Monday, October 24, 2011

Tanpa Mukjizat

Ayat bacaan: Yohanes 10:41
======================
"Dan banyak orang datang kepada-Nya dan berkata: "Yohanes memang tidak membuat satu tandapun, tetapi semua yang pernah dikatakan Yohanes tentang orang ini adalah benar."

tanpa mukjizatKita mengenal beberapa hamba Tuhan yang benar-benar diberkati secara luar biasa dengan menjadi perantara Tuhan dalam melakukan berbagai mukjizat. Lewat mereka Tuhan bekerja memberi kesembuhan, pelepasan dan sebagainya. Menyaksikan semua ini bisa membuka mata kita akan kuasa Tuhan, betapa tidak ada yang mustahil bagi Dia. Hanya saja sangat disayangkan, ada banyak orang mendasarkan keimanannya secara sempit hanya pada mukjizat, keajaiban, hal-hal mustahil yang jadi nyata dan sebagainya. Jika tidak ada mukjizat terjadi, berarti Tuhan tidak ada, minimal sedang dianggap sedang tidak berada ditempat, sedang tidak peduli, atau malah menganggap bahwa mereka mungkin dianggap Tuhan tidak sepenting orang lain. Ada banyak orang juga yang bersikap apatis, merasa bahwa menjalankan amanat agung itu bukanlah tugas mereka karena mereka tidak mampu membuat mukjizat seperti halnya para hamba Tuhan dalam KKR-KKR besar dan sebagainya. Hanya mau melayani jika bisa membuat mukjizat, kalau tidak berarti itu bukan panggilan. Benarkah demikian?

Jika kita baca perjalanan para tokoh dalam alkitab, kita akan mendapatkan banyak mukjizat dilakukan oleh mereka. Ambil contoh beberapa tokoh seperti Musa, Elia, Yesaya dan sebagainya, semua pernah membuat mukjizat. Yesus pun menyembuhkan banyak orang sakit dan membangkitkan orang mati. Para rasul dalam pelayanan mereka setelah kebangkitan Yesus pun melakukan hal yang sama berulang kali. Pertanyaannya, apakah orang hanya bisa percaya dan menerima Tuhan hanya lewat mukjizat semata? Fakta membuktikan tidak selamanya. Yesus masih dihujat dan diminta untuk disalibkan, meski mukjizat-mukjizat yang dilakukan Yesus mereka saksikan langsung dengan mata kepala sendiri. Pertanyaan kedua, apakah cara memberitakan injil hanya bisa dilakukan lewat kuasa kesembuhan dan talenta-talenta yang mendatangkan keajaiban? Tidak juga. Dalam hal ini, kita bisa belajar dari cerita tentang Yohanes Pembaptis.

Sepanjang masa hidupnya, Yohanes Pembaptis tidak pernah melakukan tanda-tanda atau mukjizat apapun. Tapi hal tersebut tidak membuat dia menjadi tokoh yang dilupakan. Dan yang lebih penting lagi, tanpa kemampuan membuat mukjizat, Yohanes tetap bisa memberitakan tentang Kristus dan akibatnya ia menyelamatkan banyak orang. Bagaimana cara yang dilakukan Yohanes? Bukan dengan menyembuhkan, melainkan dengan menjadi saksi Kristus, memberi kesaksian bahwa Yesus adalah Anak domba Allah yang menghapus dosa dunia. Katanya: "Pada keesokan harinya Yohanes melihat Yesus datang kepadanya dan ia berkata: "Lihatlah Anak domba Allah, yang menghapus dosa dunia." (Yohanes 1:29). Yohanes mengabarkan berita keselamatan dengan cara yang sangat sederhana, yaitu memperkatakan tentang Yesus. Ternyata hal tersebut cukup untuk membuat banyak orang percaya dan diselamatkan. Selain memperkatakan dan menjadi saksi Kristus, Yohanes juga memberitakan injil lewat memberi nasihat. Hal ini bisa kita ketahui dari Injil Lukas yang berbunyi: "Dengan banyak nasihat lain Yohanes memberitakan Injil kepada orang banyak." (Lukas 3:18).

Adalah benar bahwa sebenarnya kita semua telah diberi kuasa untuk melakukan hal-hal yang sama, bahkan lebih jika kita percaya pada Yesus. "Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya barangsiapa percaya kepada-Ku, ia akan melakukan juga pekerjaan-pekerjaan yang Aku lakukan, bahkan pekerjaan-pekerjaan yang lebih besar dari pada itu. Sebab Aku pergi kepada Bapa;" (Yohanes 14:12), atau dalam kesempatan lain Yesus mengatakan: "Sesungguhnya Aku telah memberikan kuasa kepada kamu untuk menginjak ular dan kalajengking dan kuasa untuk menahan kekuatan musuh, sehingga tidak ada yang akan membahayakan kamu." (Lukas 10:19). Tapi bisa dimaklumi bahwa sebagian besar orang mungkin belum siap untuk itu, atau masih perlu waktu untuk bertumbuh imannya, atau mungkin juga karena mereka kurang percaya atau masih terhambat oleh dosa-dosa yang belum dibereskan. Atau mungkin juga memang panggilan kita bukan di bidang itu. Ada 5 jawatan seperti yang disebutkan dalam Efesus 4:11-13, dimana masing-masing punya bagian dan tugasnya sendiri-sendiri dalam menjalankan amanat Tuhan. Semua sama pentingnya. Yang pasti, jika kita tidak bisa melakukan mukjizat, bukan berarti bahwa kita lepas dari tanggung jawab kita dalam menjalankan amanat agung seperti yang dipesankan Kristus. Bukan pula berarti kita tidak sanggup menjadi duta-duta Kerajaan Allah. Untuk memberitakan injil kita tidak dituntut untuk mampu membuat KKR, mampu menghidupkan orang mati, mampu menyembuhkan orang sakit, mampu melakukan berbagai mukjizat dan sebagainya, tapi secara sederhana lewat memperkatakan Yesus, mengenalkan siapa Yesus kepada saudara-saudara kita lewat kesaksian-kesaksian hidup kita, itu pun merupakan bentuk menjalankan tanggungjawab yang tidak kalah baiknya. Apa yang kita alami ketika kita berjalan bersama Yesus, dan saat kita telah mengalami Tuhan bisa kita angkat dalam serangkaian kata sebagai kesaksian kita.

Yohanes Pembaptis adalah orang yang tidak membuat satu mukjizat pun, tetapi ia dipilih menjadi satu-satunya orang yang mendapat kehormatan untuk membaptis Yesus. Lewat caranya yang sederhana ia mampu membawa banyak orang mendengar kebenaran dan bertobat. Sebuah ayat jelas menggambarkan hal ini."Dan banyak orang datang kepada-Nya dan berkata: "Yohanes memang tidak membuat satu tandapun, tetapi semua yang pernah dikatakan Yohanes tentang orang ini adalah benar." (Yohanes 10:41). Karunia yang disediakan Tuhan bermacam-macam. Apapun karunia yang kita miliki tentu bisa dipakai untuk menjalankan tugas yang agung ini. Kita bisa belajar dari Yohanes yang memperkatakan apa yang ia lihat, ia alami dan ia saksikan, meski tanpa lewat mukjizat, sehingga kita pun bisa mulai dari sekarang untuk menjadi murid Yesus sesungguhnya.

Bukan hanya melakukan mukjizat, tapi memperkatakan dan menjadi saksi Kristus pun merupakan cara untuk memberitakan Injil


Follow us on twitter: http://twitter.com/dailyrho

No comments:

Kacang Lupa Kulit (5)

 (sambungan) Kapok kah mereka? Ternyata tidak. Bukan sekali dua kali bangsa ini melupakan Tuhannya. Kita melihat dalam banyak kesempatan mer...