Ayat bacaan: Galatia 5:13
====================
"Saudara-saudara, memang kamu telah dipanggil untuk merdeka. Tetapi janganlah kamu mempergunakan kemerdekaan itu sebagai kesempatan untuk kehidupan dalam dosa, melainkan layanilah seorang akan yang lain oleh kasih."
Mumpung kita belum terlalu jauh memperingati hari Proklamasi kemerdekaan, kita rasanya perlu tahu bagaimana seharusnya sikap yang benar dalam menyikapi kemerdekaan. Bangsa kita sudah merdeka selama 69 tahun, lantas reformasi pun sudah berlalu 16 tahun. Hari ini orang bebas menyampaikan pendapat, unek-unek atau keluhan selama tidak dilakukan lewat tindakan-tindakan anarkis. Ada banyak orang yang kebablasan menyikapi kebebasan atau kemerdekaan dengan berbuat seenak jidat mereka. Mereka mengira kemerdekaan itu berarti mereka bebas melakukan apapun yang mereka inginkan. Kalau mau kasar boleh, kalau mau kejam juga boleh. Maka hari ini kita melihat keadaan yang bukannya baik tapi justru sulit dikendalikan. Pemaksaan kehendak, turuti saya atau saya akan melakukan kekerasan atau bahkan merasa berhak membunuh dengan membawa-bawa nama Tuhan sebagai pembenaran, bentuk-bentuk penekanan, penindasan dan lain-lain. Fanatisme tersalurkan lewat tindak-tindak kriminal, tidak ada lagi saling menghormati, saling menghargai apalagi saling mengasihi. Dalam banyak kasus pemerintah terkesan takut dan hanya melindungi kelompok-kelompok yang melanggar hukum dan kemanusiaan. Kelima sila Pancasila tidak lagi punya makna. Manusia tidak lagi adil, tidak beradab melainkan biadab, keadilan sosial hanya jadi jargon, musyawarah mufakat digantikan oleh pemaksaan kehendak oleh yang lebih kuat/mayoritas. Bagaimana seharusnya kita menyikapi kemerdekaan? Apakah kita harus ikut-ikutan seperti itu agar tidak terus menerus ditindas dan diperlakukan tidak adil? Apakah kita harus adu kuat? Adakah Alkitab mengajarkan kita akan cara menyikapi kemerdekaan yang sesuai dengan prinsip kebenaran Kerajaan Allah?
Tentu saja. Alkitab sudah lama mengajarkan mengenai bagaimana cara menyikapi kemerdekaan. Pada hakekatnya kita adalah orang-orang yang sudah dimerdekakan dari dosa dan berbagai kuk perhambaan oleh Kristus sendiri. Ayat dalam Galatia 5:1 berbunyi "Supaya kita sungguh-sungguh merdeka, Kristus telah memerdekakan kita. Karena itu berdirilah teguh dan jangan mau lagi dikenakan kuk perhambaan." Kalau memang mau merdeka, Yesus sudah memberikan itu. Karenanya jangan lagi mau diperbudak oleh berbagai dosa lewat keinginan-keinginan yang menyesatkan. Lalu Yesus juga berkata: "Jadi apabila Anak itu memerdekakan kamu, kamupun benar-benar merdeka." (Yohanes 8:36). Tuhan memberikan kebebasan untuk melakukan apa saja, baik dalam hal penggunaan waktu, bergaul, berusaha/bekerja/berbisnis, dan sebagainya. Tuhan tidak menciptakan manusia seperti robot, atau seperti kerbau dicocok hidung. Tuhan mengasihi kita dan menciptakan kita menurut gambar dan rupaNya sendiri sehingga Dia memberi kehendak bebas kepada kita. Itu artinya ada kemerdekaan yang diberikan kepada kita, yang harus disikapi dengan benar karena akan ada konsekuensi yang menyertai apapun keputusan yang kita ambil. Kita bisa hidup sesuai firman Tuhan dalam menyikapi kemerdekaan, tapi kita bisa pula terjerumus dalam berbagai bentuk dosa kalau memang itu yang kita pilih.
Maka Paulus pun mengingatkan seperti apa sebenarnya sebuah kemerdekaan dan bagaimana sikap kita seharusnya akan hal itu. "Saudara-saudara, memang kamu telah dipanggil untuk merdeka. Tetapi janganlah kamu mempergunakan kemerdekaan itu sebagai kesempatan untuk kehidupan dalam dosa, melainkan layanilah seorang akan yang lain oleh kasih." (Galatia 5:13). Benar bahwa Allah menyediakan pengampunan untuk dosa kita, tapi janganlah menyalahgunakan kasih Tuhan itu sebagai kesempatan untuk terus hidup dalam dosa. Menyikapi kebebasan atau kemerdekaan dengan beranggapan bahwa kita boleh berbuat seenaknya, merugikan orang lain karena merasa diri paling benar sendiri, hanya sibuk menuntut hak tanpa memikirkan kewajiban, memaksakan kehendak, merusak, menghancurkan, dan lain-lain bukanlah hal yang sesuai dengan kebenaran. Bagaimanapun juga, kita tidak bisa mengelak dari konsekuensi akibat dosa-dosa yang kita lakukan. Dan pada saatnya nanti, segala perbuatan dan perkataan kita haruslah kita pertanggungjawabkan di hadapanNya. Paulus berkata, cara terbaik menyikapi kemerdekaan justru dengan mengaplikasikan atau menyatakan kasih dalam setiap kesempatan yang ada. Itulah cara terbaik yang tepat dan wajib dilakukan oleh orang-orang percaya.
Selanjutnya diingatkan pula pada kita: "Hiduplah sebagai orang merdeka dan bukan seperti mereka yang menyalahgunakan kemerdekaan itu untuk menyelubungi kejahatan-kejahatan mereka, tetapi hiduplah sebagai hamba Allah." (1 Petrus 2:16). Hidup sebagai orang merdeka adalah hidup sebagai hamba Allah, bukan seperti orang-orang yang menyalahgunakan kemerdekaan sebagai kesempatan untuk berbuat kejahatan. Lebih lanjut Petrus mengatakan: "Hormatilah semua orang, kasihilah saudara-saudaramu, takutlah akan Allah, hormatilah raja!" (ay 17). Ini pesan penting dalam menyikapi kemerdekaan yang telah dikaruniakan Tuhan kepada kita. Cukuplah orang-orang jahat yang menyusahkan negara dalam perjalanannya ke arah yang lebih baik, menghambat proses pembangunan dengan segala tingkah laku mereka yang mengganggu keamanan dan stabilitas. Jangan sampai kita pun ikut-ikutan menciptakan atau malah menjadi masalah. Jika hari ini Tuhan memberikan berkat kesehatan, keuangan, keluarga yang bahagia, pekerjaan yang baik dengan segala kebebasan yang ada di dalamnya, pergunakanlah itu semua dengan penuh tanggung jawab. Hiduplah dengan kasih, perhatikan apa yang bisa kita lakukan dan siapa yang bisa kita bantu dengan dasar kasih itu, hiduplah sebagai seorang hamba Allah, bukan sebagai preman atau berandal. Tetaplah berhati-hati dalam menyikapi kemerdekaan yang ada, jaga setiap langkah agar jangan sampai terjatuh pada berbagai perilaku sesat orang-orang yang keblinger menyikapi sebuah kemerdekaan.
Kemerdekaan harus disikapi secara benar, menghidupi kasih lewat peran aktif dan menjunjung tinggi prinsip hidup sebagai hamba Allah
Follow us on twitter: http://twitter.com/dailyrho
RenunganHarianOnline.com adalah Renungan Harian Kristen untuk waktu Saat Teduh
Home »Unlabelled » Cara Menyikapi Kemerdekaan
Subscribe to:
Post Comments
(
Atom
)
Search
Berlangganan (Subscribe)
Menu
Kategori Artikel
Quick News
Hai! kami kembali lagi untuk memberkati para RHO-ers
Renungan Harian Online kini dapat diakses melalui domain berikut: www.RenunganHarianOnline.com
Renungan Harian Online kini dapat diakses melalui domain berikut: www.RenunganHarianOnline.com
Tentang RHO
Renungan di Blog ini dibuat oleh Tim Renungan Harian Online sendiri Copyrighted @ 2007-2022. Saudara boleh membagikan link
blog ini agar dapat menjadi berkat bagi teman-teman saudara, atau me-link-nya di situs/blog saudara:
atau dapat juga menggunakan banner dibawah ini:
Tuhan Memberkati!
Popular Posts
- Jebakan Hutang
- Mengusahakan Kesejahteraan Kota
- Kerjasama dalam Satu Kesatuan
- Kebersamaan Dalam Kasih Yang Menguatkan
- Perempuan Samaria di Sumur
- Hidup yang Berbahgia dan Berhasil
- Tahun Baru, Rahmat Baru, Harapan Baru
- Bersiap Menjelang Natal
- Bangkit dan Menjadi Terang
- Manusia Berencana Tuhan Menentukan
Pendistribusian
RHO hanya memberikan ijin untuk mendistribusikan pada media online (blog, milist, dll) tanpa menghilangkan link source, jika didistribusikan pada media offline, seperti warta jemaat, harus mencantumkan link source-nya. Kami tidak mengijinkan pendistribusian yg bersifat komersil.
No comments :
Post a Comment