Tuesday, August 11, 2015

Manfaat Ujian (2)

(sambungan)

Lewat ayat dalam Amsal 24:10 ini kita diingatkan bahwa kalau kita gampang menyerah ketika menghadapi kesesakan, kita tidak akan pernah bisa bertumbuh baik secara mental maupun rohani. Kekuatan kita akan tetap kecil atau malah menyusut. Ujian demi ujian yang kita hadapi akan mampu membawa kita ke level yang lebih tinggi. Despite of the outcome, either you win or lose, either you succeed or fail, jika kita menyikapinya dengan benar, tetap dalam pengharapan yang tidak pernah padam di dalam Kristus, kita akan mendapatkan hasil luar biasa dalam pertumbuhan iman kita.

Lihatlah apa yang dihadapi tokoh-tokoh Alkitab. Mereka bertemu dengan ujian-ujian yang sungguh berat, yang bagi logika manusia kelihatannya tidak masuk akal. Tapi mereka berhasil membuktikan bahwa percaya sepenuhnya pada Tuhan akan membawa hasil luar biasa. Daud harus bertemu dengan Goliat di usia yang masih sangat muda. Itu adalah ujian yang tidak main-main dan taruhannya nyawa. Tapi Daud mengandalkan Tuhan, percaya penuh kepadaNya dan ternyata sukses. Dari sanalah Daud kemudian dikenal.

Abraham mengalami ujian yang sungguh berat. Menanti janji Tuhan begitu lama di usia yang sudah tua renta, dan ketika ia memperolehnya, ia malah diminta mengorbankan anaknya. Tapi Abraham percaya pada Tuhan, dan ia melalui ujian dengan baik dan lulus dengan sangat memuaskan. Ia pun disebut bapa orang beriman lewat serangkaian ujian tersebut. Ujian boleh datang, namun cara kita menyikapinyalah yang akan membuat perbedaan.

Yakobus berkata: "Saudara-saudaraku, anggaplah sebagai suatu kebahagiaan, apabila kamu jatuh ke dalam berbagai-bagai pencobaan, sebab kamu tahu, bahwa ujian terhadap imanmu itu menghasilkan ketekunan. Dan biarkanlah ketekunan itu memperoleh buah yang matang, supaya kamu menjadi sempurna dan utuh dan tak kekurangan suatu apapun." (Yakobus 1:2-4). Ujian terhadap iman menghasilkan ketekunan. Lalu ketekunan itu pada suatu ketika akan memperoleh buah yang matang, dan kita pun menjadi semakin sempurna, utuh dan tak kekurangan apapun. Itu janji Tuhan, itu kebenaran.

Anda mungkin bisa stres dalam menghadapi ujian di sekolah, tapi anda tentu tahu bahwa tanpa itu anda tidak akan pernah lulus dan akan menjadi siswa atau mahasiswa abadi. Maka suka atau tidak, anda akan menghadapi ujian dengan sungguh-sungguh dan berharap bahwa anda melakukannya dengan baik dan setelahnya dinyatakan lulus. Begitu pula dengan ujian terhadap iman. Kalau begitu buat apa kita meratap, mengamuk atau melakukan reaksi-reaksi negatif lainnya? Yakobus mengatakan: "anggaplah sebagai suatu kebahagiaan, apabila kamu jatuh ke dalam berbagai-bagai pencobaan." Kita bukan harus bersedih, tapi seharusnya bahagia. Karena alasannya jelas, untuk kebaikan kita sendiri juga, untuk menghasilkan buah dalam hidup kita. Kita tidak akan bisa bertumbuh dan naik ke jenjang yang lebih tinggi apabila kita tidak menghadapi atau gagal dalam ujian. So when you encounter a test, don't give up! Kita tidak akan memperoleh hasil apa-apa selain kegagalan dengan tawar hati. Bukannya baik, malah hanya akan menambah masalah saja nantinya.

Secara ringkas, ujian mendatangkan banyak manfaat pada kita. Secara garis besar saya menyimpulkan ada tiga tujuan utama, yaitu:

1. Memurnikan
Ujian bisa memurnikan diri kita. Setiap saat kita berpotensi mendapat gangguan dan godaan dari banyak sisi. Hal itu bisa melemahkan kita dan menjauhkan ktia dari iman. Karena itulah seharusnya kita bisa seperti anjuran Yakobus, menganggap ujian itu sebagai sesuatu yang membahagiakan. Bukan karena kita senang menderita, tetapi karena melihat manfaat dari ujian tersebut. Kalau melihat tokoh-tokoh Alkitab, tidak satupun yang tidak melalui ujian terlebih dahulu sebelum melakukan pekerjaan-pekerjaan Tuhan dengan hasil yang luar biasa. Oleh karenanya yang terbaik dalam menyikapi ujian adalah bersyukur dan melaluinya dengan kesanggupan terbaik dari kita.

(bersambung)


No comments:

Kacang Lupa Kulit (5)

 (sambungan) Kapok kah mereka? Ternyata tidak. Bukan sekali dua kali bangsa ini melupakan Tuhannya. Kita melihat dalam banyak kesempatan mer...