Thursday, July 7, 2011

Semak Duri

Ayat bacaan: Markus 4:19
=================
"Dan yang lain ialah yang ditaburkan di tengah semak duri, itulah yang mendengar firman itu, lalu kekuatiran dunia ini dan tipu daya kekayaan dan keinginan-keinginan akan hal yang lain masuklah menghimpit firman itu sehingga tidak berbuah."

semak duriBayangkan seandainya anda harusw berjalan melalui semak duri. Itu tentu sama sekali tidak nyaman, bahkan bisa menyakitkan. Setiap saat anda harus berteriak tertusuk dari kiri dan kanan, dan anda akan mendapati diri anda penuh luka sebagai akibatnya. Tidak akan mungkin kita bisa berjalan melewati semak duri mulus-mulus saja, walaupun kita sudah berusaha berhati-hati sebisa mungkin. Teman saya pernah harus melewati jalan penuh semak duri dalam perjalanannya di tengah hutan, dan ia bercerita tubuhnya penuh goresan setelahnya. Padahal ia sudah berjalan pelan-pelan dalam menembusnya. Duri-duri itu memang berukuran kecil, tetapi ketajamannya sanggup merobek kulit kita. Sakitnya pun bukan main jika tertusuk satu duri kecil sekalipun. Ada satu duri yang kemudian terinjak oleh teman saya tadi, dan itu mengakibatkan kakinya mengalami pembengkakan akibat infeksi. Ia demam, menggigil dan sempat hampir pingsan ketika dirawat karena tidak mampu menahan sakitnya. Jika tertusuk duri saja sudah sakit, bayangkan bagaimana rasa sakit itu justru sesudah luka itu membengkak.

Tuhan Yesus memberi sebuah perumpamaan menarik mengenai penabur firman dalam Markus 4:1-20. Ada yang jatuh di tanah berbatu-batu, kata Yesus dalam ayat 16, dan kita sama-sama tahu bahwa tanaman tidak akan bisa berakar kuat apabila akarnya tidak bisa menembus kerasnya batu. Kalaupun tumbuh tentu tidak akan bisa baik hasilnya. Seperti perumpamaan itu, demikian pula orang yang menerima firman Tuhan tetapi hatinya berbatu-batu. "Demikian juga yang ditaburkan di tanah yang berbatu-batu, ialah orang-orang yang mendengar firman itu dan segera menerimanya dengan gembira, tetapi mereka tidak berakar dan tahan sebentar saja. Apabila kemudian datang penindasan atau penganiayaan karena firman itu, mereka segera murtad." (ay 16-17). Lalu ada firman yang jatuh tertabur di semak duri, yang saya ingin fokus hari ini. Yesus berkata: "Dan yang lain ialah yang ditaburkan di tengah semak duri, itulah yang mendengar firman itu, lalu kekuatiran dunia ini dan tipu daya kekayaan dan keinginan-keinginan akan hal yang lain masuklah menghimpit firman itu sehingga tidak berbuah." (ay 18-19). Seringkali kita awas terhadap kejahatan-kejahatan yang besar, kita bisa menghindarinya, tetapi seringkali pula kita melupakan berbagai dosa-dosa kecil, yang mungkin tidak terlihat atau kurang terasa, namun seperti duri, meski kecil namun tetap bisa melukai dan mencelakakan kita. Ayat 19 dalam bahasa Inggris (AMP) berbunyi: "Then the cares and anxieties of the world and distractions of the age, and the pleasure and delight and false glamour and deceitfulness of riches, and the craving and passionate desire for other things creep in and choke and suffocate the Word, and it becomes fruitless." Perhatikan bahwa disana dikatakan bahwa duri-duri ini bisa menyusup lalu mencekik Firman itu sehingga tidak bisa berbuah. Jika kita melihat apa saja yang dikatakan duri dalam ayat ini, maka kita akan mendapatkan bahwa secara umum duri-duri itu adalah sesuatu yang kita anggap tidak berbahaya atau relatif kecil, sehingga kita kerap memberi toleransi atau membiarkan hal itu berlangsung dalam hidup kita. Apa saja?
- Cares and anxieties of the world
(kekuatiran dan kegelisahan dalam dunia)
- Distractions of the age (gangguan atau kebingungan dari zaman ini), the pleasure and delight (kesenangan dan kegembiraan)
- false glamour and deceitfulness of riches (kegemerlapan yang palsu dan tipu daya kekayaan)
- the craving and passionate desire for other things (kecanduan dan hasrat yang menggebu untuk hal-hal lain).

Perhatikanlah. Bukankah point-point di atas merupakan sesuatu yang seringkali tidak kita cermati dalam hidup, dan terus menerus kita biarkan berada bahkan berkuasa dalam hidup kita? Inilah semak-semak duri, yang walaupun kecil tetapi sanggup mencekik Firman sehingga tidak bisa berbuah. Bukan saja dikatakan choke, tetapi juga "suffocate", yang artinya membunuh dengan cara menghambat akses masuknya udara/oksigen sehingga kita tidak bisa bernafas. Bayangkan seandainya muka kita dibekap dengan plastik sehingga tidak bisa bernafas, seperti itulah contoh suffocate tersebut.

Adalah bagus apabila kita sudah mampu menghindari kejahatan-kejahatan yang besar, namun jangan lupakan pula hal-hal yang terlihat kecil namun cukup punya kemampuan untuk membuat firman tidak bisa berbuah bahkan mematikan kita. Dimana seharusnya firman itu jatuh? Ayat selanjutnya mengatakan: "Dan akhirnya yang ditaburkan di tanah yang baik, ialah orang yang mendengar dan menyambut firman itu lalu berbuah, ada yang tiga puluh kali lipat, ada yang enam puluh kali lipat, dan ada yang seratus kali lipat." (ay 20). Jatuh di tanah yang subur dan gembur, itu akan membuat firman itu bisa berbuah puluhan bahkan ratusan kali lipat. Seperti itulah dikatakan firman yang jatuh di hati yang baik. Paulus mengingatkan Timotius dalam suratnya seperti ini: "Seorang prajurit yang sedang berjuang tidak memusingkan dirinya dengan soal-soal penghidupannya, supaya dengan demikian ia berkenan kepada komandannya." (2 Timotius 2:4). Kita diminta untuk tidak memusingkan diri dengan soal-soal penghidupan, dan seharusnya lebih fokus untuk membuat kita berkenan kepada Tuhan, Sang Pencipta dan Pemilik kita. Pada akhirnya kita akan menyadari bahwa tidak ada satupun hal yang lebih penting selain meluangkan waktu dalam doa dan Firman bersama Tuhan, menghidupinya dalam setiap langkah kehidupan kita juga mengawasi "duri-duri" kecil yang mampu menghambat atau bahkan menghentikan langkah kita. Tebang habis semua semak duri, dan biarkan firman itu jatuh di tempat yang baik lalu berbuah berkali-kali lipat.

Pelihara rohani kita dan jauhkanlah dari semak-semak duri

Follow us on twitter: http://twitter.com/dailyrho

No comments:

Belajar dari Rehabeam (2)

 (sambungan) Mengharap berkat itu satu hal, tapi ingat bahwa menyikapi berkat itu hal lain. Dan salah menyikapi berkat bukannya baik tapi ma...