Monday, January 9, 2023

Menyikapi Panjang Sabar Tuhan dengan Benar (3)

 (sambungan)

 "Tuhan tidak lalai menepati janji-Nya, sekalipun ada orang yang menganggapnya sebagai kelalaian, tetapi Ia sabar terhadap kamu, karena Ia menghendaki supaya jangan ada yang binasa, melaikan supaya semua orang berbalik dan bertobat." (1 Petrus 3:9)

Lihat bahwa kesabaran Tuhan itu bertujuan untuk membuka kesempatan agar siapapun yang pernah berbuat dosa bisa berbalik dari jalan-jalannya yang salah dan melakukan pertobatan menyeluruh. Namun yang tetap harus kita ingat, dalam ayat bacaan kita kali ini dari Nahum 1:3 dikatakan bahwa Tuhan tidak sekali-kali membebaskan orang yang bersalah dari hukuman. Kesabaran Tuhan itu ada batasnya. Orang yang tidak mempergunakan kesempatan untuk bertobat dan terus berbuat kejahatan pada akhirnya akan mengalami murkaNya.

Dalam Roma 11:22 dikatakan: "Sebab itu perhatikanlah kemurahan Allah dan juga kekerasan-Nya, yaitu kekerasan atas orang-orang yang telah jatuh, tetapi atas kamu kemurahan-Nya, yaitu jika kamu tetap dalam kemurahan-Nya; jika tidak, kamupun akan dipotong juga." Ayat ini jelas menunjukkan bahwa Allah itu sangat baik, tetapi juga keras. Dia akan bertindak keras terhadap orang yang berdoa, tetapi baik hati terhadap siapapun yang hidup mensyukuri kebaikanNya. Jika kita mengabaikan itu, maka murka Tuhanlah yang akan kita terima.

Bayangkan betapa baiknya Tuhan dengan kesabaran yang begitu panjang. Tanpa itu semua, mungkin sejak dulu kita sudah binasa. Dia sungguh baik memberikan kita waktu dan kesempatan untuk terus berusaha menjadi lebih baik lagi. Tidak hanya itu saja, Tuhan pun sangatlah besar dan tak terukur kuasaNya. Lihatlah bagaimana Tuhan mengatur segala alam semesta beserta isinya, sehingga tidak satupun dari planet atau gugus bintang bertabrakan dan saling menghancurkan satu sama lain. Segala yang baik yang disediakan Tuhan dalam pemeliharaanNya pun berperan untuk memberi kesempatan bagi kita untuk terus berbenah diri. Bayangkan jika tiba-tiba alam semesta menjadi kacau, kesempatan kita untuk memperbaiki diri pun sirna. Daud begitu menyadari hal ini dan ia juga berkata "Sesungguhnya aku tahu, bahwa TUHAN itu maha besar dan Tuhan kita itu melebihi segala allah." (Mazmur 135:5).

(bersambung)

No comments:

Belajar dari Rehabeam (2)

 (sambungan) Mengharap berkat itu satu hal, tapi ingat bahwa menyikapi berkat itu hal lain. Dan salah menyikapi berkat bukannya baik tapi ma...