Saturday, July 9, 2011

6 Langkah Menuju Maut (2)

(sambungan)

Kemarin kita sudah melihat ada 6 langkah yang bisa membawa kita terjatuh semakin dalam menuju kematian seperti yang tertulis di dalam Efesus 4:17-19. Langkah-langkah itu semakin lama semakin menuju kepada kesesatan atau kecemaran yang semakin besar dan pada akhirnya berujung pada maut. Let's see again the steps:
- pikiran yang sia-sia
- pengertian yang gelap
- jauh dari hidup persekutuan dengan Allah
- Perasaan mereka telah tumpul
- menyerahkan diri kepada hawa nafsu
- mengerjakan dengan serakah segala macam kecemaran
Dan pada akhirnya itu menuju dosa dan berujung maut, seperti tertulis dalam Yakobus 1:15.

Lalu bagaimana caranya agar kita bisa terhindar dari langkah-langkah menuju dosa yang berujung maut ini? Mari kita kembali pada Efesus 4 di atas. Paulus bukan saja menjabarkan langkah-langkah menuju maut, tetapi juga memberikan jalan keluarnya. Disana kita bisa melihat apa yang menjadi penyebabnya sejak dini, "..karena kebodohan yang ada di dalam hati mereka dan karena kedegilan hati mereka." (ay 18). Kebodohan dan kedegilan hati, itu menjadi sumber dari terjebaknya kita ke dalam dosa. Oleh karena itu, cara pertama untuk terhindar dari 6 langkah di atas adalah: Jangan bodoh dan jangan degil. Dalam Amsal dikatakan: "Kebodohan menyesatkan jalan orang, lalu gusarlah hatinya terhadap TUHAN." (Amsal 19:13). Ada banyak pula nasihat di dalam Amsal mengenai kebodohan ini. Dikatakan "Orang bodoh menolak didikan ayahnya, tetapi siapa mengindahkan teguran adalah bijak." (15:5). Hanya orang bodoh, demikian Firman Tuhan, yang menolak didikan, ajaran, nasihat atau teguran. Hanya orang bodoh yang merasa dirinya selalu paling benar. Hanya orang bodoh yang tidak mau menerima nasihat. Oleh karena itulah kita diingatkan agar jadi bijak. Nasihat dan pengajaran yang diberikan kepada orang bijak akan membuat mereka bertambah bijak dan pintar. "...berilah orang bijak nasihat, maka ia akan menjadi lebih bijak, ajarilah orang benar, maka pengetahuannya akan bertambah." (9:9).

Lalu mari kita lihat ayat selanjutnya dalam Efesus 4 di atas. "Tetapi kamu bukan demikian. Kamu telah belajar mengenal Kristus." (Efesus 4:20). Ya, bagi yang mengenal Kristus, seharusnya terjebak jatuh ke dalam langkah yang semakin parah tidak boleh terjadi. Dalam Kristus ada kebenaran yang nyata. (ay 21). Selanjutnya ingat pula bahwa dikatakan kita harus menanggalkan manusia lama dan mengalami perubahan sebagai manusia baru dalam roh dan pikiran. "yaitu bahwa kamu, berhubung dengan kehidupan kamu yang dahulu, harus menanggalkan manusia lama, yang menemui kebinasaannya oleh nafsunya yang menyesatkan, supaya kamu dibaharui di dalam roh dan pikiranmu, dan mengenakan manusia baru, yang telah diciptakan menurut kehendak Allah di dalam kebenaran dan kekudusan yang sesungguhnya." (ay 22-24). Kita jangan sampai lupa mengenai keberadaan kita yang sesungguhnya hari ini sebagai orang percaya. Jangan sampai kita terlena dan membiarkan berbagai hal buruk masuk dalam pikiran dan hati kita, yang akan terus menyeret kita masuk selangkah lebih dalam lagi ke dalam kecemaran. One step leads to another, dan semakin jauh kita masuk, semakin parah pula dampaknya bagi kehidupan kita dan akan semakin sulit untuk diatasi. Ada banyak orang yang hatinya sudah membatu sehingga sulit sudah untuk kembali kepada jalan kebenaran. Sebelum kita sampai pada situasi seperti itu, berubahlah segera. Kalaupun sudah dalam posisi seperti itu, segeralah lembutkan hati dan bertobatlah. Singkatnya, kita harus hidup sepikir dan seperasaan seperti Yesus. Kita harus menaruh pikiran dan perasaan kita selaras dengan Kristus. "Hendaklah kamu dalam hidupmu bersama, menaruh pikiran dan perasaan yang terdapat juga dalam Kristus Yesus" (Filipi 2:5).

Adalah sangat penting bagi kita untuk mencermati pada posisi mana kita berada saat ini di antara 6 langkah tersebut. Semakin cepat kita mencegah akan semakin baik. Bukankah dikatakan mencegah lebih baik dari mengobati? Tetapi meski kondisinya sudah kronis pun setidaknya kita masih diberi waktu dan kesempatan untuk mengobatinya. Bersyukurlah kepada Tuhan untuk kesempatan yang masih Dia berikan. Mari kita introspeksi sejenak untuk melihat dimana kita sedang berada. Dimanapun kita tengah berada hari ini, berubahlah dan kembalilah pada kebenaran Kristus yang nyata. Masih ada kesempatan, masih ada waktu, dan Tuhan hari ini tetap mengulurkan tanganNya untuk menerima kehadiran anda kembali. Dia mengasihi anda lebih dari apapun dan tidak ingin satupun menuju maut. Semakin cepat semakin bagus, sebelum perubahan itu menjadi sangat sulit bahkan terlambat.

Waspadalah terhadap setiap langkah yang mampu menggiring kita semakin dekat dengan maut

Follow us on twitter: http://twitter.com/dailyrho

No comments:

Belajar dari Rehabeam (2)

 (sambungan) Mengharap berkat itu satu hal, tapi ingat bahwa menyikapi berkat itu hal lain. Dan salah menyikapi berkat bukannya baik tapi ma...