Thursday, September 18, 2014

Filosofi Bekerja (2)

(sambungan)

Tidak satupun manusia yang dijadikan untuk menjadi gagal dalam hidup. Jadi apabila kita masih belum sukses, kita perlu memeriksa poin di atas satu persatu. Mungkin ada yang masih luput dari perhatian kita, mungkin kita keliru mengambil pekerjaan yang tidak sesuai dengan talenta yang diberikan dan/atau panggilan kita, mungkin ada faktor-faktor yang masih menghambat dan sebagainya. Yang pasti Tuhan punya rencana besar bagi setiap kita, Dia merancang sebuah kehidupan yang penuh damai sejahtera dan mengarah kepada masa depan yang penuh harapan.

Apa yang dibutuhkan dari kita? Ada dua hal, yaitu kemauan dan semangat. Kedua hal ini tergantung dari kita sebagai bagian dari kehendak bebas atau free will yang juga merupakan anugerah dari Tuhan. Beberapa waktu lalu saya mendapat sebuah hikmat yang mengatakan bahwa selama ada kemauan dan bakat, sukses pasti akan mengikuti. Pada waktu itu satu pertanyaan saya adalah: kenapa pasti? Dari topik kita hari ini jawabannya kita peroleh, yaitu karena yang lain sudah disediakan oleh Tuhan sendiri.

Secara jelas Tuhan memberi penjelasan yang saya anggap sebagai kesimpulan dari rangkaian ayat yang telah kita baca di atas. "Demikianlah harus bekerja Bezaleel dan Aholiab, dan setiap orang yang ahli, yang telah dikaruniai TUHAN keahlian dan pengertian, sehingga ia tahu melakukan segala macam pekerjaan untuk mendirikan tempat kudus, tepat menurut yang diperintahkan TUHAN." (Keluaran 36:1). Ini merupakan gambaran yang jelas tentang apa sesungguhnya yang harus kita lakukan dan perhatikan dalam bekerja atau mengusahakan sesuatu.

Mari kita penggal ayat dalam Keluaran 36:1 ini dalam 3 bagian agar terlihat lebih jelas.
1. "Demikianlah harus bekerja Bezaleel dan Aholiab, dan setiap orang yang ahli."  
Sebuah pekerjaan tanpa melihat besar kecilnya merupakan berkat dari Tuhan yang harus disyukuri. Oleh sebab itu sangatlah tidak tepat apabila kita menyikapi kesulitan, kesibukan atau problem-problem dalam bekerja itu dengan bersungut-sungut, mengeluh atau komentar-komentar negatif lainnya. Talenta dan keahlian-keahlian istimewa yang Tuhan berikan bukanlah untuk disimpan sendiri melainkan untuk dipakai bekerja menghasilkan buah-buah yang dapat dinikmati dan memberkati orang lain. Selanjutnya kita harus menjaga pula agar jangan sampai keahlian itu menjadikan kita menjadi orang-orang sombong. Ingatlah bahwa itu semua berasal dari Tuhan, sehingga seharusnya kita memuliakan Tuhan di dalamnya, bukan mencuri kemuliaan dari Tuhan.

2. "yang telah dikaruniai TUHAN keahlian dan pengertian, sehingga ia tahu melakukan segala macam pekerjaan"
Perhatikan, bukan hanya pekerjaan yang Tuhan beri, tapi kita diperlengkapiNya pula dengan segudang talenta; keahlian dan pengertian; sehingga kita mampu menjalankan pekerjaan kita dengan baik dan berhasil. Artinya, ketika Tuhan memberikan kita berkat untuk bekerja dan berusaha, Tuhan telah melengkapi kita terlebih dahulu dengan bekal yang diperlukan untuk mengelola segala yang dipercayakan kepada kita agar bisa kita lakukan dengan baik.

3. "untuk mendirikan tempat kudus, tepat menurut yang diperintahkan TUHAN." 
Bagian ini dengan jelas berbicara mengenai pentingnya kita memuliakan Tuhan dalam segala sesuatu yang kita lakukan. Mendirikan tempat yang kudus, tepat menurut yang diperintahkan Tuhan tidak hanya secara sempit berbicara mengenai membangun gereja, tapi juga termasuk kehidupan dan pekerjaan kita yang harus selalu memuliakan Tuhan dan dilakukan sesuai kehendakNya. Artinya, hidup kita pun harus bisa menjadi bait yang kudus, demikian pula pekerjaan kita dan segala aspek kehidupan yang kita jalani. Setiap pekerjaan kita seharusnya bisa menjadi media untuk memuliakan Tuhan, menjadi saksi keberadaan Tuhan, yang artinya orang akan bisa mengenal dan merasakan Tuhan lewat karya kita.

(bersambung)

No comments:

Kacang Lupa Kulit (4)

 (sambungan) Alangkah ironis, ketika Israel dalam ayat ke 15 ini memakai istilah "Yesyurun". Yesyurun merupakan salah satu panggil...