Sunday, August 31, 2014

Melihat Sisi Lain Dibalik Penderitaan

Ayat bacaan: Kisah Para Rasul 16:10
==========================
"Setelah Paulus melihat penglihatan itu, segeralah kami mencari kesempatan untuk berangkat ke Makedonia, karena dari penglihatan itu kami menarik kesimpulan, bahwa Allah telah memanggil kami untuk memberitakan Injil kepada orang-orang di sana."

Sudah berusaha hidup benar tapi kenapa kondisi kehidupan masih belum juga membaik? Mungkin anda pernah mendengar komentar seperti ini dari orang yang anda kenal, atau mungkin anda sendiri pernah mengalami perasaan seperti itu. Ada pula yang mungkin seperti pengalaman saya pribadi justru harus mengalami pembentukan yang sama sekali tidak enak bahkan menyakitkan di awal-awal masa pertobatan. Banyak orang kecewa ketika mereka masih tertimpa masalah padahal mereka sedang berjalan mengikuti kehendak Tuhan. Sebagian dengan cepat meragukan kebaikan Tuhan bahkan menuduh Tuhan berlaku jahat, sebagian lain menganggap ikut Tuhan bagai memilih produk di etalase dan dengan mudah berpindah kepada alternatif lain, hanya sedikit yang menyadari bahwa itu adalah bagian dari proses yang harus dijalani untuk menjadi lebih baik atau juga merupakan bagian dari rencana Tuhan untuk sesuatu yang indah di depan sana. Tidak ada seorang pun dari kita ingin mengalami penderitaan dalam hidup, tetapi ada kalanya memang kita harus mengalaminya, meski bukan karena melanggar ketetapan Tuhan. Ada banyak alasan mengapa Tuhan kadangkala mengijinkan anak-anakNya yang taat sekalipun untuk merasakan sesuatu yang tidak menyenangkan. Melatih kita agar lebih kuat, membuat kita lebih dewasa dan bijaksana, menyadarkan kita agar tidak bergantung kepada kekuatan diri sendiri dan mengalami sendiri penyempurnaan kuasa Tuhan, itu adalah beberapa hal yang bisa kita peroleh justru ketika penderitaan hadir dalam hidup kita. Atau bisa juga untuk tujuan-tujuan yang lebih besar seperti menjadi bagian dari kesaksian yang kelak bisa mendatangkan pertobatan bagi orang lain. Ada sisi-sisi lain dari sebuah penderitaan yang mungkin luput dari perhatian kita.

Ada sebuah kisah menarik dalam pengalaman hidup Paulus. Suatu kali Paulus mendapat sebuah penglihatan pada suatu malam. Dalam penglihatan itu ia melihat ada seorang Makedonia berdiri dan berseru kepadanya: "Menyeberanglah ke mari dan tolonglah kami!" (Kisah Para Rasul 16:9). Paulus percaya bahwa apa yang dilihatnya merupakan sebuah panggilan untuk mewartakan kabar keselamatan ke wilayah itu. "Setelah Paulus melihat penglihatan itu, segeralah kami mencari kesempatan untuk berangkat ke Makedonia, karena dari penglihatan itu kami menarik kesimpulan, bahwa Allah telah memanggil kami untuk memberitakan Injil kepada orang-orang di sana." (ay 10). Maka Paulus dan Silas berangkat menuju ke Makedonia.

Meski Paulus merespon panggilan tugas lewat penglihatannya, yang terjadi disana ternyata tidaklah serta merta lancar tanpa masalah. Justru sebaliknya, bukannya disambut dengan kegembiraan dan mendapat pelayanan bak hamba Tuhan terkenal dengan segala fasilitas istimewa, mereka malah mendapat diperlakukan buruk bahkan tidak manusiawi. "Lalu pembesar-pembesar kota itu menyuruh mengoyakkan pakaian dari tubuh mereka dan mendera mereka. Setelah mereka berkali-kali didera, mereka dilemparkan ke dalam penjara. Kepala penjara diperintahkan untuk menjaga mereka dengan sungguh-sungguh." (ay 22-23). Paulus dan Silas kemudian dipasung dan ditempatkan di bagian penjara yang paling dalam. (ay 24). Kita mungkin berpikir, bagaimana mungkin Tuhan setega itu, membiarkan hamba-hambaNya untuk mengalami penderitaan justru di saat mereka melakukan pekerjaan Tuhan? Tetapi Paulus dan Silas tidak berpikir seperti itu. Mereka tidak kecewa, tidak merasa tawar atau pahit terhadap Tuhan. Anda bisa bayangkan kondisi mereka yang dipasung di penjara paling dalam setelah terlebih dahulu disiksa. Aoa yang dilakukan Paulus dan Silas? Mereka malah menyanyikan puji-pujian sambil berdoa kepada Tuhan dengan lantang (ay 25). Yang terjadi selanjutnya adalah turunnya mukjizat Tuhan yang melepaskan mereka dari pasungan dan penjara. Tidak saja kebebasan kemudian diperoleh lewat cara yang ajaib, namun kita melihat pula pertobatan kepala penjara beserta seluruh keluarganya setelah melihat sebuah kesaksian luar biasa dari kedua hamba Tuhan ini. (ay 34).

Dari kisah ini kita bisa melihat bahwa mengikuti Kristus dan patuh kepada panggilan surgawi tidaklah serta merta menjadikan kita seratus persen terbebas dari masalah atau penderitaan. Tetapi lihatlah bahwa biar bagaimanapun ada rencana Tuhan yang indah dibalik itu semua yang akan tergenapi. Masalah mungkin ada, tapi itu adalah bagian dari sebuah "master plan" yang menjanjikan sebuah keindahan penuh sukacita di kemudian hari. Paulus dan Silas belum mengetahui apa rencana Tuhan lewat penderitaan yang mereka alami saat merespon perintah Tuhan. Tapi mereka sama sekali tidak protes. Mereka tidak mempertanyakan keputusan Tuhan, menuduh Tuhan jahat dengan membiarkan mereka seperti itu saat menuruti panggilanNya. Paulus dan Silas tetap percaya dan taat, tetap kuat untuk menjalani panggilan mereka dengan penuh semangat meski untuk itu mereka harus melewati aniaya. Itu sejalan dengan apa yang pernah dikatakan Yesus. "Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya dan mengikut Aku." (Markus 8:34). Di lain waktu Paulus pun mengingatkan hal yang sama.  "kepada kamu dikaruniakan bukan saja untuk percaya kepada Kristus, melainkan juga untuk menderita untuk Dia." (Filipi 1:29). Menderita disebut Paulus sebagai sebuah karunia. Mengapa? Karena ada banyak rencana Tuhan dibalik itu semua yang akan sangat bermanfaat bagi pertumbuhan rohani kita menuju kemenangan.

Tuhan telah merancangkan rencana yang indah bagi kita, penuh damai sejahtera untuk memberikan hari depan yang penuh harapan. (Yeremia 29:11) Percayalah bahwa janji ini akan terus berlaku meski pada saat ini kita mungkin tengah bergumul dengan masalah. Kuasa dan janji Tuhan tidak pernah terhenti pada permasalahan. Justru dengan tegas firman Tuhan berkata: "..justru dalam kelemahanlah kuasa-Ku menjadi sempurna."  (2 Korintus 12:9). Dalam keadaan ditimpa masalah, dalam sebuah penderitaan kita sebenarnya punya kesempatan untuk melihat kuasa Tuhan disempurnakan, menyaksikan dan mengalami sendiri hal-hal yang ajaib yang akan mampu membuat kita sadar betapa tak terbatasnya kuasa Tuhan dan kebaikanNya.

Apa yang dialami Paulus dan Silas bisa menjadi sebuah pelajaran bagi kita akan sebuah keteguhan iman dalam menggenapi rencana Tuhan. Apapun yang terjadi, jika anda sudah benar-benar mengikuti kehendak Tuhan, bersabarlah, tetap percaya dengan iman dan jangan putus asa. Semua penderitaan yang mungkin sedang anda hadapi saat ini hanyalah bagian dari "master plan" Tuhan yang punya tujuan indah. Sekarang mungkin terasa menyakitkan, tetapi percayalah, kelak anda akan bersyukur pernah mengalaminya.

Masalah hanyalah bagian dari rencana indah Tuhan dan merupakan kesempatan untuk melihat betapa luar biasanya ketika rencana Tuhan disempurnakan

Follow us on twitter: http://twitter.com/dailyrho

No comments:

Belajar dari Rehabeam (2)

 (sambungan) Mengharap berkat itu satu hal, tapi ingat bahwa menyikapi berkat itu hal lain. Dan salah menyikapi berkat bukannya baik tapi ma...