Friday, November 14, 2014

Simeon dan Hana (1)

Ayat bacaan: Lukas 2:25
================
"Adalah di Yerusalem seorang bernama Simeon. Ia seorang yang benar dan saleh yang menantikan penghiburan bagi Israel. Roh Kudus ada di atasnya,"

Apa yang menjadi motivasi kita dalam beribadah? Apakah kerinduan kita bertemu dan merasakan hadirat Tuhan bersama saudara-saudari seiman, hanya mencari berkat/pertolongan, supaya terlihat suci di mata orang atau hanya sekedar ritual atau rutinitas belaka? Sama-sama beribadah, tapi motivasi bisa beragam. Jangan-jangan kita tidak lagi peduli terhadap Yesus ketika beribadah melainkan sibuk mementingkan hal-hal lainnya. Dan jangan-jangan, kalau Yesus tiba-tiba ada disamping kita, kita bahkan tidak lagi mengenalNya.

Mari kita lihat apa yang terjadi saat Yesus dibawa ke bait Allah untuk diserahkan kepada Tuhan. Seperti layaknya gereja, saya yakin pada saat itu ada begitu banyak orang yang hadir di sana. Yusuf dan Maria datang membawa bayi Yesus untuk memenuhi hukum Taurat Musa yang menyatakan bahwa "semua anak laki-laki sulung harus dikuduskan bagi Allah."  (Lukas 2:23). Pertanyaannya sekarang, ada berapa banyak dari yang hadir mengenal Yesus sebagai Juru Selamat yang sudah lama dinanti-nantikan? Ratusan orang? Puluhan? Ternyata tidak banyak. Alkitab bahkan secara jelas menyatakan bahwa hanya dua orang saja, yaitu Simeon dan Hana. Bayangkan, hanya dua dari sekian banyak orang yang hadir disana.

Siapakah Simeon dan Hana? Tentang Simeon, Alkitab mencatat "Adalah di Yerusalem seorang bernama Simeon. Ia seorang yang benar dan saleh yang menantikan penghiburan bagi Israel. Roh Kudus ada di atasnya, dan kepadanya telah dinyatakan oleh Roh Kudus, bahwa ia tidak akan mati sebelum ia melihat Mesias, yaitu Dia yang diurapi Tuhan." (Lukas 2:26). Sedangkan Hana adalah seorang janda tua berusia 84 tahun. Dikatakan bahwa "Ia tidak pernah meninggalkan Bait Allah dan siang malam beribadah dengan berpuasa dan berdoa." (ay 37).

Ternyata hanya kedua orang inilah yang mampu melihat bayi Yesus sebagai Mesias sesungguhnya yang telah lama ditunggu. Mereka berdua sudah sejak lama menantikan kedatangan Yesus di muka bumi ini. Kerinduan mereka untuk melihat Yesus dapat kita lihat dari ketekunan dan usaha mereka dalam menanti kedatanganNya. Bahkan kepada Simeon Roh Kudus menyatakan bahwa ia tidak akan mati sebelum melihat Mesias dengan mata kepalanya sendiri. (ay 26). Simeon terus menanti dengan pengharapan penuh, hatinya haus untuk bertemu dengan Yesus. Pada hari itu Roh Kudus membimbingnya untuk menuju Bait Allah (ay 27) dan akhirnya bertemu dengan Mesias yang dijanjikan.

Dengan lantang Simeon berkata "Sekarang, Tuhan, biarkanlah hamba-Mu ini pergi dalam damai sejahtera, sesuai dengan firman-Mu, sebab mataku telah melihat keselamatan yang dari pada-Mu, yang telah Engkau sediakan di hadapan segala bangsa, yaitu terang yang menjadi penyataan bagi bangsa-bangsa lain dan menjadi kemuliaan bagi umat-Mu, Israel." (ay 29-32). Simeon mampu melihat dengan jelas siapa bayi yang tengah ia gendong. Demikian pula Hana yang langsung mengucap syukur kepada Allah. (ay 38). Apakah jemaat lain melihat hal yang sama? Sayang sekali tidak. Tampaknya selain Simeon dan Hana, yang lain tidak memiliki kerinduan yang sama. Mungkin mereka sibuk dengan agenda sendiri, mungkin mereka hanya semata menjalankan rutinitas, atau mungkin saja mereka tidak peduli sama sekali. Yang jelas, mereka tidak bisa melihat siapa Yesus sebenarnya. Kehadiran Yesus tepat di depan mereka nyatanya tidak kunjung menggerakkan hati mereka untuk bersyukur atas keselamatan yang akan hadir sebagai anugerah dari Allah.

(bersambung)


No comments:

Kacang Lupa Kulit (5)

 (sambungan) Kapok kah mereka? Ternyata tidak. Bukan sekali dua kali bangsa ini melupakan Tuhannya. Kita melihat dalam banyak kesempatan mer...