Friday, July 15, 2011

Yesus Sahabat Sejati

Ayat bacaan: Yohanes 15:14
=========================
"Kamu adalah sahabat-Ku, jikalau kamu berbuat apa yang Kuperintahkan kepadamu."

Yesus sahabat sejatiMencari sahabat itu susah-susah gampang. Bagi sebagian orang yang beruntung, mereka bisa memiliki banyak sahabat yang tidak saja hadir di kala senang, tetapi juga ada di waktu susah. Sebagian orang lagi masih kesulitan untuk bisa mendapatkan teman berbagi sebagai sahabat yang sejati. Ada yang memang kesulitan untuk membuka diri dan bergaul, tetapi ada pula yang masih tetap kesulitan meskipun mereka sudah membuka pintu persahabatan dengan orang lain. Semakin hari manusia semakin bersikap individualis. Manusia cenderung semakin tidak peduli terhadap sesamanya dan hanya mementingkan dirinya sendiri. Dan hari-hari ini kita melihat begitu banyak orang yang merasa kesepian, merasa sendirian dalam memikul beratnya beban kehidupan. Kesunyian begitu mencekam, sedih rasanya ketika mendapati bahwa tidak ada lagi siapapun yang peduli terhadap penderitaan mereka. Tapi benarkah kita harus sendirian menghadapi semua itu? Alkitab berkata tidak. Hanya sahabat sejatilah yang mau tetap berada bersama kita di saat kesusahan, dan betapa indahnya ketika mengetahui bahwa Yesus sudah menyatakan DiriNya sendiri sebagai seorang sahabat yang sejati.

Sebuah lagu berjudul "What a Friend We Have in Jesus" saya dengarkan saat ini lewat suara Alan Jackson. Lagu yang aslinya ditulis sudah sangat lama pada pertengahan tahun 1800 an oleh Joseph Scriven ini begitu indah menegaskan bahwa Yesus adalah sahabat sejati yang paling luar biasa yang bisa kita temukan. Manusia yang tidak sempurna kadang kala bisa mengecewakan kita, tetapi Tuhan yang begitu besar kasihNya, bahkan telah menebus kita semua agar bisa selamat masuk ke dalam KerajaanNya kelak menegaskan bahwa Dia rindu untuk menjadi sahabat kita. Seorang sahabat berbeda dengan teman yang bisa datang dan pergi kapan saja. Seorang sahabat yang sejati akan selalu berusaha hadir bersama kita menjadi pendengar yang baik, menghibur, menguatkan dan memberi bantuan di kala kita butuhkan. Dan bentuk persahabatan seperti itulah yang diulurkan Tuhan kepada kita. Jika anda menyadari hal ini maka anda tidak perlu takut untuk mati dalam kesunyian. Yesus adalah Sahabat yang sejati yang selalu bersama kita hingga akhir masa.

Tuhan sendiri melalui Kristus telah membuka diri untuk menjadikan kita sahabat-sahabatNya. Dengan segala keistimewaan yang bisa kita dapatkan dari seorang sahabat di dunia, kita bisa mendapatkan jauh lebih dari itu lewat sosok Allah yang tak terukur dan tak terbatas kasih setiaNya. Yesus sendiri sudah mengatakan hal itu. "Kamu adalah sahabat-Ku, jikalau kamu berbuat apa yang Kuperintahkan kepadamu." (Yohanes 15:14). Kita mendapat kehormatan sebagai sahabatNya apabila kita menuruti dan melakukan perintahNya. Apa yang diperintahkan Yesus sebenarnya tidaklah banyak, dan itu bisa kita baca dalam ayat sebelumnya. "Inilah perintah-Ku, yaitu supaya kamu saling mengasihi, seperti Aku telah mengasihi kamu." (ay 12). Jika kita melakukan apa yang Dia perintahkan kepada kita, maka kita memperoleh kehormatan yang teramat sangat istimewa yaitu menjadi sahabat Yesus. Jika membangun persahabatan dengan sesama manusia saja sudah begitu luar biasa, apalagi jika persahabatan itu terjalin antara kita dengan Yesus, Tuhan yang tidak terbatas kuasaNya melebihi segala sesuatu di jagad raya ini. Lihat apa kata Yesus berikut: "Aku tidak menyebut kamu lagi hamba, sebab hamba tidak tahu, apa yang diperbuat oleh tuannya, tetapi Aku menyebut kamu sahabat, karena Aku telah memberitahukan kepada kamu segala sesuatu yang telah Kudengar dari Bapa-Ku." (ay 15). Lihatlah betapa besar nilai persahabatan bagi Yesus. Dia siap untuk memberitahukan segala rahasia Kerajaan Allah, menyampaikan isi hati Tuhan kepada kita yang telah Dia anggap sebagai sahabatNya. Jika dalam Amsal kita membaca "Seorang sahabat menaruh kasih setiap waktu dan menjadi seorang saudara dalam kesukaran" (Amsal 17:17), Yesus pun menyediakan seluruh waktuNya untuk itu, bahkan jauh lebih besar lagi, karena dalam Injil kita bisa melihat sendiri seperti apa tingginya nilai seorang sahabat di mata Kristus sendiri. "Tidak ada kasih yang lebih besar dari pada kasih seorang yang memberikan nyawanya untuk sahabat-sahabatnya." (Yohanes 15:13). Yesus sudah melakukan itu terlebih dahulu. Dia rela turun ke dunia mengambil rupa sebagai hamba, memikul salib-salib yang seharusnya kita pikul, dan naik di paku di atasnya menggantikan kita semua yang seharusnya berada di sana.

Kembali kepada kesediaan Yesus untuk membuka dan memberitahukan segala isi hati Bapa kepada kita menunjukkan bahwa Dia sendiri menganggap tidak ada rahasia di antara sahabat. Kita akan dengan nyaman membuka segala rahasia kita kepada orang yang sudah kita anggap sebagai sahabat kita, dan begitu pula dengan Tuhan. Firman Tuhan berkata "TUHAN bergaul karib dengan orang yang takut akan Dia, dan perjanjian-Nya diberitahukan-Nya kepada mereka." (Mazmur 25:14). Takut akan Tuhan juga berarti bersikap hormat kepada Tuhan dengan menjalankan semua perintahNya dan menjauhi laranganNya. Menjadi sahabat Tuhan akan membuat kita mendapat penyingkapan berbagai rahasia surgawi, mengetahui isi hati Tuhan dan mendengar apa yang menjadi rencana-rencanaNya. Apabila kita mengasihi Tuhan selayaknya seorang sahabat, menjaga untuk tidak menyakiti atau mengecewakan perasaan Tuhan, tetap dekat dan melakukan segala perintahNya dengan taat, maka Tuhan akan meletakkan kita di deretan sahabat-sahabatNya yang terdekat. Tuhan sudah mengulurkan tangan untuk menjalin persahabatan dengan kita. Apakah kita mau menyambut uluran tanganNya atau memilih untuk menepis tawaran yang sedemikian istimewa ini? Jika ada di antara teman-teman yang hari ini merasa kesepian dalam kesunyian, jangan lupa bahwa anda sesungguhnya memiliki Yesus sebagai Sahabat sejati.

Yesus adalah sahabat terbaik yang bisa kita miliki

Follow us on twitter: http://twitter.com/dailyrho

Belajar dari Rehabeam (2)

 (sambungan) Mengharap berkat itu satu hal, tapi ingat bahwa menyikapi berkat itu hal lain. Dan salah menyikapi berkat bukannya baik tapi ma...