Monday, April 17, 2017

Mengalami Tuhan di Rumah (1)

webmaster | 10:00:00 PM |
Ayat bacaan: Yakobus 3:16
======================
"Sebab di mana ada iri hati dan mementingkan diri sendiri di situ ada kekacauan dan segala macam perbuatan jahat."

Kalau ditanya dimana tempat ternyaman buat saya, tanpa berpikir saya akan menyebut rumah. Sebuah rumah tangga yang dibangun atas dasar Kristus akan memiliki kehangatan kasih di dalamnya yang membuat rumah menjadi tempat nyaman buat kita. Keluarga adalah komunitas terkecil dimana kita bisa mempraktekkan Firman Tuhan dan menjadikannya model dari kehidupan kekristenan yang ideal. Yang saya ketahui dari pengalaman, tidak ada rumah tangga yang akan selalu harmonis begitu saja. Itu harus diusahakan dan terkadang diperjuangkan. Akan ada konflik disana, tetapi kalau kita tahu menyikapinya dengan benar, mempergunakannya sebagai ajang mengasah karakter dan kemudian mencari solusinya sesuai dengan Firman Tuhan, maka konflik tidak akan pernah memecah tetapi malah semakin merekatkan dalam karakter anggotanya yang terus bertumbuh semakin bijaksana dan semakin menyerupai Kristus. Di dalam rumah atau keluarga lah kita bisa terus berproses dari hari ke hari untuk mengejar penggenapan tujuan yang paling utama buat umat Kristen seperti yang saya sampaikan kemarin, yaitu menjadi seperti Yesus.

Home can be like heaven on earth. But it can also be hell break loose. Rumah bisa jadi tempat ternyaman, terdamai, paling adem, tapi sebaliknya bisa pula menjadi medan tempur terberat di muka bumi ini. Bisa hangat menyenangkan, tapi bisa sangat dingin, atau sebaliknya sangat panas. Ada rumah tangga yang tingkat pertengkarannya begitu tinggi baik jumlah maupun tajamnya sehingga hubungan antar anggota di dalamnya menjadi luluh lantak tak berbentuk lagi. Bagi banyak orang tidak lagi ada kasih di rumah, sehingga pulang ke rumah menjadi alternatif paling akhir. Bahkan tidak jarang yang kemudian dengan ringan berkata bahwa tidak ada lagi punya rasa kepada pasangannya. Bagaimana kata-kata seperti itu mungkin keluar dengan mudah dari orang yang sudah memutuskan untuk menikah, menjadi satu dengan pasangannya? Tapi semakin lama hal seperti ini semakin dianggap lumrah terjadi dalam keluarga. Tidak heran jika tingkat perceraian pun semakin lama semakin tinggi. Berbagai alasan dikemukakan, termasuk tidak sedikit pula yang mengatakan bahwa sudah merupakan takdir atau kehendak Tuhan bahwa mereka harus bercerai. Tuhan yang menyatukan, dan Dia pula yang menginginkan perceraian di antara ciptaanNya? Betapa beraninya sebagian manusia mengatakan seperti itu.

Yang seringkali jadi penyebabnya adalah kegagalan kita untuk menyikapi seperti apa sebenarnya rumah atau keluarga itu di mata Tuhan. Rumah seringkali menjadi tempat yang termudah untuk sebebasnya bersikap mementingkan diri sendiri. Maksud saya begini. Ketika di luar, kita cenderung untuk menjaga image, juga menjaga perasaan orang lain. Ada dorongan untuk menjaga perilaku dan budi terhadap orang lain, tetapi ketika berada bersama keluarga sendiri, orang bisa tergoda untuk membiarkan dirinya sendiri menuntut lebih banyak hak istimewa daripada menjalankan kewajibannya. Menuntut hak menjadi lebih penting daripada menjalankan kewajiban. apalagi melakukan hal-hal yang digariskan Tuhan untuk dilaksanakan dalam keluarga.

Tidakkah kita sering melihat bahwa orang-orang yang begitu ramah, penuh canda, ceria dan royal di luar ternyata di rumah menjadi sosok egois, pemarah dan pelitnya bukan main? Atau orang yang selalu tersenyum dan baik di luar tetapi keras dan bahkan kejam di rumah? Singkatnya, ada banyak orang yang menganaktirikan keluarganya sendiri, lebih peduli terhadap perasaan orang lain ketimbang istri/suami dan anak-anaknya. Di rumah sifat aslinya keluar, sifat-sifat yang belum ditundukkan ke dalam Kristus, melupakan sejatinya kita sebagai ciptaan baru saat menerima Kristus sebagai Tuhan dan Juru Selamat kita. Seringkali manusia terjebak untuk lebih banyak menuntut penghargaan dan penghormatan, untuk dikasihi, daripada mengasihi. Melupakan sejatinya istri diciptakan sebagai penolong yang sepadan (Kejadian 2:18), dan anak-anak merupakan milik pusaka dari Tuhan yang harus kita pertanggungjawabkan dengan sebaik-baiknya (Mazmur 127:3-5). Dan juga lupa terhadap hakekatnya bahwa istri harusnya menghormati dan tunduk kepada suami seperti kepada Kristus, lalu suami mengasihi istri seperti Kristus mengasihi jemaat (Efesus 5:22-33). Yang terjadi seringkali sebaliknya. Bukannya menjadi penolong yang sepadan, istri malah jadi perongrong yang dominan. Suami tidak kalah buruknya, bukannya mengasihi istri tapi mengasari istri. Kalau sudah begini, bagaimana kita bisa berharap akan sebuah rumah tangga yang nyaman dan damai, hangat dan indah?

Rumah tangga kristen seharusnya jauh dari bentuk-bentuk demikian. Orang percaya yang sudah terlanjur melakukannya seharusnya sadar bahwa semua itu harus berubah. Yakobus mengatakan "Sebab di mana ada iri hati dan mementingkan diri sendiri di situ ada kekacauan dan segala macam perbuatan jahat." (Yakobus 3:16). Ayat ini tidak saja berlaku dalam hubungan kita dengan orang lain di luar, tapi juga sama berlaku dalam hubungan dalam rumah tangga. Ketahuilah bahwa dalam pernikahan sesungguhnya Tuhan sendiri yang langsung memateraikan hubungan antara suami dan istri. Itu adalah bentuk ikatan yang kuat, begitu kuatnya sehingga firman Tuhan mengatakan bahwa tidak ada satupun manusia yang berhak memutuskannya. "Demikianlah mereka bukan lagi dua, melainkan satu. Karena itu, apa yang telah dipersatukan Allah, tidak boleh diceraikan manusia." (Matius 19:6). Ini bentuk hubungan dua menjadi satu, begitu menyatunya sehingga dikatakan selayaknya menjadi satu daging. (ay 5). Dengan demikian, ketika kita menyakiti pasangan kita, bukankah itu artinya sama saja dengan menyakiti diri sendiri?

(bersambung)


No comments :

Search

Bagi Berkat?

Jika anda terbeban untuk turut memberkati pengunjung RHO, anda bisa mengirimkan renungan ataupun kesaksian yang tentunya berasal dari pengalaman anda sendiri, silahkan kirim email ke: rho_blog[at]yahoo[dot]com

Bahan yang dikirim akan diseleksi oleh tim RHO dan yang terpilih akan dimuat. Tuhan Yesus memberkati.

Renungan Archive

Jesus Followers

Stats

eXTReMe Tracker