Sunday, October 2, 2011

Eksistensi Tuhan (1)

 Ayat bacaan: Keluaran 3:14
====================
"Kata Allah, "Aku adalah AKU ADA. Inilah yang harus kaukatakan kepada bangsa Israel, Dia yang disebut AKU ADA, sudah mengutus saya kepada kamu." (BIS)

eksistensi TuhanAdakah Tuhan itu? Pertanyaan ini pernah disampaikan oleh orang yang tidak mempercayai eksistensi Tuhan pada suatu kali kepada saya. Kalau ada, bagaimana kita tahu? Bagi kita yang percaya tentu tidaklah sulit untuk menerima keberadaan Tuhan. Tetapi bagi mereka yang tidak, keraguan atau bahkan penolakan akan ada dalam pemikiran mereka. Kita sebenarnya melihat sendiri sepanjang perjalanan peradaban manusia, manusia selalu mencari sesuatu untuk disembah. Itu karena roh manusia tahu sesungguhnya ada kuasa yang lebih besar yang berada di balik segalanya. Ada yang menyembah roh, gunung, pohon, batu dan sebagainya, satu hal yang pasti, manusia lewat alam rohnya sadar bahwa ada "sesuatu" yang mendesain seluruh alam semesta ini. Ada juga "big bang theory" yang menjelaskan awal terciptanya alam semesta lewat sebuah ledakan maha dahsyat yang mereka perikirakan terjadi 13,7 milyar tahun lalu. Tapi meski teori ini muncul, orang tetap tidak tahu pastinya mengapa ledakan ini terjadi, dari mana itu semua berasal dan sebagainya. Ilmuwan terus mencari jawaban akan terjadinya alam semesta ini, tetapi jawaban pasti tidak kunjung ditemukan. Apapun itu, pertanyaan akan tetap ada. Seorang teman dari luar pernah berkata, "I know there's "something" behind the creation of the universe, but I don't know who "it" is." Tuhan atau siapa? Apakah Tuhan itu ada? Jika ada, apa buktinya? Jika tidak ada, lalu siapa? Satu jawaban akan menuju kepada pertanyaan lainnya, dan perdebatan masih terus berlangsung dari dulu hingga kini.

Alkitab jelas menyatakan bahwa Tuhan itu ada. Itu adalah kebenaran Firman Tuhan sendiri yang tidak bisa kita sangkal. Kitab Kejadian menunjukkan segala sesuatu pada mulanya, dan itu kita percaya dengan iman kita, karena tidak satupun dari kita yang melihat langsung peristiwa asal muasal alam semesta ini. Daud mungkin pernah mendapatkan pertanyaan sama akan bukti eksistensi Tuhan. Pernah atau tidak, pastinya saya tidak tahu. Tetapi lihatlah bagaimana Daud mengajukan bukti-bukti dengan sangat puitis dalam Mazmur 104 yang diberi judul "Kebesaran Tuhan dalam segala ciptaanNya." Puitis? Ya, puitis. Bacalah Mazmur 104 secara utuh maka anda akan melihat bagaimana Daud melukiskan rasa sukacitanya memandang ciptaan Tuhan yang begitu luar biasa. Misalnya penggalan berikut ini: "Engkau yang melepas mata-mata air ke dalam lembah-lembah, mengalir di antara gunung-gunung, memberi minum segala binatang di padang, memuaskan haus keledai-keledai hutan; di dekatnya diam burung-burung di udara, bersiul dari antara daun-daunan. Engkau yang memberi minum gunung-gunung dari kamar-kamar loteng-Mu, bumi kenyang dari buah pekerjaan-Mu. Engkau yang menumbuhkan rumput bagi hewan dan tumbuh-tumbuhan untuk diusahakan manusia, yang mengeluarkan makanan dari dalam tanah dan anggur yang menyukakan hati manusia, yang membuat muka berseri karena minyak, dan makanan yang menyegarkan hati manusia." (Mazmur 104:10-15). Jangan lupa pula ciptaanNya yang paling istimewa, His masterpiece, yaitu manusia yang diciptakan sesuai dengan gambar dan rupaNya sendiri. Tidak ada satupun manusia yang persis sama, baik rupa, warna, bentuk, sifat dan sebagainya. Itu pekerjaan yang sungguh luar biasa yang tidak akan bisa dilakukan oleh siapapun selain Allah. Ironis sekali ketika justru ciptaanNya yang teristimewa pula-lah yang cenderung mengabaikan Sang Pencipta mereka dan terus mencari cara untuk membuktikan sebaliknya.

Singkatnya, Daud menyimpulkan demikian: "Langit menceritakan kemuliaan Allah, dan cakrawala memberitakan pekerjaan tangan-Nya." (Mazmur 19:2). Tidak perlu jauh-jauh atau repot-repot, tapi cobalah duduk memandang langit di malam hari, jika anda membuka hati maka anda akan merasakan apa yang dirasa oleh Daud pada saat ia menulis bagian Mazmur 19 dan 104 ini. Betapa keindahan langit sebenarnya mampu memberi gambaran tersendiri akan kemuliaan Allah dan cakrawala sanggup menceritakan hasil pekerjaan tangan Tuhan yang sangat artistik sebagai karya maha agungNya. Daud melanjutkan: "hari meneruskan berita itu kepada hari, dan malam menyampaikan pengetahuan itu kepada malam.Tidak ada berita dan tidak ada kata, suara mereka tidak terdengar; tetapi gema mereka terpencar ke seluruh dunia, dan perkataan mereka sampai ke ujung bumi." (ay 3-5). Keindahan alam yang begitu luar biasa, baik siang ataupun malam adalah sesuatu yang bisa dinikmati semua manusia setiap saat di manapun kita berada, bahkan sampai ke ujung bumi sekalipun. Lewat langit, cakrawala, dan secara luas alam semesta, Tuhan berbicara mengenai keberadaanNya kepada semua manusia. Semua itu bisa kita lihat dan nikmati kapanpun kita mau, dalam setiap detik hidup kita. Itu sesungguhnya tidak terbantahkan jika saja orang tidak terus mengeraskan hatinya untuk mencoba mencari alasan-alasan lainnya dibalik sebuah kebenaran yang sebenarnya sangat sederhana untuk diterima logika. Dan Daud pun berseru: "Betapa banyak perbuatan-Mu, ya TUHAN, sekaliannya Kaujadikan dengan kebijaksanaan, bumi penuh dengan ciptaan-Mu." (Mazmur 104:24).

(bersambung)

No comments:

Lanjutan Sukacita Kedua (5)

 (sambungan) Satu jiwa pun begitu berharga di mata Tuhan. Ketika jiwa itu kembali ditemukan, sang gembala akan menggendongnya dengan gembira...