Monday, September 15, 2014

Kehendak Bebas

Ayat bacaan: Ulangan 30:19
======================
"Aku memanggil langit dan bumi menjadi saksi terhadap kamu pada hari ini: kepadamu kuperhadapkan kehidupan dan kematian, berkat dan kutuk. Pilihlah kehidupan, supaya engkau hidup, baik engkau maupun keturunanmu"

Makan di rumah makan padang selalu menarik. Selain rasanya enak, hidangan yang dibentang di atas meja membuat konsumen bisa memilih makanan jenis apa yang ingin disantap. Ada yang berlemak dan bersantan, ada yang digoreng. Ada yang berkuah, ada yang kering. Ada yang mahal, ada yang murah. Kita bebas memilih, tapi masing-masing akan membawa konsekuensinya sendiri. Memilih yang berlemak biasanya tidak terlalu baik buat kesehatan apalagi buat yang punya masalah dengan kolestrol dan mungkin lebih mahal. Tapi kalau memilih untuk memakannya, tentu saja tidak ada yang bisa melarang.

Apakah Tuhan menganugerahkan keselamatan dan rancangan damai sejahteraNya pada semua orang? Ya. Tuhan memberikan itu kepada orang tanpa terkecuali. Tuhan menganugerahkan keselamatan dan perencanaan akan hal-hal yang terbaik dalam hidup siapapun. Tapi ingat, ada kehendak bebas pada manusia. Setiap keputusan atau pilihan yang kita ambil akan membawa hasil yang berbeda. Apakah kita mau patuh dan taat kepada ketetapan Tuhan, apakah kita menyerahkan hidup kita ke dalam tanganNya, menjalani sesuai kehendakNya, atau kita fokus pada hal-hal yang menurut kita sendiri terbaik buat kita, meski itu bertentangan dengan firman Tuhan, apakah kita memilih untuk menjalankan hidup dengan mendengarkan Tuhan atau hanya mendasarkan keputusan kita terpusat pada diri sendiri, itu semua adalah pilihan. Kesimpulan yang saya dapat adalah, ya, Tuhan memberikan anugerahNya akan keselamatan dan rancangan terbaik untuk hari depan pada semua orang, namun kepada kita diberikan kehendak bebas (free will) untuk mengikuti atau menolakNya. The choice is up to us.

Mengapa Tuhan memberi kehendak bebas? Seorang teman pernah berkata bahwa Tuhan seolah ingin menjebak manusia dengan memberi kehendak bebas. Apa yang ia katakan tentu saja salah. Tuhan menciptakan manusia menurut gambar dan rupaNya sendiri. Tidak ada satupun mahluk ciptaanNya yang lain yang dirancang seistimewa itu. Apa yang ingin dia buat adalah manusia dan bukan robot. Kehendak bebas seharusnya merupakan anugerah yang kita syukuri karena dengan demikian kita bisa berkreasi dan bereksplorasi dengan leluasa, bukan hidup rata, datar terprogram. Hidup menjadi menarik karenanya. Sebagai bukti bahwa Tuhan bukan menjebak manusia, bukankah Dia menyediakan hikmat, pengetahuan dan kepandaian/kebijaksanaan bagi kita untuk memilih mana yang benar dan salah? "Karena Tuhanlah yang memberikan hikmat, dari mulut-Nya datang pengetahuan dan kepandaian." (Amsal 2:6). Tuhan kerap berbicara lewat hati nurani, Dia akan selalu mengingatkan siapapun yang mau mendengar suaraNya, firmanNya memberitahukan dan memberi tuntunan agar hidup tetap berada dalam koridor yang benar, bahkan Roh Kudus sudah diberikan untuk membantu kita dalam melangkah. Semua itu sudah disediakan Tuhan agar kehendak bebas yang membuat hidup menjadi penuh warna dan menarik jangan sampai melenceng dari jalan yang benar. Sekali lagi, Tuhan bukan menciptakan robot tapi manusia yang mewarisi gambar dan rupaNya.

Dalam kitab Ulangan kita bisa melihat sebuah pesan yang mengacu kepada pengambilan keputusan yang akan sangat menentukan arah hidup kita. "Aku memanggil langit dan bumi menjadi saksi terhadap kamu pada hari ini: kepadamu kuperhadapkan kehidupan dan kematian, berkat dan kutuk. Pilihlah kehidupan, supaya engkau hidup, baik engkau maupun keturunanmu, dengan mengasihi TUHAN, Allahmu, mendengarkan suara-Nya dan berpaut pada-Nya, sebab hal itu berarti hidupmu dan lanjut umurmu untuk tinggal di tanah yang dijanjikan TUHAN dengan sumpah kepada nenek moyangmu, yakni kepada Abraham, Ishak dan Yakub, untuk memberikannya kepada mereka." (Ulangan 30:19-20). Dengan sangat jelas ayat ini menunjukkan bahwa ada pilihan yang dihadapkan kepada kita yang bisa bermuara pada ujung yang sama sekali berbeda, antara kehidupan atau kematian, berkat atau kutuk. Itu menjadi arah atas pilihan-pilihan kita. Dan kerinduan Tuhan bukanlah kepada kematian kita, tetapi justru kepada kehidupan. Ayat ini jelas mengatakan hal itu dengan menjabarkan bagaimana caranya kita memilih kehidupan dan apa yang bisa kita peroleh dari pilihan tersebut.

Sebelum Yosua meninggal, ia sempat menyampaikan pesan agar bangsanya hendaknya bijaksana dalam memilih. "Oleh sebab itu, takutlah akan TUHAN dan beribadahlah kepada-Nya dengan tulus ikhlas dan setia. Jauhkanlah allah yang kepadanya nenek moyangmu telah beribadah di seberang sungai Efrat dan di Mesir, dan beribadahlah kepada TUHAN. Tetapi jika kamu anggap tidak baik untuk beribadah kepada TUHAN, pilihlah pada hari ini kepada siapa kamu akan beribadah; allah yang kepadanya nenek moyangmu beribadah di seberang sungai Efrat, atau allah orang Amori yang negerinya kamu diami ini. Tetapi aku dan seisi rumahku, kami akan beribadah kepada TUHAN!" (Yosua 24:14-15). Dalam hidup ini ada banyak pilihan. Kita bebas memilih, tetapi akan selalu  ada konsekuensi yang mengikuti setiap pilihan yang kita ambil. Yang jelas, Tuhan sudah mengingatkan pilihan mana yang terbaik untuk kita ambil, bagaimana caranya dan apa yang akan kita peroleh dari pilihan yang benar tersebut.

Sulitkah bagi kita untuk memilih yang benar? Alkitab mengatakan tidak. "Sebab perintah ini, yang kusampaikan kepadamu pada hari ini, tidaklah terlalu sukar bagimu dan tidak pula terlalu jauh." (Ulangan 30:11). Itu bukan di langit, bukan di seberang laut (ay 12-13), maksudnya tidaklah jauh atau sulit untuk diraih, tapi kenyataannya hal tersebut sangatlah dekat. "Tetapi firman ini sangat dekat kepadamu, yakni di dalam mulutmu dan di dalam hatimu, untuk dilakukan."(ay 14). Tuhan setiap hari berbicara kepada kita dengan banyak cara. Rajin membaca Alkitab akan membawa kita semakin tahu rencana Tuhan. Kita pun akan dibimbing langsung oleh Roh Kudus untuk mengetahui mana yang baik dan mana yang buruk. Ketika firman itu menjadi rhema dalam diri kita, maka hati kita akan berfungsi banyak untuk membuat kita peka mengetahui mana yang baik dan yang buruk. "Jagalah hatimu dengan segala kewaspadaan, karena dari situlah terpancar kehidupan." (Amsal 4:23). Hati kita haruslah kita jaga agar firman Tuhan tetap bertumbuh kembang disana, karena dari situlah terpancar kehidupan.

Status, gelar, tinggi pendidikan seseorang tidaklah menjamin orang untuk berlaku benar. Mengaku sebagai pengikut Kristus pun belum menjamin orang untuk hidup sesuai kehendak Tuhan, jika ia tidak mendengar firmanNya, terlebih tidak melakukan firmanNya dan hanya fokus pada kepentingan-kepentingan duniawi saja. Begitu banyak anak-anak Tuhan yang jatuh pada banyak hal. Ada begitu banyak lubang menganga di depan kita. Apakah kita mau melompat melewati lubang-lubang itu atau memilih untuk jatuh, itu adalah pilihan. Pilihan dan keputusan kita hendaklah senantiasa didasarkan pada kehendak Tuhan, bukan atas diri kita sendiri. Ulangan 28 menjelaskan secara rinci mengenai berkat dan kutuk. Berkat, apabila kita melakukan hal ini: "Jika engkau baik-baik mendengarkan suara TUHAN, Allahmu, dan melakukan dengan setia segala perintah-Nya yang kusampaikan kepadamu pada hari ini...." (Ulangan 28:1), sementara kutuk akan jatuh bila demikian: "Tetapi jika engkau tidak mendengarkan suara TUHAN, Allahmu, dan tidak melakukan dengan setia segala perintah dan ketetapan-Nya, yang kusampaikan kepadamu pada hari ini." (ay 15). Hidup ini penuh pilihan dan akan selalu berisi berbagai pilihan. Pilihlah untuk hidup seperti jalan yang diinginkan Tuhan dan nikmati senyum kasihNya sebagai orang yang berkenan di mata Tuhan, dimana Dia akan senang terhadap setiap pilihan yang kita ambil. Sebaliknya, kita bisa saja memilih yang bodoh, dungu, lalu masuk ke dalam kematian. Pilihan manapun yang kita ambil akan menentukan masa depan kita. Mana yang kita pilih akan menentukan seperti apa masa depan kita kelak. Hari ini marilah kita tanya pada diri kita, keputusan apa yang akan kita ambil.

Hidup penuh pilihan, tapi Tuhan sudah memberi jalan yang benar untuk diambil

Follow us on twitter: http://twitter.com/dailyrho

No comments:

Kacang Lupa Kulit (4)

 (sambungan) Alangkah ironis, ketika Israel dalam ayat ke 15 ini memakai istilah "Yesyurun". Yesyurun merupakan salah satu panggil...