(sambungan)
Kita bisa melihat sebuah contoh dari Paulus. Selama bertahun-tahun setelah pertobatannya Paulus terus berpindah dari satu tempat ke tempat lainnya untuk mewartakan kabar keselamatan. Perjalanan yang ia tempuh tidaklah pendek. Ia terus bergerak hingga menyentuh Asia Kecil sebelum akhirnya ia ditangkap dan dipenjarakan di Roma. Meski ia banyak mendapat hambatan dalam pelayanannya, Paulus kita kenal sebagai seorang yang teguh dan taat dalam menjalankan tugasnya. Ia sepenuhnya mengabdikan sisa hidupnya untuk memperluas Kerajaan Allah di muka bumi ini. Ia gigih berusaha menyentuh orang dengan pemberitaan Injil, bukan karena mencari aman buat dirinya sendiri melainkan karena peduli terhadap keselamatan orang lain dan rindu agar semakin banyak orang yang mengenal Yesus sehingga bisa diselamatkan pula bersama-sama dengannya.
Segala kesulitan yang dialami Paulus, ancaman, deraan, siksaan bahkan hukuman bagi banyak orang mungkin akan dianggap sebagai akhir dari pelayanan. Kesulitan akan membuat kita patah semangat dan menyerah. Kalau sudah ada tanda-tanda bakal sulit, kitapun cenderung mundur teratur atau berhenti seketika itu juga. Tapi Paulus punya cara pandang berbeda. Dia tidak memandang halangan sebagai akhir dari segalanya. Justru Paulus memandang keterbatasan-keterbatasannya bergerak sebagai sebuah kesempatan. Kemanapun ia pergi, apapun resiko yang ia hadapi, ia terus maju menjangkau banyak jiwa, meski jiwanya sendiri harus menjadi taruhannya.
Saat Paulus berada di Roma, ia dikawal dan diawasi oleh seorang prajurit. Tetapi untunglah ia masih diijinkan untuk menyewa sebuah rumah sendiri walaupun harus tetap hidup dalam pengawasan. "Setelah kami tiba di Roma, Paulus diperbolehkan tinggal dalam rumah sendiri bersama-sama seorang prajurit yang mengawalnya." (Kisah Para Rasul 28:16). Keterbatasan gerak sebagai tahanan rumah yang dialami Paulus ternyata tidak menghentikannya dalam melakukan pekerjaan Tuhan. Dalam beberapa ayat berikutnya kita bisa melihat ia tetap beraktivitas seperti sebelumnya. "Dan Paulus tinggal dua tahun penuh di rumah yang disewanya sendiri itu; ia menerima semua orang yang datang kepadanya. Dengan terus terang dan tanpa rintangan apa-apa ia memberitakan Kerajaan Allah dan mengajar tentang Tuhan Yesus Kristus." (ay 30-31). Paulus tidak menutup diri dan tidak berhenti melayani. Ia membuka rumahnya seluas-luasnya bagi semua orang tanpa terkecuali. Apapun karakternya, sifatnya, gayanya, tingkahnya, Paulus terus dengan giat memberitakan tentang Kerajaan Allah dan Yesus Kristus agar mereka yang datang ke rumahnya turut mendapat anugerah keselamatan.
Ada begitu banyak roang di sekitar kita menunggu untuk dijangkau. Yesus sudah memanggil kita untuk menjadi saksiNya dan telah menganugerahkan Roh Kudus untuk turun atas kita demi panggilan tersebut. "Tetapi kamu akan menerima kuasa, kalau Roh Kudus turun ke atas kamu, dan kamu akan menjadi saksi-Ku di Yerusalem dan di seluruh Yudea dan Samaria dan sampai ke ujung bumi." (Kisah Para Rasul 1:8). Tidaklah kebetulan kita berada di mana saat ini kita ada. Menjadi saksi baik di lingkungan terdekat kita dan terus bertumbuh hingga kita bisa menjadi saksi Kristus dalam sebuah lingkungan yang lebih besar, bahkan sampai ke ujung bumi tidaklah bisa kita lakukan jika kita terus memandang perbedaan sebagai alasan untuk menutup diri.
Sikap-sikap eksklusif, hanya mementingkan diri sendiri, tidak mau keluar dari comfort zone, tidak mau berkorban atau membagi sebagian dari yang kita punya, memilah-milah orang untuk dijangkau akan membuat kita sulit dalam menjalankan kewajiban kita sebagai murid Yesus. Kita semua memiliki tugas untuk membawa banyak orang memperoleh keselamatan, dan itu adalah tugas yang harus kita jalankan. Jangan menutup diri terlalu kaku, jangan terlalu cepat menghakimi, jangkaulah orang lain sebanyak-banyaknya, dan itu bukan harus selalu dengan berkotbah. Memberi pertolongan, menunjukkan kepedulian, atau bahkan memberi sedikit waktu saja bagi mereka untuk mendengarkan bisa menjadi sesuatu yang indah untuk mengenalkan bagaimana kasih Kristus mengalir melalui diri kita.
Nyatakan kasih kepada semua orang tanpa terkecuali
Follow us on twitter: http://twitter.com/dailyrho
RenunganHarianOnline.com adalah Renungan Harian Kristen untuk waktu Saat Teduh
Home »Unlabelled » Keragaman Karakter Manusia dan Amanat Agung (2)
Subscribe to:
Post Comments
(
Atom
)
Search
Berlangganan (Subscribe)
Menu
Kategori Artikel
Quick News
Hai! kami kembali lagi untuk memberkati para RHO-ers
Renungan Harian Online kini dapat diakses melalui domain berikut: www.RenunganHarianOnline.com
Renungan Harian Online kini dapat diakses melalui domain berikut: www.RenunganHarianOnline.com
Tentang RHO
Renungan di Blog ini dibuat oleh Tim Renungan Harian Online sendiri Copyrighted @ 2007-2022. Saudara boleh membagikan link
blog ini agar dapat menjadi berkat bagi teman-teman saudara, atau me-link-nya di situs/blog saudara:
atau dapat juga menggunakan banner dibawah ini:
Tuhan Memberkati!
Popular Posts
- Jebakan Hutang
- Mengusahakan Kesejahteraan Kota
- Kerjasama dalam Satu Kesatuan
- Kebersamaan Dalam Kasih Yang Menguatkan
- Perempuan Samaria di Sumur
- Hidup yang Berbahgia dan Berhasil
- Tahun Baru, Rahmat Baru, Harapan Baru
- Bersiap Menjelang Natal
- Bangkit dan Menjadi Terang
- Manusia Berencana Tuhan Menentukan
Pendistribusian
RHO hanya memberikan ijin untuk mendistribusikan pada media online (blog, milist, dll) tanpa menghilangkan link source, jika didistribusikan pada media offline, seperti warta jemaat, harus mencantumkan link source-nya. Kami tidak mengijinkan pendistribusian yg bersifat komersil.
No comments :
Post a Comment