Ayat bacaan: 1 Korintus 13:4-7
========================
"Kasih itu sabar; kasih itu murah hati; ia tidak cemburu. Ia tidak memegahkan diri dan tidak sombong. Ia tidak melakukan yang tidak sopan dan tidak mencari keuntungan diri sendiri. Ia tidak pemarah dan tidak menyimpan kesalahan orang lain. Ia tidak bersukacita karena ketidakadilan, tetapi karena kebenaran. Ia menutupi segala sesuatu, percaya segala sesuatu, mengharapkan segala sesuatu, sabar menanggung segala sesuatu."
Kemarin kita sudah melihat bagaimana Allah yang adalah kasih menjadikan kita sebagai objek kasih. Karenanya kita pun harus pula meneladani itu dengan menyatakan kasih kepada orang lain, sehingga kita memenuhi hukum yang terutama dari Yesus sendiri. Mungkin kita sudah tahu bahwa kita harus mengasihi. Tapi seperti apa sebenarnya mengasihi itu? Apakah ada indikator-indikator atau penanda yang bisa menunjukkan apakah kita sudah mempraktekkan kasih kepada sesama seperti halnya Yesus mengasihi kita?
Sebuah penanda atau indikator merupakan kelengkapan yang penting terutama pada alat atau benda yang berhubungan dengan keselamatan. Ambil contoh pada mobil. Pada dashboardnya ada lampu indikator baterai mobil yang akan menyala saat mobil dihidupkan dan akan segera mati saat mobil sudah menyala normal. Jika lampunya masih menyala saat mobil sudah berjalan, anda akan tahu bahwa itu merupakan peringatan tentang sesuatu yang tidak beres pada mobil terutama pada sistim pengisian aki atau oli, dan itu berarti pula bahwa kita harus menuju bengkel agar kita tidak harus mengalami hal buruk saat sedang berkendara di jalan raya.
Seorang teman saya mengalami kejadian naas di tengah jalan tol. Tiba-tiba mobilnya mogok saat sedang berjalan. Untung saja ia selamat tidak disambar oleh mobil yang melaju kencang dari belakang. Anda bisa bayangkan betapa mengerikan seandainya hal itu terjadi. Usut punya usut, ternyata bensinnya kemasukan air dari radiator. Yang membuatnya heran, tidak ada satupun indikator yang menunjukkan bahwa air sudah kosong saat ia melaju menuju ibukota. Tidak ada warning apa-apa, bahkan temperatur mobilnya terlihat normal. Hidup kita membutuhkan indikator seperti itu, yang kalau tidak berfungsi akan membahayakan masa depan kita. Kasih, sebagai inti dasar kekristenan pun harus punya indikator agar kita bisa mengetahui sampai sejauh mana kita mengaplikasikan atau mengadopsi kasih dalam kehidupan nyata kita. Sebuah indikator merupakan penanda akan sesuatu, bisa berupa lampu peringatan, bentuk-bentuk statistik dari pencapaian keberhasilan, parameter, indeks, ukuran dan sebagainya. Apapun bentuknya sebuah indikator merupakan variabel yang bisa membantu kita mengukur tingkat perubahan baik secara langsung maupun tidak langsung, ukuran dari kejadian/kondisi dan bisa membantu kita untuk membuat sebuah penilaian yang komprehensif secara berkala.
Kembali kepada pertanyaan awal, adakah indikator kasih yang bisa kita pakai untuk mengukur besarnya kasih dalam diri kita, untuk mengetahui seberapa jauh kasih itu sudah berfungsi menyentuh dan membawa kebaikan baik bagi kita sendiri maupun orang lain? Adakah tolok ukur atau acuan yang bisa kita pakai untuk melihat apakah kasih dalam diri kita sudah berada pada jalur yang benar atau belum?
Jawabannya, ada. Dan itu bisa kita lihat secara terperinci seperti yang disampaikan Paulus dalam surat 1 Korintus. "Kasih itu sabar; kasih itu murah hati; ia tidak cemburu. Ia tidak memegahkan diri dan tidak sombong. Ia tidak melakukan yang tidak sopan dan tidak mencari keuntungan diri sendiri. Ia tidak pemarah dan tidak menyimpan kesalahan orang lain. Ia tidak bersukacita karena ketidakadilan, tetapi karena kebenaran. Ia menutupi segala sesuatu, percaya segala sesuatu, mengharapkan segala sesuatu, sabar menanggung segala sesuatu." (1 Korintus 13:4-7).
Inilah indikator-indikator kasih itu. Kesabaran, kemurahan hati, tidak cemburu, tidak memegahkan diri, tidak sombong, berlaku sopan, tidak mencari keuntungan sendiri, tidak pemarah, mau mengampuni, tidak mendendam, tidak senang dengan kejahatan, tidak mencari-cari kesalahan orang lain, tahan menghadapi segala sesuatu, mau percaya akan yang terbaik pada setiap orang, hidup dalam pengharapan tanpa henti dan sabar dalam menanggung segala sesuatu. Indikator inilah yang akan membantu kita untuk mengetahui atau memeriksa diri kita, apakah kasih berfungsi baik atau tidak, atau sudah sampai di titik mana kasih itu berperan dalam hidup kita. Jika kita masih berhenti hanya kepada mengasihi orang yang dekat dengan kita, masih suka memperhitungkan kejahatan yang dilakukan orang lain, cepat emosi, menyimpan dendam, masih mudah iri terhadap kesuksesan orang lain, masih berkompromi terhadap banyak penyimpangan dan gemar melakukan tindakan-tindakan yang jahat, itu artinya kita belum berjalan dalam kasih dalam level yang tepat.
(bersambung)
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
Dua Ibu Janda dan Kemurahan Hatinya (8)
(sambungan) Dua janda yang saya angkat menjadi contoh hari ini hendaknya mampu memberikan keteladanan nyata dalam hal memberi. Adakah yang ...
-
Ayat bacaan: Ibrani 10:24 ===================== "Dan marilah kita saling memperhatikan supaya kita saling mendorong dalam kasih dan ...
-
Ayat bacaan: Ibrani 10:24-25 ====================== "Dan marilah kita saling memperhatikan supaya kita saling mendorong dalam kasih ...
-
Ayat bacaan: Mazmur 23:4 ====================== "Sekalipun aku berjalan dalam lembah kekelaman, aku tidak takut bahaya, sebab Engkau...
No comments:
Post a Comment