Wednesday, August 12, 2015

Manfaat Ujian (3)

(sambungan)

2. Menunjukkan bahwa manusia ada batasnya
Benar, manusia bisa kuat, pintar, gagah, kaya dan sebagainya. Tapi kita harus sadar bahwa manusia, siapapun orangnya, punya keterbatasan. Saat hidup berjalan baik biasanya kita tidak menyadari hal itu, tetapi di saat ujianlah kita akan menyadari bahwa kita ini sangat terbatas kemampuan dan kekuatannya. Ujian akan membuka mata kita bahwa ada Tuhan yang kuasaNya di atas segalanya, dan kabar baiknya, Tuhan sudah menyatakan bahwa Dia akan selalu ada bersama kita meski saat kita tengah ada di dalam lembah yang paling kelam sekalipun.

Cara yang terbaik disampaikan Petrus. Ada tiga hal yang ia kemukakan, yaitu:
- Merendahkan diri di bawah tangan Tuhan yang kuat supaya kita ditinggikan pada waktunya (1 Petrus 5:6)
- Menyerahkan segala kekuatiran kepada Tuhan, sebab Dia yang memelihara kita (ay 7)
- Tetap berjaga-jaga dari kemungkinan di mangsa si jahat (ay 8)
Di balik keterbatasan kita, ingatlah bahwa ada Tuhan dengan kuasa yang tidak terbatas bersama kita. Dia akan senang sekali kalau kita mau mengandalkanNya lebih dari apapun sebaliknya mengecam manusia yang hanya mengandalkan kekuatan sendiri dalam melakukan apa-apa. Jika demikian, kenapa kita tidak mulai mengandalkanNya mulai dari sekarang? Ujian akan membuka mata kita akan hal ini.

3. Membentuk karakter kita
Lewat ujian kita bisa berharap akan sesuatu yang lebih baik ke depannya. Ajang ujian membuka kesempatan bagi kita untuk memperbaiki dan meningkatkan kapasitas. Lewat ujian kita bisa menjadi orang-orang yang lebih dewasa, lebih sabar, lebih matang, lebih bijaksana, lebih kuat dan hal-hal baik lainnya. Orang yang tidak pernah mengalami masalah akan sulit mengalami perubahan karakter ke arah yang lebih baik. Sebaliknya orang yang teruji akan punya karakter yang jauh lebih kuat, dan itu tentu sangat diperlukan dalam mengarungi kehidupan yang keras dan berat ini.

Penulis Amsal mengatakan: "Hati yang gembira adalah obat yang manjur, tetapi semangat yang patah mengeringkan tulang." (Amsal 17:22). Tidak dikatakan "hati yang gembira pada saat kita sedang tidak ada masalah", tapi hati yang tetap gembira dalam situasi dan kondisi apapun, itu akan tetap bisa menjadi obat yang manjur. Maka tepatlah kalau Yakobus menyarankan agar kita menghadapi ujian dengan kebahagiaan dan bersyukur, dan itu akan kita rasakan kalau kita menyadari ada hal-hal luar biasa yang dapat kita petik dari berbagai ujian hidup itu. Tanpa ujian, kita akan berjalan di tempat, atau malah makin merosot.

Karenanya, hadapilah ujian dengan penuh ungkapan syukur. Jangan lari dari masalah, tapi hadapilah dengan tegar sambil terus berpegang teguh pada pengharapan dalam iman akan Tuhan. Adakah diantara anda yang hari ini tengah menghadapi ujian? Bergembiralah dalam menghadapinya, dan percayalah ada sesuatu yang indah di depan sana yang akan anda petik begitu anda lulus dari ujian itu.

Tanpa ujian kita tidak akan pernah bisa naik kelas, jadi bersyukurlah saat ujian dan beri yang terbaik dari kita

Follow us on twitter: http://twitter.com/dailyrho

No comments:

Kacang Lupa Kulit (4)

 (sambungan) Alangkah ironis, ketika Israel dalam ayat ke 15 ini memakai istilah "Yesyurun". Yesyurun merupakan salah satu panggil...