Wednesday, November 9, 2022

Kuasa Dibalik Ucapan Syukur (2)

 (sambungan)

Mari kita lihat sebuah kisah yang tertulis dalam Alkitab saat Tuhan Yesus memberi makan ribuan orang hanya dengan bermodalkan beberapa roti dan ikan kecil. Kisah ini dicatat dalam Matius 15:32-39 (juga tertulis dalam Markus 8:1-10 dan Yohanes 6:1-15).  

Mari saya ajak teman-teman untuk melihat time-frame nya. Kisah ini terjadi tepat setelah Yesus menerima ribuan orang yang datang berbondong-bondong kepadanya, dan Ia pun menyembuhkan mereka yang sakit. Dalam keadaan menyaksikan seperti itu, bukankah iman seharusnya sedang naik? Apalagi, Yesus ada disana. So there should be nothing to worry about, at all. Tapi ternyata tidak demikian. Bukan hanya mereka yang hadir disana, tapi bahkan para murid-murid Yesus sendiri pun pada 'gagal paham' tentang apa yang dikotbahkan Yesus dan tidak mendapat apa-apa sebagai saksi dari mukjizat yang hadir di depan mata mereka.

Yesus berkata kepada murid-muridNya bahwa mereka yang ada disana harus diberi makan. Tetapi jumlah makanan yang ada terlalu sedikit untuk itu. Perhatikan apa yang jawaban murid-murid Yesus pada waktu itu.

 "Murid-murid-Nya menjawab: "Bagaimana di tempat yang sunyi ini orang dapat memberi mereka roti sampai kenyang?" (Markus 8:4).

Dalam versi Injil Yohanes, Andreas yang merupakan saudara Simon Petrus mengatakan bahwa disitu ada anak yang punya lima roti dan dua ikan. Itu lumayan, karena ia masih mengusahakan ketimbang langsung mengeluh. Tapi tetap saja nada pesimis kemudian mengikuti perkataannya. "Di sini ada seorang anak yang mempunyai lima roti jelai dan dua ikan, tetapi apakah artinya itu untuk orang sebanyak ini?" (Yohanes 6:10).

Lantas lihat apa yang selanjutnya terjadi. Yesus meminta murid-muridNya untuk membawa jumlah kecil makanan tersebut, dan "Sesudah itu Ia mengambil ketujuh roti dan ikan-ikan itu, mengucap syukur, memecah-mecahkannya dan memberikannya kepada murid-murid-Nya, lalu murid-murid-Nya memberikannya pula kepada orang banyak." (Matius 15:36). Ajaib! Semua orang kemudian bisa makan dengan kenyang, bahkan dikatakan setelah itu masih terdapat sisa tujuh bakul besar penuh. "Dan mereka semuanya makan sampai kenyang. Kemudian orang mengumpulkan potongan-potongan roti yang sisa, tujuh bakul penuh. Yang ikut makan ialah empat ribu laki-laki, jumlah itu belum termasuk perempuan dan anak-anak." (ay 37-38). Apa yang tadinya tidak mungkin terjadi menjadi mungkin. Apa yang membuat hal mustahil itu kemudian mungkin? Kita bisa melihat bahwa kuncinya ada di balik pengucapan syukur, seperti yang tercatat dalam ayat 36 di atas. "...  Ia mengambil ketujuh roti dan ikan-ikan itu, mengucap syukur..."  

Dari sini kita bisa melihat bahwa jelas ada kuasa di dalam ucapan syukur.

(bersambung)

No comments:

Lanjutan Sukacita Kedua (5)

 (sambungan) Satu jiwa pun begitu berharga di mata Tuhan. Ketika jiwa itu kembali ditemukan, sang gembala akan menggendongnya dengan gembira...