====================
"TUHAN akan membuka bagimu perbendaharaan-Nya yang melimpah, yakni langit, untuk memberi hujan bagi tanahmu pada masanya dan memberkati segala pekerjaanmu, sehingga engkau memberi pinjaman kepada banyak bangsa, tetapi engkau sendiri tidak meminta pinjaman."
Melimpah adalah sesuatu yang mengalir keluar melebihi wadah dimana ia dituangkan. Apabila anda menuangkan air ke dalam gelas sampai melebihi batas maksimal daya tampung gelas, maka air akan mengucur keluar. Kalau kita masih terus menuang, maka limpahan pun akan semakin bertambah luas. Itulah yang dikatakan dengan melimpah.
Sekarang bayangkan apabila kata melimpah ini bukan ditujukan kepada air, tetapi kepada berkat Tuhan. Berkat Tuhan tercurah hingga melimpah kepada kita. Bukankah itu terdengar sangat luar biasa? Kalau ya, mungkinkah itu datang menghampiri kita? Selain menyangsikan, kebanyakan orang mungkin percaya itu bisa, tapi bukan atas mereka melainkan atas sebagian orang yang beruntung saja. Apakah benar seperti itu? Apakah kita bisa memperoleh berkat Tuhan yang tercurah hingga berkelimpahan itu? Mengapa tidak? Saya percaya itu bisa terjadi pada kita, anda dan saya. Sebab Tuhan berkali-kali mengingatkan kita bahwa Dia siap untuk mencurahkan berkatNya atas kita bukan sekedarnya, bukan juga pas-pasan, tetapi dengan melimpah.
Saya akan mulai dengan ayat ini: "TUHAN akan membuka bagimu perbendaharaan-Nya yang melimpah, yakni langit, untuk memberi hujan bagi tanahmu pada masanya dan memberkati segala pekerjaanmu, sehingga engkau memberi pinjaman kepada banyak bangsa, tetapi engkau sendiri tidak meminta pinjaman." (Ulangan 28:12). Hujan berkat. Dari mana itu berasal? Ayat ini dengan jelas menyebutkan bahwa itu berasal dari perbendaharaan Tuhan dan turun dari langit (surga). Bukan atas hasil usaha kita, bukan atas kehebatan dan besarnya kekuasaan kita, namun dari perbendaharaan Tuhan. Ini baru satu dari rangkaian janji berkat yang tertulis di dalam Ulangan 28:1-14.
Apa yang menjadi kunci untuk bisa memperolehnya? Ayat berikut menyebutkan kuncinya. "Jika engkau baik-baik mendengarkan suara TUHAN, Allahmu, dan melakukan dengan setia segala perintah-Nya yang kusampaikan kepadamu pada hari ini..." (ay 1). Mendengar dengan baik, alias taat dan patuh kepada Firman atau suaraNya. Tapi kunci tersebut tidak berhenti hanya sampai disitu saja. Setelah mendengar dengan baik, kita harus melanjutkan dengan melakukan. Dan melakukannya bukan asal-asalan atau ala kadarnya saja, tetapi dengan setia. Itulah yang disebut sebagai pelaku firman. Itulah yang akan membawa kita untuk menerima curahan Tuhan atas kita, turun bagai hujan dari langit hingga melimpah.
Tuhan siap membuka perbendaharaanNya dan melimpahi kita dengan segala berkatNya, bahkan hal-hal yang tidak pernah terbayangkan sekalipun, Tuhan siap memberi kita itu semua dengan berkelimpahan. "Tetapi seperti ada tertulis: "Apa yang tidak pernah dilihat oleh mata, dan tidak pernah didengar oleh telinga, dan yang tidak pernah timbul di dalam hati manusia: semua yang disediakan Allah untuk mereka yang mengasihi Dia." (1 Korintus 2:9). Ini pun berbicara mengenai kemurahan hati Tuhan untuk memberi siapapun yang mengasihi Dia, taat kepada perintahNya secara berlimpah-limpah.
Selanjutnya mari kita lihat ayat lain yang menyatakan hal berkelimpahan. "Jika kamu dengan sungguh-sungguh mendengarkan perintah yang kusampaikan kepadamu pada hari ini, sehingga kamu mengasihi TUHAN, Allahmu, dan beribadah kepada-Nya dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu, maka Ia akan memberikan hujan untuk tanahmu pada masanya, hujan awal dan hujan akhir, sehingga engkau dapat mengumpulkan gandummu, anggurmu dan minyakmu, dan Dia akan memberi rumput di padangmu untuk hewanmu, sehingga engkau dapat makan dan menjadi kenyang." (Ulangan 11:13-14). Tuhan siap menurunkan hujan berkat kepada siapapun yang taat pada perkataanNya, mengasihiNya dan dengan sungguh-sungguh beribadah padaNya. Hujan berkat yang akan memampukan kita menghasilkan buah dengan berkelimpahan. Itu janji Tuhan. Kembali kita melihat kunci yang sama. Bersungguh-sungguh taat, lalu bersungguh-sungguh beribadah dengan segenap hati dan jiwa. Bukan karena kebiasaan, bukan karena rutinitas, bukan simbolis apalagi hanya agar terlihat baik di mata orang, bukan pula karena sebuah keharusan semata apalagi keterpaksaan, tetapi digerakkan oleh panggilan hati yang sungguh-sungguh dan kerinduan untuk mengasihiNya. Inilah yang mampu menurunkan hujan berkat yang melimpah-limpah itu.
Ayat pembuka dalam Mazmur pun menyatakan hal yang kurang lebih sama. "Berbahagialah orang yang...kesukaannya ialah Taurat TUHAN, dan yang merenungkan Taurat itu siang dan malam. Ia seperti pohon, yang ditanam di tepi aliran air, yang menghasilkan buahnya pada musimnya, dan yang tidak layu daunnya; apa saja yang diperbuatnya berhasil." (Mazmur 1:1-3). Dari ayat ini kita bisa melihat betapa Daud menyadari kemurahan Tuhan dalam melimpahi berkatNya atas umatNya. Lihatlah Mazmur 23:1-6 dimana Daud berbicara mengenai Tuhan sebagai gembala yang baik. "TUHAN adalah gembalaku, takkan kekurangan aku...Engkau menyediakan hidangan bagiku, di hadapan lawanku; Engkau mengurapi kepalaku dengan minyak; pialaku penuh melimpah." (Mazmur 23:1,5). Bagaimana jika pada saat ini kondisi ekonomi atau bisnis anda tengah porak poranda? Tuhan sanggup memulihkannya secara melimpah-limpah. "Hujan yang melimpah Engkau siramkan, ya Allah; Engkau memulihkan tanah milik-Mu yang gersang,sehingga kawanan hewan-Mu menetap di sana; dalam kebaikan-Mu Engkau memenuhi kebutuhan orang yang tertindas, ya Allah." (68:10-11).
(bersambung)
No comments:
Post a Comment