Monday, June 24, 2013

Mau Mendengar (2)

webmaster | 10:00:00 PM |
Ayat bacaan: Amsal 25:12
===================
"Teguran orang yang bijak adalah seperti cincin emas dan hiasan kencana untuk telinga yang mendengar."

Saya masih ingin melanjutkan mengenai pentingnya mendengar. Dalam Yakobus 1:19 dikatakan: "Hai saudara-saudara yang kukasihi, ingatlah hal ini: setiap orang hendaklah cepat untuk mendengar, tetapi lambat untuk berkata-kata, dan juga lambat untuk marah." Tapi ini bukanlah hal yang dilakukan manusia karena sering yang terjadi justru sebaliknya, lambat untuk mendengar dan cepat berkata-kata, lebih cepat lagi untuk marah. Sulit sekali bagi kita untuk mau melembutkan hati untuk mendengar. Secepat orang mengingatkan, lebih cepat lagi kita membantah tanpa mendengar lalu mencerna terlebih dahulu.

Kita bisa melihat sulitnya Musa menghadapi orang-orang Israel yang keras kepala dan sangat ahli dalam hal bersungut-sungut untuk membawa mereka keluar dari Mesir setiap hari selama puluhan tahun. Entah bagaimana Musa bisa terus bersabar menerima omelan atau komentar-komentar pedas dari bangsa yang terkenal bebal dan tegar tengkuk ini. Coba pikirkan. Adalah merupakan perintah Tuhan untuk membawa mereka ke tanah terjanji, keluar dari perbudakan di Mesir. Tuhan bertujuan memerdekakan mereka dan memberi mereka masuk ke sebuah tanah yang subur dan kaya. Senangkah mereka? Balasannya justru sebaliknya. Lihatlah komentar mereka berikut ini: "dan mereka berkata kepada Musa: "Apakah karena tidak ada kuburan di Mesir, maka engkau membawa kami untuk mati di padang gurun ini? Apakah yang kauperbuat ini terhadap kami dengan membawa kami keluar dari Mesir? Bukankah ini telah kami katakan kepadamu di Mesir: Janganlah mengganggu kami dan biarlah kami bekerja pada orang Mesir. Sebab lebih baik bagi kami untuk bekerja pada orang Mesir dari pada mati di padang gurun ini." (Keluaran 14:11-12). Bukan hanya satu ini komentar sinis yang mereka lontarkan. Perjalanan mereka yang panjang itu penuh dengan gerutu, keluh kesah, protes dan komentar-komentar yang bisa setiap saat. Tidak mudah bagi Musa, dan jika kita diposisinya tentu kita pun akan merasakan hal yang sama. Tetapi Musa bisa tetap fokus kepada tugasnya dan taat menerima perintah Tuhan. Itu membuatnya bisa terus bertahan dalam badai cercaan sebegitu lama dalam proses mengantarkan bangsanya menuju tanah terjanji.

Kita harus sadar bahwa tidak semua kritik disampaikan untuk tujuan yang buruk. Ada saatnya kita harus siap mendengar lalu menerima kritik dengan lapang dada, meski terkadang rasanya sama sekali tidak enak atau bahkan pahit. Kita  harus pandai-pandai menyaring, tetapi apa yang penting kita lakukan terlebih dahulu adalah mendengarnya dengan kelembutan dan kelapangan hati. Jangan belum apa-apa sudah langsung menentang, membantah lalu menuduh orang berniat jahat kepada kita. Jika komentar-komentar negatif yang kita terima, buanglah itu. Tetapi jika teguran itu positif, terimalah itu dengan lapang hati. Jadi Intinya adalah, dengarlah terlebih dahulu. Telinga diberikan Tuhan untuk tujuan mendengar, jadi jangan sia-siakan.

Dalam Amsal perihal pentingnya mendengar disampaikan dalam banyak bagian. Lihatlah pentingnya untuk menerima nasihat yang tentu diawali dengan mendengar. "Rancangan gagal kalau tidak ada pertimbangan, tetapi terlaksana kalau penasihat banyak." (Amsal 15:22). Lalu ada juga: "Karena hanya dengan perencanaan engkau dapat berperang, dan kemenangan tergantung pada penasihat yang banyak." (24:6).  Bahkan lebih jauh Amsal berkata: "Jikalau tidak ada pimpinan, jatuhlah bangsa, tetapi jikalau penasihat banyak, keselamatan ada." (11:14).

Jelaslah bahwa kemenangan atau kesuksesan tergantung dari banyaknya masukan yang kita terima, dan tergantung pula dari sejauh mana kita menyikapinya dengan baik. Terbiasa menolak untuk mendengar bisa merugikan kita sendiri. Pergunakanlah sepasang telinga yang telah diperlengkapi Tuhan untuk mendengar agar bisa bertumbuh menjadi orang-orang bijaksana yang maju dari hari ke hari. Selain kerendahan hati untuk mendengar, miliki pula telnga yang selektif dalam mendengar. Pandai-pandailah menyaring komentar dan kritik yang masuk. Simpan yang positif, buang yang negatif. Teguran yang membangun sangatlah berharga. Salomo menggambarkannya demikian: "Teguran orang yang bijak adalah seperti cincin emas dan hiasan kencana untuk telinga yang mendengar." (25:12). Kalau sampai dikatakan bahwa teguran orang yang bijak itu begitu berharga bagai cincin emas dan hiasan kencana untuk telinga yang mendengar, tentu itu artinya mendengar merupakan sesuatu yang bukan saja berguna tapi juga sangat tinggi nilai harganya. Satu hal yang lebih penting, pekalah terhadap suara Tuhan. Dengarkan perintahNya, terima teguranNya dan patuhi kehendakNya. Sebelum bereaksi, alangkah baiknya jika kita mau mendengarkan terlebih dahulu dan mencerna dengan baik pula. Tetap ingat pesan Kristus yang ditulis berulang kali di dalam Alkitab: "Siapa bertelinga, hendaklah ia mendengar!"

Dengar dan cerna terlebih dahulu sebelum bereaksi

Follow us on twitter: http://twitter.com/dailyrho

No comments :

Search

Bagi Berkat?

Jika anda terbeban untuk turut memberkati pengunjung RHO, anda bisa mengirimkan renungan ataupun kesaksian yang tentunya berasal dari pengalaman anda sendiri, silahkan kirim email ke: rho_blog[at]yahoo[dot]com

Bahan yang dikirim akan diseleksi oleh tim RHO dan yang terpilih akan dimuat. Tuhan Yesus memberkati.

Renungan Archive

Jesus Followers

Stats

eXTReMe Tracker