perlu mengingatkan pesan ini berulang-ulang tentulah itu artinya hal ini sangat penting. Kita hendaknya bisa belajar dari apa yang telah dialami Pengkotbah, karena ia menuliskan itu agar menjadi sebuah pelajaran bagi kita untuk tidak melupakan bahwa ada yang namanya kuasa untuk menikmati, yang berasal dari Tuhan. Itulah kunci yang memampukan kita untuk bisa menikmati setiap hasil jerih payah kita dengan penuh bersukacita, bukan tergantung dari besaran harta yang kita miliki. Sejauh mana kedekatan, kesetiaan dan ketaatan kita kepada Tuhan, itulah yang akan menentukan apakah kita bisa menerima berkat yang lengkap dari Sang Pemberi baik berkat-berkat jasmani, kesehatan, kecukupan, kelengkapan maupun sebuah kesempatan bagi kita untuk menikmati itu semua.

Bukan hanya berkat jasmani, tapi kuasa untuk menikmati juga merupakan karunia yang berasal dari Tuhan

Follow us on twitter: http://twitter.com/dailyrho

No comments :

Search

Bagi Berkat?

Jika anda terbeban untuk turut memberkati pengunjung RHO, anda bisa mengirimkan renungan ataupun kesaksian yang tentunya berasal dari pengalaman anda sendiri, silahkan kirim email ke: rho_blog[at]yahoo[dot]com

Bahan yang dikirim akan diseleksi oleh tim RHO dan yang terpilih akan dimuat. Tuhan Yesus memberkati.

Renungan Archive

Jesus Followers

Stats

eXTReMe Tracker