Saturday, April 18, 2015

Kemurnian Hati (3)

webmaster | 10:00:00 PM |
(sambungan)

6. Menjaga hati dari perasaan dendam, sakit hati dan pahit

Ingatlah bahwa salah satu hal yang tersering mencemari hati adalah saat rasa dendam sebagai efek dari dibiarkannya sakit hati bercokol dalam diri kita dibiarkan tumbuh. Untuk mencegahnya, kita harus hidup dalam pengampunan. Pengampunan berarti mau memaafkan orang dan tidak lagi mengingatnya.

Mengapa kita harus sanggup dalam tingkatan itu? Karena bukankah Tuhan pun melakukan hal yang sama kepada kita? "... sebab Aku akan mengampuni kesalahan mereka dan tidak lagi mengingat dosa mereka." (Yeremia 31:34). Kalau Tuhan seperti itu, siapakah kita yang merasa berhak untuk mendendam?

Akan selalu ada saat dimana kita merasa sakit hati oleh perbuatan orang lain. Bisa jadi perasaan itu begitu menyakitkan sehingga menimbulkan kepahitan. Apa yang diingatkan Yesus akan hal ini sangat berbeda dari cara pandang dunia terhadap reaksi kita atas perilaku jahat orang lain. "Kamu telah mendengar firman: Kasihilah sesamamu manusia dan bencilah musuhmu. Tetapi Aku berkata kepadamu: Kasihilah musuhmu dan berdoalah bagi mereka yang menganiaya kamu." (Matius 5:43-44). Firman Tuhan pun sudah mengingatkan kita agar tidak bersukacita ketika musuh terjatuh.  "Jangan bersukacita kalau musuhmu jatuh, jangan hatimu beria-ria kalau ia terperosok" (Amsal 24:17).

Orang yang mendendam artinya sama dengan tidak mengenal Allah. Firman Tuhan berkata "Barangsiapa tidak mengasihi, ia tidak mengenal Allah, sebab Allah adalah kasih." (1 Yohanes 4:8). Dan kasih tanpa pamrih seperti halnya Tuhan mengasihi kita ini sudah selayaknya diberikan kepada siapapun, termasuk kepada musuh yang sudah berlaku sangat jahat kepada kita. Tidak ada alasan bagi kita untuk menolak memberikan bentuk kasih seperti ini, karena sesungguhnya Allah sendiri sudah mendemonstrasikannya kepada kita. Ditambah lagi kasih dari Allah ini sudah dicurahkan kepada kita lewat Roh Kudus. Kita bisa melihat buktinya lewat kitab Roma: "Dan pengharapan tidak mengecewakan, karena kasih Allah telah dicurahkan di dalam hati kita oleh Roh Kudus yang telah dikaruniakan kepada kita." (Roma 5:5).

Daud menyadari betul pentingnya memiliki hati yang murni dan kudus. Lihatlah apa yang ia serukan kepada Tuhan. "Jadikanlah hatiku tahir, ya Allah, dan perbaharuilah batinku dengan roh yang teguh!" (Mazmur 51:12). "Selidikilah aku, ya Allah, dan kenallah hatiku, ujilah aku dan kenallah pikiran-pikiranku;lihatlah, apakah jalanku serong, dan tuntunlah aku di jalan yang kekal!" (139:23-24). Dan kita lihat bagaimana Daud yang pernah jatuh sedemikian parah tapi bisa diangkat kembali oleh Tuhan karena Tuhan melihat komitmennya dalam menjaga hati.

Benar, tidaklah mudah untuk bisa menjaga hati agar tetap murni. Terlebih saat ada begitu banyak godaan dan penyesatan yang hadir dalam setiap lini kehidupan kita, lewat berbagai bentuk. Bisa jadi kita perlu bergumul dan berperang melawan semua itu, tetapi kalau kita tahu bahwa hati yang murni itu penting, kita akan mengerahkan segenap daya upaya agar bisa menjaga kemurniannya.

Kemurnian hati sangatlah menentukan kemana arah hidup kita dan bagaimana bentuk hidup kita. Tidak banyak yang menyadari bahwa semua itu berawal dan berasal dari hati. Kalau kita sudah tahu bagaimana pentingnya menjaga kemurnian hati, kenapa kita tidak mulai melakukannya mulai sekarang? Itu akan menghindarkan kita dari berbagai hal buruk, dan akan terus mengarahkan kita kepada jejak langkah yang benar.

Menjaga kemurnian hati menentukan hidup yang sekarang dan kemana nantinya di kehidupan yang akan datang

Follow us on twitter: http://twitter.com/dailyrho

No comments :

Search

Bagi Berkat?

Jika anda terbeban untuk turut memberkati pengunjung RHO, anda bisa mengirimkan renungan ataupun kesaksian yang tentunya berasal dari pengalaman anda sendiri, silahkan kirim email ke: rho_blog[at]yahoo[dot]com

Bahan yang dikirim akan diseleksi oleh tim RHO dan yang terpilih akan dimuat. Tuhan Yesus memberkati.

Renungan Archive

Jesus Followers

Stats

eXTReMe Tracker