Menu

Tuesday, June 11, 2013

Jangan Jemu Berdoa

Ayat bacaan: Lukas 18:1
====================
"Yesus mengatakan suatu perumpamaan kepada mereka untuk menegaskan, bahwa mereka harus selalu berdoa dengan tidak jemu-jemu."

Berapa lama waktu yang diperlukan untuk menggerakkan hati Tuhan dalam menolong kita? Bagi sebagian besar orang, eksistensi Tuhan diukur dari seberapa cepat pertolongan itu datang. Mereka menganggap Tuhan tak ubahnya seperti minuman instan yang tinggal seduh langsung jadi. Doa hanyalah sebuah sarana minta-beri, hanya dijalankan ketika kita tengah terdesak dan segera ditinggalkan lagi kalau terkabul. Jika tidak terkabul dalam waktu singkat, Tuhan pun langsung dijadikan terdakwa, dipersalahkan atau dianggap tidak ada/benar. Ukurannya adalah time frame kita, sesuai keinginan kita. Jadi, dalam menghadapi masalah dan mengharapkan pertolongan Tuhan, seberapa besar kesabaran kita untuk berharap kepadaNya?

Dalam dua renungan terdahulu kita sudah melihat bagaimana pentingnya berdoa sebelum mengambil keputusan lewat kisah Nehemia. Hari ini saya akan fokus kepada sebesar apa kesabaran kita dalam berdoa. Kita sering lupa bahwa ketidaksabaran justru menjadi penghalang terbesar bagi kita untuk menikmati berkat dan pertolongan Tuhan. Awalnya mungkin kita berdoa dengan rajin, tapi ketika jawaban tidak kunjung datang secepat yang kita kehendaki, intensitas doa pun menurun, terus menurun sampai akhirnya sampai ke titik nadir alias berhenti total. Lantas alternatif-alternatif lain menjadi pilihan berikutnya karena kecewa kepada Tuhan. Sangat sulit untuk bersabar dan sulit untuk mencerna bahwa waktu Tuhan lebih baik dari waktu yang kita anggap terbaik. Waktu yang terbaik semata-mata berpusat pada pandangan kita pribadi. Padahal lebih dari apapun, doa merupakan sarana bagi kita untuk berhubungan dengan Tuhan. Semakin rajin kita berdoa, hubungan kita akan semakin dekat, kita pun akan semakin peka terhadap suaraNya. Itu akan sangat bermanfaat baik buat hidup kita saat ini maupun yang kekal yang akan datang nanti.

Mengenai kesabaran dalam berdoa, Yesus memberikan sebuah perumpamaan menarik mengenai kekuatan dari ketekunan berdoa yang dicatat dalam Lukas 18:1-8. "Yesus mengatakan suatu perumpamaan kepada mereka untuk menegaskan, bahwa mereka harus selalu berdoa dengan tidak jemu-jemu." (Lukas 18:1). Yesus memberi contoh mengenai seorang janda; sosok yang pada masa itu sangat rentan, rata-rata hidup dalam kesusahan serta tertindas; dan seorang hakim yang lalim. Dalam perumpamaan yang disampaikan Yesus, ada seorang janda yang terus memohon kepada hakim yang lalim agar berkenan membela haknya. (ay 3). Hakim dalam kisah ini mempunyai sikap arogan. Sesuai dengan gambaran pribadi si hakim, sudah tentu ia menolak permohonan janda ini. Tapi lihatlah kegigihan sang janda. Ia tidak jemu-jemu mendatangi hakim dan memohon, dan akhirnya ia berhasil meluluhkan hakim yang lalim itu. Dan Yesus pun berkata, "Camkanlah apa yang dikatakan hakim yang lalim itu!" (ay 6).

Sekarang mari kita pikirkan. Kalau hakim yang lalim saja bisa luluh terhadap permohonan yang disampaikan dengan tak jemu-jemu, lalu kemudian mengabulkan permintaan si janda, masa Tuhan yang begitu penuh kasih setia, begitu mengasihi kita manusia ciptaanNya sendiridan menganggap kita begitu istimewa tidak mendengarkan seruan kita, bersikap mengabaikan dan tidak peduli? "Tidakkah Allah akan membenarkan orang-orang pilihan-Nya yang siang malam berseru kepada-Nya? Dan adakah Ia mengulur-ulur waktu sebelum menolong mereka?" (ay 7). Tuhan akan selalu mengulurkan tanganNya, bukan mengulur-ulur waktu, untuk menolong kita anak-anakNya yang siang dan malam berseru kepadaNya dengan tidak jemu-jemu.

Semua janji yang diberikan Tuhan pasti selalu Dia tepati. Sayangnya karena kita terbiasa tidak sabar dan memandang hanya berdasarkan apa yang terbaik menurut kita sendiri saja, kita sering menganggap bahwa Tuhan terlambat atau malah tidak peduli sama sekali. Di dalam kitab Pengkotbah ada sebuah pesan yang harus selalu kita ingat: "Ia membuat segala sesuatu indah pada waktunya, bahkan Ia memberikan kekekalan dalam hati mereka. Tetapi manusia tidak dapat menyelami pekerjaan yang dilakukan Allah dari awal sampai akhir." (Pengkotbah 3:11).

Apa yang Tuhan Yesus ajarkan lewat contoh janda dan hakim di atas tidaklah sulit untuk dimengerti. "Yesus mengatakan suatu perumpamaan kepada mereka untuk menegaskan, bahwa mereka harus selalu berdoa dengan tidak jemu-jemu." (Lukas 18:1). Yesus mengajarkan bagaimana kuasa doa, bagaimana kita sebagai anak-anak Allah sebaiknya terus berdoa siang dan malam dengan tidak jemu-jemu, tanpa putus asa, tanpa pupus pengharapan. Paulus dalam banyak kesempatan menunjuk pada doa yang terus dilakukan siang dan malam dengan sungguh-sungguh. Salah satu contoh adalah ketika Paulus menyatakan betapa ia terus berdoa siang dan malam dalam kerinduan untuk bertemu dengan para jemaat di Tesalonika dan melayani mereka. (1 Tesalonika 3:10).

Berdoa dengan tidak jemu-jemu bukan berarti harus terus kita ulang-ulang atau bertele-tele. Bukan pula dengan cara-cara memaksa. Doa yang didengar bukan tergantung dari kepintaran kita merangkai kata melainkan sangat tergantung dari iman kita sendiri. Doa jangan menjadi sarana permintaan untuk mengatasi kebutuhan, menjadikan doa sebagai paket berisi wishlist tapi dasarkanlah doa sebagai sarana bagi kita untuk membina keintiman hubungan dengan Tuhan. Sejauh mana kita mampu bergantung dan mau mengandalkan Tuhan, itu akan terlihat dari kesetiaan kita dalam berdoa. Dalam Roma kita diingatkan agar senantiasa "Bersukacitalah dalam pengharapan, sabarlah dalam kesesakan, dan bertekunlah dalam doa!" (Roma 12:12). Yakinlah bahwa ketekunan dalam berdoa yang tidak jemu-jemu tidak akan pernah berakhir sia-sia. Benar, ada kalanya jawaban Tuhan tidak akan segera datang. Mungkin waktunya belum tepat, mungkin Tuhan masih perlu menguji keteguhan dan ketekunan kita, tapi pada saatnya, Tuhan akan menolong dan memberkati kita sesuai janji-janjiNya. Karena itu, hindarilah ketidaksabaran yang bisa mengarahkan kita kepada hal-hal yang justru menghambat pertolongan dari Tuhan. Diatas segalanya, jauh lebih penting untuk membina hubungan karib dengan Tuhan, dan sarana untuk itu adalah melalui doa. Apabila diantara teman-teman ada yang tengah menghadapi situasi sulit dan butuh campur tangan Tuhan, bertekunlah berdoa. Jangan jemu-jemu, "... sebab Ia, yang menjanjikannya, setia." (Ibrani 10:23).

Jangan pernah jemu untuk berdoa

Follow us on twitter: http://twitter.com/dailyrho

No comments:

Post a Comment