For the Love of Money (2)

(sambungan)

Salomo adalah orang yang paling kaya yang pernah hidup di muka bumi ini. Tapi lihatlah apa yang ia katakan: "Siapa mencintai uang tidak akan puas dengan uang, dan siapa mencintai kekayaan tidak akan puas dengan penghasilannya. Inipun sia-sia." (Pengkotbah 5:9). Bukankah ironis kalau kita masih keliru menyikapi hal ini sementara orang yang terkaya saja sudah mengatakan bahwa kita tidak akan pernah merasakan kepuasan dalam hidup dan pada akhirnya tahu bahwa semua itu sia-sia belaka? Pesan yang mirip bisa pula kita temukan dalam Mazmur: "Janganlah percaya kepada pemerasan, janganlah menaruh harap yang sia-sia kepada perampasan; apabila harta makin bertambah, janganlah hatimu melekat padanya." (Mazmur 62:10). Yesus sudah menyampaikan fokus yang benar dalam hal pengumpulan harta yang seharusnya dipusatkan kepada surga dan bukan dunia. "Janganlah kamu mengumpulkan harta di bumi; di bumi ngengat dan karat merusakkannya dan pencuri membongkar serta mencurinya. Tetapi kumpulkanlah bagimu harta di sorga; di sorga ngengat dan karat tidak merusakkannya dan pencuri tidak membongkar serta mencurinya." (Matius 6:19-20). Harta di bumi bisa habis dalam sekejap mata, tapi itu tidak akan bisa dirampas dan dirusak di surga.

Berusaha untuk mendapatkan penghasilan tidaklah salah jika dilakukan lewat cara-cara benar atas hasil jerih payah kita. Banyak orang yang salah mengartikan ayat dalam 1 Timotius 6:10 sebagai larangan untuk mengumpulkan uang. Yang menjadi akar kejahatan bukanlah "uang", tapi "cinta uang", menjadikan uang sebagai yang paling utama di dalam hidup. Menyimpang dari iman dan menyiksa diri dengan berbagai duka menjadi konsekuensi yang harus ditanggung apabila kita salah dalam menyikapi harta. Orang yang menyimpang dari iman akan mudah tergoda untuk mengemplang apa yang bukan menjadi haknya. Akan hal ini, Firman Tuhan berkata: "Celakalah orang yang menggaruk bagi dirinya apa yang bukan miliknya..."(Habakuk 2:6). Cinta uang membawa banyak penyimpangan, dan semuanya akan menjadi sebuah kejahatan serius di mata Tuhan.

Adalah jauh lebih baik untuk punya sedikit lewat cara jujur daripada berlimpah-limpah lewat cara yang jahat. Hal ini pun sudah diingatkan oleh Daud. "lebih baik yang sedikit pada orang benar dari pada yang berlimpah-limpah pada orang fasik, sebab lengan orang-orang fasik dipatahkan, tetapi TUHAN menopang orang-orang benar." (Mazmur 37:16-17).

Tuhan adalah Allah yang peduli pada kita, yang tidak akan membiarkan siapapun yang terus dekat padaNya menderita sendirian. Tuhan Yesus pun menyatakan dengan jelas dalam Matius 6:25-34 bahwa kita tidak perlu khawatir akan kesusahan hidup, karena Allah mengetahui segalanya yang kita butuhkan. Mengeruk uang lewat jalan salah memang sepintas terlihat nikmat, korupsi memang bisa mendatangkan kekayaan dengan instan, tapi semua itu adalah kejahatan di mata Allah. Dengan alasan apapun, kita tidak dibenarkan untuk mengambil jalan pintas demi mengumpulkan harta. Pastikan bahwa hati kita tidak ditempatkan pada harta kekayaan tetapi kepada Tuhan. Pada akhirnya kita harus mengakui bahwa adalah jauh lebih penting untuk hidup dengan penyertaan Tuhan dalam jalur yang benar ketimbang memiliki segalanya tanpa ada Tuhan disana. Doakan setiap pekerjaan anda agar diberkati Tuhan. Biarkan Tuhan bertahta di atas segala usaha anda, tetaplah mengucap syukur dan jangan lupa untuk menjadi saluran berkat dengan perbuatan-perbuatan nyata. Percayalah, Tuhan punya lebih dari cukup cara untuk membuat anda tak berkekurangan tanpa harus melakukan hal-hal jahat yang hanya akan merugikan dan menyiksa diri.

Bukan tawa bahagia, tapi ratapan penyesalan tak kunjung akhir-lah yang dituai orang yang menggantungkan hidupnya pada cinta uang

Follow us on twitter: http://twitter.com/dailyrho