(sambungan)
Ingatlah bahwa Tuhan melihat dan mengetahui semua yang kita lakukan. Tidak ada satupun yang luput dariNya. Mungkin kita saat ini belum mampu memberikan jumlah yang besar, tapi kita tidak perlu malu, kecil hati apalagi risau akan hal itu. Secara nominal mungkin saja nilainya kecil, tetapi di mata Tuhan itu sangat berarti jika kita memberikan yang terbaik dengan sukacita. Manusia mungkin melihat jumlahnya, tapi Tuhan melihat hati ketika kita memberi. "Bukan yang dilihat manusia yang dilihat Allah; manusia melihat apa yang di depan mata, tetapi TUHAN melihat hati." (1 Samuel 16:7b). Sikap hati kita ketika memberi, motivasi kita, itulah yang dinilai Tuhan. Bisa jadi kita sementara ini hanya sanggup memberi penghiburan kepada seseorang yang sedang mengalami kesedihan, melakukan sesuatu yang sangat sederhana atau mungkin sepele bagi seseorang, atau hanya mendoakan tetangga yang sedang menghadapi pergumulan secara diam-diam. Sekecil apapun itu, jika kita melakukannya dengan didasari hati yang benar, itu semua besar nilainya di mata Tuhan.
Hal lain yang perlu diingat ketika memberi adalah memastikan diri kita untuk tidak pamer dengan pemberian kita. Yesus mengingatkan: "Ingatlah, jangan kamu melakukan kewajiban agamamu di hadapan orang supaya dilihat mereka, karena jika demikian, kamu tidak beroleh upah dari Bapamu yang di sorga." (Matius 6:1). Hal ini termasuk pula dalam bersedekah atau beramal. "Tetapi jika engkau memberi sedekah, janganlah diketahui tangan kirimu apa yang diperbuat tangan kananmu." (ay 3). Jika tangan kiri saja tidak perlu tahu, apalagi orang lain. Jika motivasi kita benar dalam memberi, kita akan sadar bahwa tidak ada perlunya bagi orang lain untuk mengetahui sebanyak atau sebesar apa kita memberi. Dan Yesus pun berkata "Hendaklah sedekahmu itu diberikan dengan tersembunyi, maka Bapamu yang melihat yang tersembunyi akan membalasnya kepadamu." (ay 4). Dengan kata lain, pemberian-pemberian yang didasari motivasi baik yang terselubung maupun terang-terangan, pemberian karena mengharap sesuatu sebagai imbalannya tidaklah bernilai apa-apa di mata Tuhan.
Berilah semampu kita, namun dalam konteks memberikan yang terbaik dari apa yang kita miliki, iklas dan dengan sukacita. Kita tidak perlu takut kekurangan, karena bukankah kita punya Tuhan yang selalu mampu mencukupi, bahkan siap memberi dalam kelimpahan? Itu bahkan sudah dituliskan di dalam Alkitab yaitu dalam kitab Amsal: "Siapa memberi kepada orang miskin tak akan berkekurangan, tetapi orang yang menutup matanya akan sangat dikutuki." (Amsal 28:27). Apa yang penting adalah bagaimana sikap hati kita, seperti apa isi hati yang mendasarkan kita dalam memberi. Itulah yang akan menentukan bagaimana reaksi Tuhan dalam menilai pemberian kita. Apakah itu dalam persepuluhan atau persembahan di gereja, atau membantu orang yang sedang kesusahan di luar sana, berarti tidaknya pemberian kita di hadapan Allah akan sangat tergantung dari bagaimana hati kita saat memberi. Paulus pun mengingatkan hal yang sama. "Hendaklah masing-masing memberikan menurut kerelaan hatinya, jangan dengan sedih hati atau karena paksaan, sebab Allah mengasihi orang yang memberi dengan sukacita." (2 Korintus 9:7).
Berilah bukan dengan paksaan, bukan pula dengan agenda-agenda demi keuntungan pribadi, melainkan dengan sukacita karena kita punya kasih Allah dalam diri kita dan kita mengasihiNya seperti Dia mengasihi kita. Sekali lagi, kita tidak perlu cemas akan kekurangan akibat memberi. Selain apa yang tertulis dalam Amsal28:27 di atas, Tuhan juga sudah menjanjikan bahwa Dia akan mencukupkan kita dalam segala sesuatu, bahkan berlebih untuk dipakai dalam melakukan kebaikan-kebaikan terhadap sesama. "Dan Allah sanggup melimpahkan segala kasih karunia kepada kamu, supaya kamu senantiasa berkecukupan di dalam segala sesuatu dan malah berkelebihan di dalam pelbagai kebajikan." (2 Korintus 9:8). Apapun yang mampu anda persembahkan saat ini, persembahkanlah dengan sukacita karena mengasihi Tuhan dengan sikap hati yang tulus. Hendaknya kemurahan hati sebagai salah satu bentuk kasih terus hidup dan bertumbuh dalam diri kita dan tetap diwujudkan lewat kebajikan-kebajikan secara nyata. Dua peser atau bahkan satu peser sekalipun tetap akan dihargai oleh Tuhan jika kita berikan sebagai yang terbaik dari kita saat ini. Disanalah kita bisa mengalami sendiri bagaimana Tuhan mampu memberkati kita dengan luar biasa, bukan untuk memperkaya diri sendiri dan membuat kita menjadi pribadi-pribadi yang tamak tetapi untuk dipakai memberkati sesama.
Tuhan melihat hati kita ketika kita memberi
Follow us on twitter: http://twitter.com/dailyrho
RenunganHarianOnline.com adalah Renungan Harian Kristen untuk waktu Saat Teduh
Home »Unlabelled » The Smallest of Coins (2)
Subscribe to:
Post Comments
(
Atom
)
Search
Berlangganan (Subscribe)
Menu
Kategori Artikel
Quick News
Hai! kami kembali lagi untuk memberkati para RHO-ers
Renungan Harian Online kini dapat diakses melalui domain berikut: www.RenunganHarianOnline.com
Renungan Harian Online kini dapat diakses melalui domain berikut: www.RenunganHarianOnline.com
Tentang RHO
Renungan di Blog ini dibuat oleh Tim Renungan Harian Online sendiri Copyrighted @ 2007-2022. Saudara boleh membagikan link
blog ini agar dapat menjadi berkat bagi teman-teman saudara, atau me-link-nya di situs/blog saudara:
atau dapat juga menggunakan banner dibawah ini:
Tuhan Memberkati!
Popular Posts
- Jebakan Hutang
- Mengusahakan Kesejahteraan Kota
- Kerjasama dalam Satu Kesatuan
- Kebersamaan Dalam Kasih Yang Menguatkan
- Perempuan Samaria di Sumur
- Hidup yang Berbahgia dan Berhasil
- Tahun Baru, Rahmat Baru, Harapan Baru
- Bersiap Menjelang Natal
- Bangkit dan Menjadi Terang
- Manusia Berencana Tuhan Menentukan
Pendistribusian
RHO hanya memberikan ijin untuk mendistribusikan pada media online (blog, milist, dll) tanpa menghilangkan link source, jika didistribusikan pada media offline, seperti warta jemaat, harus mencantumkan link source-nya. Kami tidak mengijinkan pendistribusian yg bersifat komersil.
No comments :
Post a Comment