Thursday, July 17, 2014

The Good Samaritan (1)

webmaster | 10:00:00 PM |
Ayat bacaan: Lukas 10:33
========================
"Lalu datang seorang Samaria, yang sedang dalam perjalanan, ke tempat itu; dan ketika ia melihat orang itu, tergeraklah hatinya oleh belas kasihan."

Untuk apa kita melayani? Ada banyak yang mengira bahwa melayani menjamin datangnya keselamatan kepada mereka. Seorang teman saya pernah mengatakan bahwa ia terjun melayani di gereja karena mencari keselamatan dan supaya diberkati Tuhan dengan kekayaan. Ini tentu konsep yang sangat keliru. Melayani Tuhan tentu saja baik. Melayani pun tidak selalu harus dilakukan di gereja karena di luar tembok-tembok gereja pun kita bisa melakukan pelayanan sesuai panggilan kita dengan menggunakan talenta-talenta yang telah Tuhan sediakan. Tapi sekedar melayani tidak akan pernah cukup untuk menjaga agar keselamatan tidak menjauh dari kita. Atau dalam skala yang lebih luas, sekedar mendapat cap Kristen tidak serta merta membuat kita selamat. Ingatlah bahwa firman Tuhan sudah berkata bahwa "Demikian juga halnya dengan iman: Jika iman itu tidak disertai perbuatan, maka iman itu pada hakekatnya adalah mati." (Yakobus 2:17). Mungkin orang kemudian bisa berkata, "bukankah melayani itu adalah bentuk dari perbuatan?" Benar, tapi pelayanan yang tidak didasari motivasi yang benar akan membuat semua yang dikerjakan tidak berjalan sesuai dengan apa yang diajarkan oleh iman kita akan Kristus. Melayani tapi sombong, kasar, atau mencari keuntungan-keuntungan sendiri, itu sama sekali bertentangan dengan prinsip kasih yang merupakan esensi dasar kekristenan. Kalau begitu, meski melayani, tapi kalau motivasinya keliru, itu berarti kita belum mewujudkan iman kita ke dalam bentuk-bentuk perbuatan nyata. Artinya iman yang kita miliki adalah mati, dan karenanya iman semacam ini tidaklah mendatangkan keselamatan. (ay 14).

Sangat menarik apabila kita melihat contoh yang diberikan Yakobus. "Jika seorang saudara atau saudari tidak mempunyai pakaian dan kekurangan makanan sehari-hari, dan seorang dari antara kamu berkata: "Selamat jalan, kenakanlah kain panas dan makanlah sampai kenyang!", tetapi ia tidak memberikan kepadanya apa yang perlu bagi tubuhnya, apakah gunanya itu?" (ay 15-16). Contoh ini berbicara mengenai sikap orang percaya yang tidak melakukan tindakan nyata untuk menjawab panggilan dari hatinya. Hanya bicara tapi tidak ada tindakan nyata apapun disana, apa gunanya? Alangkah ironis apabila orang-orang percaya yang katanya punya kasih Kristus dalam diri mereka masih saja terjebak dalam perilaku-perilaku seperti ini. Yesus sudah mengantisipasi kemungkinan penyimpangan perilaku ini sejak jauh hari, seperti yang bisa kita lihat dalam perumpamaan orang Samaria yang murah hati.

Kisah orang Samaria yang murah hati dicatat dalam Lukas 10:25-37. Yesus memulai ceritanya seperti berikut: "Adalah seorang yang turun dari Yerusalem ke Yerikho; ia jatuh ke tangan penyamun-penyamun yang bukan saja merampoknya habis-habisan, tetapi yang juga memukulnya dan yang sesudah itu pergi meninggalkannya setengah mati." (Lukas 10:30). Dalam keadaan sekarat, orang itu ditinggalkan begitu saja di tengah jalan, sementara harta bendanya dirampas oleh perampok-perampok itu.

Lalu lewatlah seorang imam disana. "Kebetulan ada seorang imam turun melalui jalan itu; ia melihat orang itu, tetapi ia melewatinya dari seberang jalan." (ay 31). Ada imam yang lewat dan melihat orang yang sedang sekarat di depannya. Bukannya menolong tapi si imam malah bergegas melewatinya. Mungkin sang imam takut tersangkut masalah kalau menolong, mungkin dia merasa tugasnya hanya berkotbah dan bukan mengurusi orang sekarat, atau mungkin dia sedang buru-buru hendak kotbah atau malah buru-buru hendak pulang karena merasa capai sehabis melayani. Yang jelas ia tidak melakukan apa-apa. Ia malah pindah jalur dan dengan enteng meneruskan perjalanannya.

Selanjutnya lewatlah orang Lewi. "Demikian juga seorang Lewi datang ke tempat itu; ketika ia melihat orang itu, ia melewatinya dari seberang jalan." (ay 32). Siapa orang Lewi? Jika kita melihat kitab Perjanjian Lama, kita akan melihat bahwa orang Lewi berbicara tentang pelayan-pelayan dan hamba Tuhan. Kalau di jaman sekarang, orang Lewi berbicara tentang orang-orang Kristen yang melayani. Tapi sama seperti sang imam, ia pun pindah jalur dan hanya melewati saja tanpa berbuat apa-apa. Mungkin dia terburu-buru karena takut terlambat pelayanan, mungkin dia takut ditegur oleh gembalanya, mungkin dia tidak mau terlibat, atau alasan lain.

Akhirnya lewatlah orang Samaria. "Lalu datang seorang Samaria, yang sedang dalam perjalanan, ke tempat itu; dan ketika ia melihat orang itu, tergeraklah hatinya oleh belas kasihan. Ia pergi kepadanya lalu membalut luka-lukanya, sesudah ia menyiraminya dengan minyak dan anggur. Kemudian ia menaikkan orang itu ke atas keledai tunggangannya sendiri lalu membawanya ke tempat penginapan dan merawatnya. Keesokan harinya ia menyerahkan dua dinar kepada pemilik penginapan itu, katanya: Rawatlah dia dan jika kaubelanjakan lebih dari ini, aku akan menggantinya, waktu aku kembali."(ay 33-35).

(bersambung)

No comments :

Search

Bagi Berkat?

Jika anda terbeban untuk turut memberkati pengunjung RHO, anda bisa mengirimkan renungan ataupun kesaksian yang tentunya berasal dari pengalaman anda sendiri, silahkan kirim email ke: rho_blog[at]yahoo[dot]com

Bahan yang dikirim akan diseleksi oleh tim RHO dan yang terpilih akan dimuat. Tuhan Yesus memberkati.

Renungan Archive

Jesus Followers

Stats

eXTReMe Tracker