Saturday, April 1, 2017

Melibatkan Tuhan dalam Kerjasama (1)

webmaster | 10:00:00 PM |
Ayat bacaan: Lukas 5:19
====================
"Karena mereka tidak dapat membawanya masuk berhubung dengan banyaknya orang di situ, naiklah mereka ke atap rumah, lalu membongkar atap itu, dan menurunkan orang itu dengan tempat tidurnya ke tengah-tengah orang banyak tepat di depan Yesus."

Empat orang menggotong tandu untuk mengangkat dan membawa orang sakit, itu biasa. Tapi bagaimana kalau mereka bukan cuma berjalan, bukan mendaki, tapi mengangkat orang tandu berisi orang sakit itu naik ke atas atap lalu menurunkan pakai tali pelan-pelan? Itu tentu luar biasa. Apalagi kalau dilakukan oleh orang biasa alias bukan atlit profesional atau anggota sirkus. Rasanya hal itu sangat jarang terjadi, dan sepertinya hanya mungkin apabila dalam keadaan darurat saja. Tapi itulah persisnya yang terjadi pada suatu masa ketika Yesus turun ke bumi.

Kemarin kita sudah melihat kejadian heroik dan mengharukan itu dan aplikasinya terhadap pentingnya network dan teamwork untuk bisa bertumbuh maju. Hari ini saya ingin mengambil lagi kisah ini dan membahas tentang hal lain. Mari kita lihat lagi kejadiannya dengan singkat. Ada seseorang yang menderita kelumpuhan. Ia ingin bertemu dengan Yesus agar bisa sembuh. Karena tidak bisa jalan, ia digotong oleh keempat sahabatnya untuk menuju ke sebuah rumah di Kapernaum, dimana Yesus pada saat itu tengah berada. Tapi usaha mereka tampaknya sulit untuk terjadi, karena pada saat itu kerumunan orang menutupi jalan mereka menuju Yesus di dalam rumah. Apakah mereka lantas mundur teratur dan pulang lagi? Atau marah kepada kerumunan orang disana, mendorong orang disana satu persatu agar bisa masuk? Alkitab menyatakan bahwa mereka ternyata mengambil sebuah keputusan yang terbilang berani atau lebih tepatnya nekad.

Inilah yang tertulis disana: "Karena mereka tidak dapat membawanya masuk berhubung dengan banyaknya orang di situ, naiklah mereka ke atap rumah, lalu membongkar atap itu, dan menurunkan orang itu dengan tempat tidurnya ke tengah-tengah orang banyak tepat di depan Yesus." (Lukas 5:19) Dalam versi Markus dikatakan bahwa yang menggotong sang teman yang lumpuh berjumlah empat orang. (Markus 2:3). Mereka melakukan sesuatu yang sebenarnya sulit untuk diterima akal sehat. Bayangkan, pertama-tama mereka harus membawa teman mereka yang lumpuh untuk naik ke atas atap. Itu sudah sangat sulit. Lalu mereka harus membongkar atap itu dan secara perlahan menurunkan sahabat mereka yang lumpuh tepat di depan Yesus. (Lukas 5:19). Itupun sebuah hal yang pastinya jauh dari mudah untuk dilakukan. Jika kasur itu diturunkan tidak seimbang oleh keempat-empat sahabat itu, tentu rekan mereka yang lumpuh akan jatuh jungkir balik ke bawah. Bukannya sembuh dari lumpuh tapi malah bertambah sakitnya, atau bisa jadi tewas terjatuh. Tetapi lihatlah besar kasih mereka terhadap teman yang lumpuh sehingga mereka rela untuk bersusah-susah melakukannya. Hasilnya? Mereka berhasil. Dan Tuhan Yesus memberi kesembuhan atasnya.

Setelah kemarin saya menyinggung bagaimana kerjasama yang terjalin erat antara beberapa orang ternyata mampu mendatangkan hasil yang luar biasa. Dari kisah ini kita juga bisa melihat bagaimana keterlibatan Tuhan dalam sebuah kerjasama membawa sebuah hasil yang luar biasa pula. Pertama, lihatlah ada empat orang mengusung orang lumpuh di atas tempat tidur, membawanya ke atas atap lalu menurunkannya. Tidak ada catatan bahwa si lumpuh terguling jatuh. Yang ada, Alkitab mencatat dengan jelas bahwa Yesus menyembuhkannya. Artinya, ke empat-empatnya tentu bekerjasama dengan baik untuk menjaga kasur itu tetap seimbang. Tanpa kerjasama yang baik, niscaya si lumpuh akan terbanting ke bawah. Di sisi lain, apabila itu dilakukan tanpa adanya campur tangan Kristus, si lumpuh tidak akan pernah sembuh. Ia mungkin turun ke bawah dari atap dengan selamat, tapi ia akan tetap lumpuh tanpa keberadaan dan jamahan Tuhan disana. Inilah satu  bentuk kerjasama dengan melibatkan Tuhan yang menghasilkan kesembuhan atau keselamatan. Begitu besar dampak yang bisa dihasilkan lewat sebuah kerjasama.

Tidak ada manusia yang sanggup bertahan hidup dengan baik apalagi mengalami peningkatan kalau hanya sendirian. Kita sejak semula diciptakan sebagai mahluk sosial yang hidup dengan berinteraksi dengan sekitar kita. Yesus pun sangat paham dengan hal ini. Perhatikan ketika Yesus mengutus kedua belas rasulnya untuk melakukan tugas pelayanan. "Ia memanggil kedua belas murid itu dan mengutus mereka berdua-dua." (Markus 6:7a). Tuhan Yesus tidak mengutus mereka sendiri-sendiri, atau membiarkan mereka menentukan sendiri, tapi secara spesifik Yesus mengutus mereka berpasangan. Yesus tahu betul bahwa manusia punya keterbatasan dan tergolong lemah, sehingga jika mereka pergi berdua, ada satu yang akan menguatkan seandainya yang satu menjadi lemah. Dari sini kita pun bisa melihat bahwa Tuhan menginginkan bentuk kerjasama di antara anak-anakNya. Dalam ayat selanjutnya Yesus malah berpesan agar mereka tidak membawa apa-apa. Tidak bekal, tidak uang, tidak juga baju ganti. Hanya tongkat yang Dia ijinkan (ay 8).

(bersambung)


No comments :

Search

Bagi Berkat?

Jika anda terbeban untuk turut memberkati pengunjung RHO, anda bisa mengirimkan renungan ataupun kesaksian yang tentunya berasal dari pengalaman anda sendiri, silahkan kirim email ke: rho_blog[at]yahoo[dot]com

Bahan yang dikirim akan diseleksi oleh tim RHO dan yang terpilih akan dimuat. Tuhan Yesus memberkati.

Renungan Archive

Jesus Followers

Stats

eXTReMe Tracker