Thursday, July 3, 2014

Murah Hati (1)

webmaster | 10:00:00 PM |
Ayat bacaan: Matius 5:7
=====================
"Berbahagialah orang yang murah hatinya, karena mereka akan beroleh kemurahan."

"Ah, saya belum kaya, boro-boro membantu orang, hidup sendiri saja masih sulit..." Demikian kata seorang teman pada suatu kali saat sedang ngobrol santai. Kalau dilihat ia sebenarnya tidaklah susah-susah betul. Ia belum punya tanggungan, punya pekerjaan dan punya kendaraan. Ia juga tidak dalam keadaan berhutang kepada siapa-siapa. Apa yang ia katakan mewakili banyak orang lain yang memiliki pemikiran sama, mengira bahwa untuk memberi diperlukan sebuah kondisi yang berlebih. Kalau sudah tidak tahu mau dikemanakan lagi, barulah sebagian itu disisihkan untuk membantu orang lain. Masalahnya, kapan manusia bisa merasa cukup? Cukup untuk makan, belum tentu cukup untuk punya rumah. Cukup untuk punya rumah, belum tentu cukup untuk memiliki barang-barang yang sedang 'in' saat ini. Ada banyak orang yang terus berkejar-kejaran dengan perkembangan gadget terbaru. Kalau ada seri baru keluar, biarpun harganya setinggi langit dan diluar budget, biar bagaimanapun caranya ia harus punya. Mobil ada standar minimalnya supaya jangan dianggap ketinggalan jaman atau takut dikatakan tidak mampu.

Manusia punya kecenderungan tidak pernah atau setidaknya sulit merasa cukup atau puas. Sudah punya ini kepingin punya itu, sudah mampu tapi ingin lebih dari mampu. Tidak ada salahnya kita meningkatkan kondisi hidup kita ke arah yang lebih mapan dan lebih baik. Tapi jangan lupa bahwa kita tidak boleh menutup hati terhadap orang lain hanya karena kita sibuk mengejar kemakmuran untuk kepentingan pribadi saja. Pada kenyataannya sebuah kemurahan hati bukanlah soal mampu atau tidak, tapi berkaitan dengan seperti apa bentuk dan isi hati kita, kemana hati kita diarahkan dan tentu saja tergantung dari keputusan kita dalam merespon gerakan hati.

Sebuah karakter yang wajib dimiliki oleh kita pengikut Kristus adalah murah hati. Murah hati tidaklah melulu berkaitan dengan masalah bersedekah lewat harta, karena murah hati punya bermacam-macam output. Misalnya saat kita bermurah hati dari segi ilmu, tidak pelit dan mau membagikannya kepada orang lain sepenuhnya tanpa menghitung untung rugi, bisa lewat bantuan tenaga, membagi waktu untuk mendengar keluh kesah orang lain, memberi masukan, nasihat dan lain-lain apabila diperlukan dan sebagainya. Yang pasti, orang yang murah hati akan senang jika bisa membantu orang lain. orang dengan karakter ini akan bahagia kalau bisa membuat orang lain menjadi lebih baik. Orang yang murah hati tidak memiliki agenda-agenda terselubung dan mengharapkan keuntungan/balas jasa dalam memberi, dan orang yang murah hati tidak akan menghitung untung rugi dalam hal menolong sesama. Tidak ada sikap pelit disana, apakah pelit harta, pelit ilmu, pelit perhatian dan lain-lain. Kemurahan hati merupakan sebuah karakter atau sikap yang harus hidup dan bertumbuh subur dalam diri kita.

Kemurahan hati merupakan salah satu hal penting yang disampaikan Yesus dalam kotbahNya di atas bukit yang sangat terkenal itu. Yesus berkata "Berbahagialah orang yang murah hatinya, karena mereka akan beroleh kemurahan." (Matius 5:7). Orang yang murah hatilah yang akan mendapatkan kemurahan Allah turun atas dirinya. Mengapa? Karena sesungguhnya ada tiga hal mendasar mengenai kemurahan hati ini, yaitu:

1. Bahwasanya murah hati bukan berasal dari usaha kita melainkan merupakan kasih karunia dari Allah 
"Sebab Ia berfirman kepada Musa: "Aku akan menaruh belas kasihan kepada siapa Aku mau menaruh belas kasihan dan Aku akan bermurah hati kepada siapa Aku mau bermurah hati." Jadi hal itu tidak tergantung pada kehendak orang atau usaha orang, tetapi kepada kemurahan hati Allah." (Roma 9:15-16).
Apabila kemurahan hati berasal dari kasih karunia Allah, mengapa ada orang yang murah hati tapi ada pula yang tidak? Itu bisa terjadi karena tidak semua orang sadar dan memeriksa apa saja kasih karunia yang telah dianugerahkan Allah dalam hidupnya, ada yang mungkin tahu tapi tidak mengeluarkan dan menggunakannya dalam perbuatan-perbuatan nyatanya. Ambil contoh apabila anda diberikan sebuah baju yang indah. Anda bisa memakainya, tapi anda bisa juga hanya menyimpannya, memutuskan untuk tidak dipakai atau malah lupa akan keberadaannya. Seperti itu pula kemurahan hati yang sudah diberikan Allah kepada kita.

2. Murah hati merupakan cerminan pribadi Allah sendiri 
"Hendaklah kamu murah hati, sama seperti Bapamu adalah murah hati." (Lukas 6:36)
Seorang anak biasanya mewarisi sifat-sifat orang tuanya, termasuk ayah. Seorang ayah yang memberi keteladanan baik akan menghasilkan anak-anak berkualitas moral baik pula. Selain orang tua di dunia, kita punya Bapa Surgawi yang sangat mengasihi kita. Dia menginginkan yang terbaik bagi kita. Dia akan senantiasa menjaga, melindungi dan memberkati kita. Dia tidak pernah kekurangan waktu untuk mendengar kita dan mengulurkan bantuan. Dia tidak akan berhenti mengasihi kita dengan kasih setiaNya yang tak terbatas. Oleh karena itu, kalau kita menyadari betapa besar, banyak dan tak terbatasnya kemurahan hati Tuhan atas kita, sudah seharusnya kita pun mencerminkan sikap hati yang sama denganNya. Cerminan itu harus bisa terlihat atau dirasakan oleh sesama kita sehingga mereka bisa mengenal pribadi Allah lewat diri anak-anakNya.

(bersambung)

No comments :

Search

Bagi Berkat?

Jika anda terbeban untuk turut memberkati pengunjung RHO, anda bisa mengirimkan renungan ataupun kesaksian yang tentunya berasal dari pengalaman anda sendiri, silahkan kirim email ke: rho_blog[at]yahoo[dot]com

Bahan yang dikirim akan diseleksi oleh tim RHO dan yang terpilih akan dimuat. Tuhan Yesus memberkati.

Renungan Archive

Jesus Followers

Stats

eXTReMe Tracker