Sunday, November 30, 2014

Kasih yang Menjadi Dingin (1)

Ayat bacaan: Matius 24:12
=====================
"Dan karena makin bertambahnya kedurhakaan, maka kasih kebanyakan orang akan menjadi dingin."

Jika anda ingin membuat teh atau kopi dingin, anda tetap harus memulainya dengan menggunakan air mendidih agar teh dan kopi tersebut bisa larut dulu dalam air. Demikian pula dengan gula pasir. Setelah anda aduk, barulah anda bisa mengarahkannya kepada sajian dingin dengan menambahkan air kemudian es batu. Kecuali beberapa jenis minuman berbentuk bubuk yang memang dibuat praktis cukup dengan menambahkan air dingin, pembuatan teh dan kopi secara tradisional tetap memerlukan air mendidih. Semakin anda tambahkan air dingin dan es batu untuk bercampur dengan air mendidih, maka air pun akan semakin dingin. Kalaupun tidak ditambahkan es, dengan berjalannya waktu maka tetap saja air mendidih tersebut akan menjadi dingin.

Segala sesuatu yang dibiarkan atau ditambahkan unsur yang berlawanan dengan sifatnya pasti akan mengalami perubahan. Dari panas menjadi dingin misalnya. Tidak terkecuali dengan kasih. Kasih yang dibiarkan begitu saja lama-lama kehilangan kehangatannya dan berubah jadi dingin. Demikian pula saat kasih tertimbun oleh sesuatu yang sifatnya berlawanan, maka lama kelamaan kasih tersebut pun akan menguap dan menjadi dingin.

Tuhan Yesus mengatakan hal tersebut. "Dan karena makin bertambahnya kedurhakaan, maka kasih kebanyakan orang akan menjadi dingin." (Matius 24:12). Disana dikatakan bahwa menjelang kesudahan dunia akan semakin banyak kedurhakaan. Kejahatan merajalela di mana-mana, kesesatan tumbuh subur. Dan berbagai hal itu akan mengakibatkan kasih kebanyakan orang menjadi dingin. Apa yang membuat kasih itu menjadi dingin? Itu adalah lawan dari kasih, yaitu kedurhakaan. Durhaka artinya ingkar terhadap perintah, baik terhadap perintah Tuhan, orang tua atau orang-orang lainnya yang lebih tua dari kita yang seharusnya kita hormati. Kedurhakaan menentang Tuhan jelas bentuk pembangkangan atau berlawanan dengan pribadi Tuhan sendiri yang adalah kasih itu sendiri. Saat yang berlawanan yang berkuasa, tidaklah heran kalau kasih jadi tidak lagi hangat dan berubah menjadi dingin.

Semakin lama kasih tampaknya semakin terbatas pada slogan saja. Hanya disinggung dan dibicarakan, tapi semakin jarang diaplikasikan dalam kehidupan secara nyata. Kita sering terbawa kebiasaan dalam dunia, mengacu pada teori ekonomi semata berdasarkan prinsip untung rugi. Kalau mau membantu kita melihat dahulu keuntungan apa yang bisa kita peroleh atau motivasi-motivasi lain, bukan lagi didasarkan kasih. Pembangkangan terhadap kasih pun menjadi sesuatu yang dianggap biasa. Manusia semakin individualistis, tidaklah heran dunia menjadi sebuah tempat ramai tapi sepi. The world is a lonely planet. 

Peringatan mengenai hal ini disampaikan lewat ucapan/tulisan Paulus. "Sekalipun aku dapat berkata-kata dengan semua bahasa manusia dan bahasa malaikat, tetapi jika aku tidak mempunyai kasih, aku sama dengan gong yang berkumandang dan canang yang gemerincing. Sekalipun aku mempunyai karunia untuk bernubuat dan aku mengetahui segala rahasia dan memiliki seluruh pengetahuan; dan sekalipun aku memiliki iman yang sempurna untuk memindahkan gunung, tetapi jika aku tidak mempunyai kasih, aku sama sekali tidak berguna. Dan sekalipun aku membagi-bagikan segala sesuatu yang ada padaku, bahkan menyerahkan tubuhku untuk dibakar, tetapi jika aku tidak mempunyai kasih, sedikitpun tidak ada faedahnya bagiku." (1 Korintus 13:1-3). Kasih merupakan hal yang paling mendasar, paling utama dan terutama dalam kehidupan anak-anak Tuhan. Kita bisa menjadi orang terpintar, terkaya, terhebat dan sebagainya, tapi tanpa kasih, semuanya tidak akan berguna alias sia-sia belaka.

(bersambung)

No comments:

Kacang Lupa Kulit (5)

 (sambungan) Kapok kah mereka? Ternyata tidak. Bukan sekali dua kali bangsa ini melupakan Tuhannya. Kita melihat dalam banyak kesempatan mer...