Friday, September 12, 2014

Mengenal Tuhan (2)

(sambungan)

Ada yang berpenampilan sangat rohani tetapi perilakunya sama sekali tidak mencerminkan kebenaran. Ada yang mengutip ayat-ayat seenaknya demi kepentingan pribadi, menggunakan itu sebagai pembenaran terhadap perbuatan buruknya. Saya sudah sering juga bertemu dengan orang percaya yang mengira bahwa agar selamat kita cukup berbuat baik terhadap sesama. Itu menunjukkan pula bahwa orang tersebut tidaklah mengenal Tuhan. Keselamatan hanya ada dalam Kristus dan perbuatan baik sesungguhnya merupakan buah dari iman kita, bukan penjamin keselamatan. Ada yang mengira bahwa jika korupsi, maka itu akan menjadi bersih kalau sebagian disedekahkan atau dipakai membangun rumah ibadah. Bentuk 'pencucian' uang hasil kejahatan ini pun menunjukkan ketidak-kenalan pelaku akan Allah. Di satu sisi beribadah kepada Tuhan tapi di saat yang sama juga mempercayai berbagai pengajaran lain, beriman pada ilah-ilah lain bahkan menuruti berbagai bentuk supranatural atau okultisme. Mengaku percaya tapi tetap hidup dengan rasa kuatir. Ini pun menunjukkan betapa orang bisa tidak mengenal Allah. Ada banyak orang yang tidak tahu bahwa doa orang benar, siapapun orangnya, punya kuasa besar yang sama. Mereka terus bergantung pada pendeta dan hamba Tuhan lainnya untuk mendoakan apapun yang mereka butuhkan karena beranggapan bahwa doa pasti kalah manjur dibanding para hamba Tuhan. Ada keluarga yang membagi tugas, urusan istri berdoa, urusan suami cari duit. Itu juga merupakan pemahaman keliru terhadap pentingnya membangun mesbah dalam keluarga. Bebagai perilaku munafik orang Farisi di masa Yesus juga menunjukkan bahwa kerajinan melakukan kewajiban agama tidak serta merta menjamin pengenalan akan Tuhan secara baik dan benar. Dalam Matius pasal 6 misalnya, Yesus menyingkapkan hal ini sebagai peringatan bagi kita agar tidak terjebak pada kekeliruan pemahaman yang sama.

Berkaca dari apa yang dialami bangsa Israel, kita bisa melihat bahwa ketidak-kenalan akan Tuhan bisa mendatangkan bahaya besar. Tuhan Maha pengasih, Maha pengampun dan Maha penyayang, itu benar, tetapi kita juga harus tahu bahwa berbuat atau mentolerir dosa akan mendatangkan konsekuensinya sendiri. Pengenalan yang buruk akan Tuhan akan membuat kita rentan terhadap berbagai penyesatan. Hari ini bentuk penyesatan banyak hadir bukan lewat sesuatu yang terang-terang salah, tetapi bisa jadi dikemas rapi seolah Alkitabiah. Doktrin-doktrin kemakmuran dan berbagai pengajaran bisa terlihat sepertinya sesuai firman tetapi sebenarnya menyesatkan. Kalau kita tidak kenal betul, bagaimana kita bisa awas terhadap itu semua?

Hanya mengandalkan tata cara peribadatan dan tradisi serta kebiasaan dan rutinitas dalam menjalankan ibadah saja tidaklah cukup dan belum mencerminkan usaha kita yang cukup untuk mengenal Allah dengan baik dan benar. Yesus menyinggung hal ini dengan keras. "Bukan setiap orang yang berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan! akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga, melainkan dia yang melakukan kehendak Bapa-Ku yang di sorga." (Matius 7:21). Hanya rajin berseru tapi tidak mencerminkan terang dalam hidup sama saja dengan tidak mengenal Tuhan. "Pada hari terakhir banyak orang akan berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan, bukankah kami bernubuat demi nama-Mu, dan mengusir setan demi nama-Mu, dan mengadakan banyak mujizat demi nama-Mu juga?" (ay 22). Bahkan meski kita berpikir bahwa kita sudah melakukan banyak pekerjaan Tuhan, tapi hati kita sebenarnya tidak tulus melakukan itu dan bukan berbuat itu demi kemuliaan Tuhan, jika kita rajin beribadah namun sebatas dibibir saja tanpa aplikasi nyata dalam hidup, maka semua itu sesungguhnya sia-sia, dan kita pun sebenarnya akan kehilangan kesempatan untuk beroleh keselamatan. Jika kita tidak mengenal Tuhan, maka Tuhan pun tidak akan mau mengenal kita. "Pada waktu itulah Aku akan berterus terang kepada mereka dan berkata: Aku tidak pernah mengenal kamu! Enyahlah dari pada-Ku, kamu sekalian pembuat kejahatan!" (ay 23).

Dari mana kita bisa mengenal Tuhan? Pengenalan akan Tuhan bisa kita dapati melalui pendengaran dan pengenalan akan firman-firman Tuhan yang terdapat di dalam Alkitab. Alkitab bukanlah buku usang yang membosankan dan kuno untuk dibaca. Ada banyak tuntunan hidup dan rahasia-rahasia keselamatan di dalamnya yang mampu membuat kita semakin dekat mengenal pribadi Tuhan dan teramat sangat aplikatif menjawab berbagai permasalahan yang terjadi dalam hidup kita. Disana kita bisa mendapati janji-janji Tuhan dan bagaimana untuk memperolehNya. Ada tuntunan-tuntunan hidup baik saat ini maupun untuk kehidupan kekal nanti yang disampaikan secara lengkap sebagai panduan kita. Jangan berhenti hanya sampai membaca, tapi renungkan dan perbuatlah apa yang telah kita baca itu dalam kehidupan nyata. "Tetapi barangsiapa meneliti hukum yang sempurna, yaitu hukum yang memerdekakan orang, dan ia bertekun di dalamnya, jadi bukan hanya mendengar untuk melupakannya, tetapi sungguh-sungguh melakukannya, ia akan berbahagia oleh perbuatannya." (Yakobus 1:25) Dari sana aplikasikanlah firman tersebut dalam kehidupan nyata. Itu akan membawa kita kepada pengenalan akan Tuhan secara lebih mendalam lagi. Terus membangun hubungan yang dekat dengan Tuhan, mendengar suaraNya, merasakan kehadiranNya dalam kehidupan kita sehari-hari, mengandalkan Tuhan lebih dari apapun, itupun akan membuat pengenalan kita terus meningkat.

Kemudian, kita bisa mengenal Bapa lewat Yesus. "Sekiranya kamu mengenal Aku, pasti kamu juga mengenal Bapa-Ku. Sekarang ini kamu mengenal Dia dan kamu telah melihat Dia." (Yohanes 14:7). Tanpa mengenal Kristus, kita tidak akan pernah bisa mengenal Tuhan, dan dengan demikian kita tidak akan pernah bisa datang menghampiriNya dan menerima janji-janjiNya. Yesus berkata "Kata Yesus kepadanya: "Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorangpun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku." (ay 6).

Sudahkah kita menyadari pentingnya untuk mengenal Allah? Sudahkah kita menganggap serius hal ini? Teruslah kenali pribadi dan isi hatiNya baik lewat Alkitab, kotbah, bacaan-bacaan rohani dan sumber lainnya, dan tentu saja, miliki pengenalan yang benar tentang Kristus. Selanjutnya jangan berhenti sampai disitu saja, tetapi kemudian aplikasikanlah semua yang telah kita baca, dengar dan tahu itu ke dalam hidup kita sehari-hari. Kenali Tuhan, temukan apa yang menjadi kehendakNya hari ini. dan lakukan tepat seperti itu. Mari bertumbuh menjadi anak-nakNya yang setia, dipenuhi kasih dan sungguh-sungguh mengenalNya.

Mengenal Allah akan menjauhkan kita dari berbagai pelanggaran sehingga kita terhindar dari kebinasaan

Follow us on twitter: http://twitter.com/dailyrho

No comments:

Kacang Lupa Kulit (4)

 (sambungan) Alangkah ironis, ketika Israel dalam ayat ke 15 ini memakai istilah "Yesyurun". Yesyurun merupakan salah satu panggil...