Monday, September 29, 2014

Ditolak itu Biasa

Ayat bacaan: Lukas 13:33
=====================
"Tetapi hari ini dan besok dan lusa Aku harus meneruskan perjalanan-Ku, sebab tidaklah semestinya seorang nabi dibunuh kalau tidak di Yerusalem."

Kalau cuma sekali mengalami penolakan mungkin tidak apa-apa. Bagaimana kalau itu terus terjadi berulang-ulang? Percaya diri bisa runtuh, orang pun bisa takut untuk terus mencoba. Itu berlaku dalam berbagai bentuk penolakan. Ada yang ditolak cintanya sampai berkali-kali, ada yang terus mengalami meski yang ditaksir sudah berganti-ganti, bentuk penolakan bisa juga terjadi dalam dunia kerja atau profesi. Lihatlah sebuah pengalaman teman saya yang tanpa patah semangat terus berusaha meyakinkan gadis yang ia sukai untuk menerimanya. Sekali ditolak ia mencoba lagi, kedua kali masih tetap tegar, akhirnya pada kali ketiga cintanya bersambut. Bagaimana kalau ia menyerah pada kali pertama atau kedua? Ia tentu gagal dalam usahanya. Contoh lainnya bisa kita lihat di dunia akting. Ada seorang aktor laga Indonesia yang saat ini berkibar bukan hanya di perfilman nasional tapi sudah mencapai Hollywood. Apakah perjuangannya mudah, langsung sukses dalam sekejap mata? Sama sekali tidak. Dalam sebuah wawancara ia bercerita bahwa beberapa tahun pertama ia terus menerus gagal dalam casting. Ia berkata bahwa penolakan sudah menjadi bagian hidupnya di masa itu. Tapi ia menolak untuk putus asa, meski itu harus ia alami sekian tahun lamanya. Ia memutuskan sesuatu yang jauh lebih positif, yaitu belajar dari setiap kegagalan yang terjadi. "Saya belajar dengan melihat mengapa saya ditolak, mengapa yang lain berhasil." katanya. Itu terus ia lakukan, lama-lama ia pun berhasil. Semenjak itu karirnya meningkat pesat hingga mencapai percaturan perfilman paling bergengsi di dunia. Kalau ia menyerah ketika mengalami beberapa penolakan, niscaya ia tidak akan pernah bisa meraih mimpinya.

Ada seorang aktor senior terkenal di Amerika yang mengalami keadaan lebih buruk di masa awal karirnya. Ia juga mengalami banyak penolakan, bahkan pada suatu ketika ia harus hidup di jalan karena tidak lagi mampu memperpanjang sewa kontrakannya. Saat ia membuat sebuah skrip film, hampir semua PH yang ia datangi menolak. Ada yang tertarik, tapi tidak mau memakainya sebagai pemeran utama sebagai syarat yang ia ajukan kepada masing-masing PH tersebut. Pada akhirnya ada PH kecil yang setuju, dan filmnya menjadi sangat terkenal sepanjang masa sekaligus melambungkannya menjadi aktor laga kelas atas.

Penolakan, penolakan dan penolakan. Itu tidak pernah enak bagi siapapun. Ada rasa sakit yang mungkin timbul, mungkin kecewa, mungkin sedih. Sebuah penolakan pasti pernah dialami oleh siapapun yang pernah hidup di dunia ini pasti pernah merasakan bagaimana tidak enaknya mengalami penolakan. Tidak terkecuali Yesus sendiri.

Ketika Yesus turun ke bumi. Dia pun pernah merasakannya. Bukan hanya satu dua kali tapi sering. Lihat saja ketika ada yang berniat menjatuhkan Yesus dari atas tebing (Lukas 4:29), mendapat ancaman akan dibunuh oleh Herodes jika masih bersikeras memasuki Yerusalem (13:31). Dalam kesempatan lain kita tahu pula bahwa Yesus pernah menghadapi persekongkolan orang Farisi yang merasa gerah menghadapi sepak terjang Yesus. Mereka berusaha mencobai (Matius 16:1) bahkan mencoba membunuhNya. (3:6). Orang-orang yang berseru "Hosana! Hosana!" (Markus 11:7-10) adalah orang-orang yang sama mengucapkan "salibkan Dia! salibkan Dia!" (15:12-14). Jika kita mengalami hal ini mungkin kita akan merasa kecil hati, merasa kecewa dan sakit hati, dendam atau kehilangan pegangan. Tapi tidak bagi Yesus. Yesus terus melakukan pelayanan dengan semangat pantang mundur. Apa kuncinya? Kuncinya adalah karena Yesus tahu tujuanNya turun ke dunia. Dia turun bukan untuk mencari pengakuan atau penghormatan dari manusia, melainkan menjalankan misi untuk menyelesaikan kehendak Bapa yang mengutusNya."Tetapi hari ini dan besok dan lusa Aku harus meneruskan perjalanan-Ku, sebab tidaklah semestinya seorang nabi dibunuh kalau tidak di Yerusalem." (Lukas 13:33). Itu fokus Yesus sesuai dengan tugas yang diembanNya seperti yang dikehendaki Bapa. Oleh karena itulah Yesus tidak surut walau mendapat berbagai penolakan bahkan ancaman pembunuhan sekalipun, karena fokusnya jelas, melakukan kehendak Bapa dan bukan tergantung dari respon manusia.

Berbagai penolakan pernah kita alami dan akan terus terjadi. Jagalah agar berbagai penolakan jangan sampai membuat kita patah semangat dan hancur berantakan dalam kegagalan. Justru penolakan-penolakan itu seharusnya mampu menjadi stimulus atau penyemangat, juga pembelajaran bagi kita agar kita bisa tumbuh lebih kuat dalam berjuang mencapai tujuan. Jika orang-orang yang saya sebutkan di awal renungan ini cepat menyerah, mereka juga tidak akan bisa sukses seperti sekarang. Jika Yesus menyerah saat mendapat tekanan-tekanan berat, hari ini kita tidak akan mengalami hidup dalam jaminan keselamatan dan bisa merasakan hadirat Tuhan yang begitu indah. Bagaimana Paulus, Petrus, Yohanes dan rekan-rekan sepelayanan mereka patah arang ketika mengalami penolakan? Kita bisa bayangkan akibatnya dalam hal penyebaran kabar keselamatan dan pengenalan manusia akan Kristus.

Penolakan bisa dan akan selalu terjadi kapan saja, tapi jangan pernah menyerah. Tetaplah bersukacita dalam keadaan apapun, sebab sukacita sejati bukan berasal dari manusia atau keadaan di dunia, melainkan berasal dari Tuhan. "Ya, karena Dia hati kita bersukacita, sebab kepada nama-Nya yang kudus kita percaya." (Mazmur 33:21). Sukacita sejati yang berasal dari Tuhan sesungguhnya jauh berada di atas segala permasalahan, penolakan dan orang-orang yang mengecewakan kita. Hari ini mungkin kita ditolak, tetapi yakinkan diri anda bahwa tidak selamanya anda akan mengalami hal itu. Pada suatu kali kegigihan anda akan berbuah, dengan pengalaman-pengalaman yang justru membuat anda tumbuh sebagai anak-anak Tuhan yang dewasa, bijaksana dan bermental baja. Fokuslah kepada rencana Tuhan bagi hidup anda, dan pakailah pengalaman tertolak itu sebagai batu loncatan untuk sebuah kesuksesan.

Ditolak itu biasa, jangan putus asa tetapi teruslah berjuang sampai berhasil

Follow us on twitter: http://twitter.com/dailyrho

No comments:

Kacang Lupa Kulit (4)

 (sambungan) Alangkah ironis, ketika Israel dalam ayat ke 15 ini memakai istilah "Yesyurun". Yesyurun merupakan salah satu panggil...