Wednesday, April 19, 2017

Kesetiaan (1)

webmaster | 10:00:00 PM |
 Ayat bacaan: Amsal 20:6
===================
"Banyak orang menyebut diri baik hati, tetapi orang yang setia, siapakah menemukannya?"

Semakin hari semakin susah mencari orang yang setia. Baik setia dalam pekerjaan, setia dalam pertemanan, setia terhadap keluarga, setia terhadap bangsa dan negara, apalagi setia pada pasangan. Selingkuh hari ini bukan lagi sesuatu yang tabu atau memalukan. Ada banyak orang yang malah bangga bisa selingkuh. Lho, bagaimana bisa? Bagi mereka, itu artinya mereka termasuk orang-orang yang diminati banyak lawan jenis, atau high quality person. Bisa selingkuh jadi sebuah prestasi. Bagaimana tidak? Sudah tahu saya beristri, masih tetap ada wanita yang mau. Keren kan? Saya jadi sama seperti artis atau selebritis. Itu pikiran banyak orang saat ini. Yang memperparah, berbagai tayangan dan media lainnya hari ini terus seolah mendorong pikiran kita untuk menerima bentuk-bentuk ketidaksetiaan sebagai sesuatu yang manusiawi, lumrah dan boleh dilakukan kalau alasannya ada.

Alasan untuk tidak setia ada banyak sekali. Saking banyaknya saya yakin bisa dijadikan buku yang mungkin bisa serial atau bersambung. Bagai virus, ketidaksetiaan akan melebar kemana-mana dan terus meracuni lebih banyak orang. Kalau dalam hidup sudah tidak setia akhirnya bisa berlanjut juga pada Tuhan. Tuhan yang sudah menciptakan, mengasihi, melimpahkan rahmat dan berkatNya, menjaga dan melindungi kita, memberikan kasih karuniaNya bahkan keselamatan? Sudah seperti itu baiknya Tuhan, bagaimana kita masih saja sanggup untuk berlaku tidak setia kepadaNya? Baik terang-terangan maupun sembunyi-sembunyi, dalam kadar dan intensitas masing-masing, manusia terus melakukan hal-hal yang menunjukkan ketidaksetiaan kepada Tuhan.

Kalau mencari orang baik saja sudah semakin susah, mencari orang yang setia jauh lebih sulit, bagaikan mencari jarum ditumpukan jerami. Hari ini karakter tidak setia menjadi salah satu masalah terbesar manusia, tapi sebenarnya itu sudah terjadi sejak dahulu kala. Salomo menuliskan hal ini dalam salah satu Amsalnya. "Banyak orang menyebut diri baik hati, tetapi orang yang setia, siapakah menemukannya?" (Amsal 20:6). Mengaku sebagai teman itu mudah, namun membuktikan diri sebagai sahabat yang setia baik dalam suka maupun duka susahnya minta ampun. Dari masa ke masa kita akan terus berhadapan dengan masalah ini, bahkan diantara kita sendiri pun mungkin sulit untuk setia. Padahal masalah kesetiaan ini merupakan salah satu kualitas utama yang diharapkan ada dalam diri orang percaya. Lihatlah apa pesan Paulus kepada Timotius. "...kejarlah keadilan, ibadah, kesetiaan, kasih, kesabaran dan kelembutan." (1 Timotius 6:11). Sementara Salomo mengingatkan "Sifat yang diinginkan pada seseorang ialah kesetiaannya; lebih baik orang miskin dari pada seorang pembohong." (Amsal 19:22).

Kepada Tuhan yang tidak terlihat kasat mata manusia juga suka sulit untuk setia. Kita mengharapkan Tuhan memberikan segalanya bagi kita dengan berkelimpahan, tetapi kita menolak untuk setia. Lagi-lagi, alasannya bisa bermacam-macam. Mulai dari merasa permintaan tidak didengarkan Tuhan, tidak kunjung lepas dari kesulitan, uang, jabatan bahkan jodoh. Tidak jarang kita melihat orang yang rela menyangkal imannya demi kekasih atau profesi. Tuhan begitu mengasihi kita. Bahkan anakNya yang tunggal pun Dia berikan agar kita semua selamat. Kurang apa lagi? Kehadiran Yesus di dunia ini untuk menggenapkan kehendak Bapa dengan kesetiaan penuh pun sudah menunjukkan sesuatu yang seharusnya bisa kita teladani. Yesus membuktikan kesetiaanNya menanggung segala beban dosa kita sampai mati. Tanpa itu semua mustahil kita bisa menikmati hadirat Tuhan hari ini dan mendapat janji keselamatan setelah episode kehidupan di dunia ini.

Kita mengaku sebagai anak Tuhan, tapi kita tidak kunjung bisa meneladaniNya. Disamping itu sering pula kita terus meminta perkara besar dalam doa-doa kita, sementara perkara kecil saja kita tidak bisa menunjukkan kesetiaan dan tanggung jawab. Apa yang dijanjikan Tuhan kepada orang setia sesungguhnya jauh lebih besar daripada berkat dalam kehidupan dunia yang sementara ini. "Hendaklah engkau setia sampai mati, dan Aku akan mengaruniakan kepadamu mahkota kehidupan." (Wahyu 2:10c). Sadarkah kita bahwa ada mahkota kehidupan yang siap dikaruniakan kepada semua orang yang mau taat dan setia sampai mati?

(bersambung)


No comments :

Search

Bagi Berkat?

Jika anda terbeban untuk turut memberkati pengunjung RHO, anda bisa mengirimkan renungan ataupun kesaksian yang tentunya berasal dari pengalaman anda sendiri, silahkan kirim email ke: rho_blog[at]yahoo[dot]com

Bahan yang dikirim akan diseleksi oleh tim RHO dan yang terpilih akan dimuat. Tuhan Yesus memberkati.

Renungan Archive

Jesus Followers

Stats

eXTReMe Tracker