(sambungan)
Kali ini mari kita belajar tentang turunnya berkat melimpah ini lewat kisah hidup Elia. Elia dijuluki nabi api dan dikenal sebagai nabi hujan atau the rain maker. Apakah ia manusia super? Tidak. Elia hanyalah manusia biasa, sama seperti kita. Tetapi yang membedakan adalah kesungguhannya dalam berdoa.
Hal tersebut bisa kita ketahui dari tulisan Yakobus. "Elia adalah manusia biasa sama seperti kita, dan ia telah bersungguh-sungguh berdoa, supaya hujan jangan turun, dan hujanpun tidak turun di bumi selama tiga tahun dan enam bulan. Lalu ia berdoa pula dan langit menurunkan hujan dan bumipun mengeluarkan buahnya." (Yakobus 5:17-18).
Ada tiga hal dari ayat ini yang baik untuk digarisbawahi, yaitu: "berdoa", "hujan" dan "buah". Banyak orang yang menomorsatukan mengejar uang diatas segalanya. Mereka terus berpacu dengan waktu untuk memperoleh lebih banyak uang, meletakkan pekerjaan atau karir di atas keluarga, apalagi untuk membangun hubungan dengan Tuhan secara sehat dan baik. Urusan berdoa nanti saja. Kalaupun dilakukan itu hanya karena merupakan sebuah kewajiban yang harus kita lakukan. Hanya sebatas kebiasaan, rutinitas atau jangan-jangan paksaan, bukan lagi berasal dari kerinduan hati terdalam untuk mencari dan bersekutu dengan Tuhan atas dasar kasih. Maka lewat kisah Elia kita bisa belajar untuk tidak melupakan kesungguhan dalam "berdoa". Itu akan mendatangkan "hujan" yang turun dengan lebat melimpah atas kita dan dengan demikian akan mampu membuat kita "berbuah". Berdoa dengan sungguh-sungguh yang berasal dari hati akan membuat Tuhan membuka perbendaharaanNya yang melimpah dari Surga untuk menurunkan hujan berkatNya secara melimpah. Bekerja itu penting, tapi ingatlah bahwa selain bekerja kita pun harus membangun kehidupan doa dengan sungguh-sungguh agar Tuhan berkenan melimpahkan hujan dari langit untuk kita.
Hal lainnya yang tidak boleh kita lupakan adalah kewajiban kita untuk memberikan persembahan perpuluhan. Perhatikan apa yang dikatakan Tuhan akan hal ini. "Bawalah seluruh persembahan persepuluhan itu ke dalam rumah perbendaharaan, supaya ada persediaan makanan di rumah-Ku dan ujilah Aku, firman TUHAN semesta alam, apakah Aku tidak membukakan bagimu tingkap-tingkap langit dan mencurahkan berkat kepadamu sampai berkelimpahan." (Maleakhi 3:10). Pemberian perpuluhan dikatakan akan membukakan tingkap-tingkap langit (windows of heaven, floodgates of heaven). Kata floodgates diakhiri dengan huruf "s", itu artinya bukan hanya satu tapi banyak) dan mencurahkan berkat hingga berkelimpahan. Ini adalah hal serius yang tidak boleh kita lupakan.
Kita memang sadar bahwa adalah sebuah kewajiban untuk memberi persepuluhan. Tetapi pada kenyataannya banyak orang yang merasa pelit untuk memberi, Mereka hanya memberi bagian terkecil dengan beragam alasan, mulai dari banyak pengeluaran di bulan ini sampai menaruh rasa curiga terhadap para pengurus. Layaknya bisnis, mereka berhitung untung rugi atau malah beranggapan bahwa perpuluhan adalah sarana untuk menyogok Tuhan untuk mengabulkan permintaannya. Ada yang terus berdebat tanpa henti apakah yang harus diserahkan tepat 10% atau tidak. Ada yang mengatakan harus, ada yang tidak, tetapi saya lebih tertarik untuk berpikir seperti ini: seandainya saya memberi dengan penuh sukacita tepat 10% atau bahkan lebih, apakah saya akan kekurangan? Faktanya tidak. Ada begitu banyak kesaksian yang saya dengar secara langsung, dan saya sendiri sudah membuktikannya. Tuhan justru akan membuka floodgates of heaven dan membalas dengan berlipat ganda hingga berkelimpahan kepada orang-orang yang memberi dengan kerelaan hati, atas dasar ketaatan dan kasihnya, dan dengan penuh sukacita.
Elia bukan manusia super, bukan dewa, bukan pula Tuhan. Elia adalah hanya manusia biasa yang sama seperti kita, ciptaan Tuhan yang punya kelemahan dan keterbatasan. Seperti kita, ia pun mengalami masa suka dan duka. Ada pasang surut dalam perjalanan hidupnya. Tapi ternyata ia bisa membawa perubahan signifikan. Tiga tahun enam bulan dikatakan bangsa Israel mengalami paceklik akibat kekeringan. Bayangkan apa yang bisa terjadi jika hujan tidak kunjung turun selama itu. Tanah akan gersang akibat kemarau berkepanjangan, dan bukan saja hasil pertanian, tetapi mungkin untuk minum pun orang sudah sulit pada masa itu. Tetapi lihatlah doa Elia mampu menurunkan hujan yang berlimpah ruah sehingga bumi pun kembali mengeluarkan buahnya. Jika lewat Elia hujan bisa turun, maka hujan itu pun mampu turun atas kita dengan berlimpah sampai kita mengeluarkan buah, baik dalam pekerjaan, studi, kehidupan maupun pelayanan.
Ingin memiliki pekerjaan, studi, hidup dan pelayanan yang berbuah? Sertailah kegiatan-kegiatan anda dengan doa yang sungguh-sungguh dan jangan lupa pula bahwa ketaatan akan firmanNya yang diaplikasikan langsung dalam hidup melalui perbuatan nyata memegang peranan yang teramat sangat penting. Tuhan rindu untuk menurunkan hujan dari surga secara berlimpah-limpah saat ini juga atas anak-anakNya. Tetapi semua tergantung keputusan kita akan bagaimana cara kita hidup. Jika ingin mengalami kelimpahan dalam hidup, benahilah segala hal yang masih belum maksimal sekarang juga.
Hujan berkat melimpah turun atas anak-anakNya yang taat dan rajin berdoa
Follow us on twitter: http://twitter.com/dailyrho
Sunday, November 9, 2014
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
Dua Ibu Janda dan Kemurahan Hatinya (8)
(sambungan) Dua janda yang saya angkat menjadi contoh hari ini hendaknya mampu memberikan keteladanan nyata dalam hal memberi. Adakah yang ...
-
Ayat bacaan: Ibrani 10:24 ===================== "Dan marilah kita saling memperhatikan supaya kita saling mendorong dalam kasih dan ...
-
Ayat bacaan: Ibrani 10:24-25 ====================== "Dan marilah kita saling memperhatikan supaya kita saling mendorong dalam kasih ...
-
Ayat bacaan: Mazmur 23:4 ====================== "Sekalipun aku berjalan dalam lembah kekelaman, aku tidak takut bahaya, sebab Engkau...
No comments:
Post a Comment