Tuesday, January 24, 2023

Cerminan Pengikut Yesus (3)

 (sambungan)


Sadar atau tidak, suka atau tidak, mau diakui atau tidak, tingkah dan polah, lagak dan gaya kita dalam kehidupan sehari-hari di masyarakat akan mengarah kepada pengenalan orang akan Kristus. Oleh karena itu kita perlu menjaga perilaku kita agar orang tidak keliru dalam mengenal siapa dan seperti apa pribadi Kristus itu sebenarnya. Jangan dulu berpikir menghasilkan buah seperti yang sudah kita bahas dalam beberapa renungan terdahulu kalau perilaku kita saja masih belum mencerminkan pribadi Kristus yang benar. Jangan dulu berpikir soal mewartakan kabar keselamatan dan membawa jiwa kalau kitanya saja masih terus mencerminkan pengenalan yang salah atau keliru bahkan buruk akan Kristus.

Tuhan Yesus sudah mengingatkan kita agar selalu siap menjadi terang dan garam. "Kamu adalah garam dunia. Jika garam itu menjadi tawar, dengan apakah ia diasinkan? Tidak ada lagi gunanya selain dibuang dan diinjak orang. Kamu adalah terang dunia. Kota yang terletak di atas gunung tidak mungkin tersembunyi. Lagipula orang tidak menyalakan pelita lalu meletakkannya di bawah gantang, melainkan di atas kaki dian sehingga menerangi semua orang di dalam rumah itu. Demikianlah hendaknya terangmu bercahaya di depan orang, supaya mereka melihat perbuatanmu yang baik dan memuliakan Bapamu yang di sorga." (Matius 5:13-16).

Ingatlah bahwa garam hanya akan berfungsi jika bercampur dengan makanan. Garam yang hanya dalam botol tidak akan membawa fungsi apa-apa. Kualitas garam pun berbeda-beda. Jika garam menjadi hambar maka garam akan kehilangan fungsi dan tujuannya.

Demikian pula dengan terang. Terang hanya akan berfungsi dalam gelap. Jika semuanya terang benderang, untuk apa lagi kita menambahkan terang? Dan jika terang disembunyikan atau ditutupi, apakah gunanya terang itu? Tuhan Yesus pun mengingatkan kita agar kita senantiasa mampu menjadi terang dan garam agar Tuhan bisa dipermuliakan.

Lebih jauh lagi, Yesus pun telah memerintahkan kita untuk saling mengasihi. Bukan hanya sekedar mengasihi orang lain seperti mengasihi diri kita sendiri saja, melainkan mengasihi orang lain seperti halnya Kristus sendiri telah mengasihi kita. "Aku memberikan perintah baru kepada kamu, yaitu supaya kamu saling mengasihi; sama seperti Aku telah mengasihi kamu demikian pula kamu harus saling mengasihi." (Yohanes 13:34). Hal ini penting, karena "Dengan demikian semua orang akan tahu, bahwa kamu adalah murid-murid-Ku, yaitu jikalau kamu saling mengasihi." (ay 35).

(bersambung)

No comments:

Belajar dari Rehabeam (2)

 (sambungan) Mengharap berkat itu satu hal, tapi ingat bahwa menyikapi berkat itu hal lain. Dan salah menyikapi berkat bukannya baik tapi ma...