Ayat bacaan: Kidung Agung 1:15-16 (BIS)
========================
"Engkau cantik jelita, manisku, sungguh cantik engkau! Matamu bagaikan merpati. Engkau tampan, sayang, sungguh tampan engkau! Petiduran kita di rumput hijau."
Mencari kehidupan pasangan suami istri yang harmonis semakin lama semakin sulit. Betapa ironisnya melihat banyak pasangan yang menghabiskan masa pacarannya jauh lebih lama dibandingkan masa pernikahannya. Dan itu mungkin sering kita lihat dalam kehidupan sehari-hari. Seorang yang saya kenal baik pun mengalami hal itu. Pacaran selama bertahun-tahun, lalu menikah baru setahun, tetapi sekarang mereka sedang dalam proses bercerai hanya karena tidak kunjung mendapatkan anak. Lucunya orang tua pihak pria malah menganjurkan hal itu juga. Begitulah kehidupan pernikahan dengan gejolaknya masing-masing yang keadaannya berbeda-beda. Melihat banyaknya kondisi yang buruk dalam membina rumah tangga ini pun kemudian membuat banyak orang takut untuk mengambil komitmen untuk menikah.
Alangkah sejuknya meilhat suasana romansa yang indah setiap kali saya bertemu dengan ayat-ayat dalam Kidung Agung. Lihatlah ayat bacaan hari ini yang diambil dari kitab ini. "Engkau cantik jelita, manisku, sungguh cantik engkau! Matamu bagaikan merpati. Engkau tampan, sayang, sungguh tampan engkau! Petiduran kita di rumput hijau." (Kidung Agung 1:15-16: BIS). Bayangkan betapa hangatnya suasana di rumah apabila situasi seperti itu yang kita rasakan. Sayangnya suasana seperti itu pun langka hari ini. Yang sering terjadi justru sebaliknya. Rumah tangga bukannya hangat tetapi malah panas membara seperti neraka. Orang tidak lagi ingin cepat-cepat pulang untuk bertemu anggota keluarganya, tetapi malah berusaha sedapat mungkin menyibukkan diri di luar dengan berbagai alasan. Jangankan romantis, tidak bertengkar saja sehari sudah luar biasa. Sulit memang mencari titik temu antara dua pribadi yang berbeda. Semirip-miripnya sifat sepasang manusia, tetap saja ada hal yang bebeda di antara keduanya. Kembar sekalipun demikian. Sulit, itu pasti. Tetapi bukan berarti tidak bisa. Masalahnya adalah, kita seringkali menempatkan egoisme diri kita secara berlebihan, malah berlindung di balik firman-firman Tuhan yang diinterpretasikan sendiri dan dipenggal-penggal seenaknya tanpa memahami keseluruhan pesan yang telah disampaikan Tuhan. Tidak memakai hikmat tetapi menyalahgunakannya demi kepentingan diri sendiri. Ada sebuah kunci rahasia kesuksesan hubungan rumah tangga yang harmonis yang sesungguhnya telah diberikan Tuhan sejak lama, seperti yang diuraikan panjang lebar di dalam Efesus 5:22-33.
Perikop dalam Efesus 5:22-33 di atas berbunyi: "Kasih Kristus adalah dasar hidup suami istri." Bagian ini secara gamblang mengungkapkan kunci rahasia dari kesuksesan hubungan ini. Kedua belah pihak, suami dan istri, sama-sama punya tanggung jawabnya masing-masing. Mari kita lihat terlebih dahulu kewajiban istri. "Hai isteri, tunduklah kepada suamimu seperti kepada Tuhan." (Efesus 5:22). Mengapa? "karena suami adalah kepala isteri sama seperti Kristus adalah kepala jemaat. Dialah yang menyelamatkan tubuh." (ay 23). Para istri, hendaklah anda tunduk kepada suami seperti halnya anda tunduk kepada Tuhan. Ini adalah hal yang tidak bisa ditawar-tawar atau diberi pengecualian dengan alasan apapun. Kita tidak bisa tunduk pada Tuhan tergantung kondisi bukan? Seperti itu pula seharusnya penundukan diri seorang istri terhadap suaminya. Apakah istri yang berpenghasilan lebih besar, apakah istri berperan lebih banyak dalam keluarga, atau alasan lainnya, itu tidak serta merta bisa menjadi dalih untuk berlaku sebaliknya. Istri tunduk kepada suami, seperti halnya kepada Tuhan, itu kunci rahasia dari pihak istri. Tapi bolehkah ini diberlakukan sepihak? Bolehkah suami menuntut haknya saja tanpa melakukan kewajibannya? Tentu tidak. Sebab ayat berikutnya menjabarkan kewajiban-kewajiban dari suami. Para suami, dengarlah ini. "Hai suami, kasihilah isterimu sebagaimana Kristus telah mengasihi jemaat dan telah menyerahkan diri-Nya baginya." (ay 25). Mudahkah itu? Sama sekali tidak, sebab kita tahu bagaimana cara Kristus mengasihi jemaat. Dia tidak menyayangkan nyawaNya sendiri atau kenyamananNya, bahkan statusNya demi keselamatan para jemaat. Dia rela menyerahkan diri seutuhnya demi kita semua, menggantikan kita semua yang seharusnya terpancang di atas kayu salib selamanya. Seperti itulah bentuk dari kasih Kristus. Ini menjadi kunci rahasia kesuksesan hubungan dari pihak suami. Para suami, hendaklah anda mengasihi istri seperti bagaimana Yesus mengasihi jemaat hingga rela mengorbankan diriNya sendiri. Memukuli istri, memerintah seenaknya, mengasari, membentak, menghina atau mengejek, menjelek-jelekkan istri di hadapan orang lain dan perbuatan-perbuatan negatif lainnya sama sekali tidak mencerminkan bagaimana cara Kristus mengasihi jemaat.
Bagi para suami bahkan masih ada tambahan lainnya. "Demikian juga suami harus mengasihi isterinya sama seperti tubuhnya sendiri: Siapa yang mengasihi isterinya mengasihi dirinya sendiri." (ay 28). Mengapa? "Sebab tidak pernah orang membenci tubuhnya sendiri, tetapi mengasuhnya dan merawatinya, sama seperti Kristus terhadap jemaat, karena kita adalah anggota tubuh-Nya." (ay 29-30). Roma 12:1-8 dan 1 Korintus 12:12-31 yang berbicara jelas mengenai kita sebagai anggota dari tubuh Kristus. Tidak ada satu orang normal pun yang mau menyakiti atau menghancurkan bagian tubuhnya sendiri, bukan? Kristus akan memperhatikan dengan seksama keselamatan kita masing-masing sebagai anggota tubuhNya. Demikian pula seharusnya sang suami harus mengasihi istrinya yang tidak lain adalah bagian yang tidak terpisahkan dari mereka, dimana Tuhan sendiri yang telah menjadi saksi atas janji setia yang kita ucapkan ketika menikah seperti yang ditegaskan dalam Maleakhi 2:14.Pernikahan akan menjadikan suami dan istri bukan lagi dua, melainkan satu seperti yang tertulis dalam Matius 19:5-6. Itu artinya, menyakiti istri sendiri berarti menyakiti tubuh sendiri. Itu bukanlah hal yang dilakukan oleh orang normal, dan itu bukanlah gambaran bagaimana Kristus mengasihi jemaatNya.
Lalu lihatlah bagaimana Paulus mengatakan pesan mengenai dasar hidup suami istri ini sebagai sebuah rahasia besar. "Rahasia ini besar, tetapi yang aku maksudkan ialah hubungan Kristus dan jemaat." (Efesus 5:32). Dahulu saya sempat bingung mengenai pemakaian kata rahasia besar ini. Tetapi semakin seringnya saya melihat hubungan pernikahan yang hancur di tengah jalan, yang secara umum diakibatkan oleh ketidakpahaman akan fungsi, tugas, tanggung jawab, posisi, hak dan kewajiban masing-masing, saya pun akhirnya mengerti betapa besar rahasia kunci kesuksesan hubungan ini. Ayat ini sudah tertulis sejak ribuan tahun yang lalu, tetapi betapa mengherankannya jika hari ini pun hal ini masih menjadi rahasia besar, mengacu kepada realita bahwa sangat banyak pasangan yang ternyata tidak memahami kunci ini bahkan di antara orang-orang percaya sekalipun.
Dalam kondisi atau situasi apapun yang saat ini anda alami dalam hubungan dengan pasangan anda, dasarkanlah selalu kepada kedua kunci ini : Istri tunduk kepada suami seperti kepada Tuhan (ay 22) dan suami mengasihi istri seperti Kristus mengasihi jemaat (ay 25). Bagi anda yang sudah menikah, mari kita renungkan bersama-sama Efesus 5 ini. Sudahkah kita menjalankannya tepat seperti yang dikatakan disana? Dalam kehidupan ada kalanya kita berselisih paham, merasa kesal terhadap pasangan kita dan sebagainya. Tidak ada hubungan yang seratus persen tanpa masalah di dalamnya. Tetapi kunci yang disebut sebagai rahasia besar ini seharusnya mampu menjadi pendingin yang mampu mencegah pertengkaran, menyelesaikan keretakan, lalu merekatkan kembali hubungan bahkan lebih baik dari sebelumnya. Keharmonisan rumah tangga bukanlah tergantung dari lamanya usia pernikahan, kondisi, situasi atau sebab-akibat lainnya yang kita tuduhkan kepada pasangan kita, tetapi seringkali itu tergantung dari bagaimana kita sendiri menyikapinya. Jadikan keindahan ayat bacaan hari ini sebagai bagian dalam kehidupan rumah tangga anda. Nikmatilah keindahan hubungan yang harmonis, puitis penuh romansa seperti itu, karena kunci rahasianya sudah diberikan Tuhan bagi anda dan saya.
Suami mengasihi istri seperti Yesus mengasihi jemaat, istri tunduk pada suami seperti tunduk kepada Tuhan, itu rahasia besar yang merupakan kunci kesuksesan pernikahan
Follow us on twitter: http://twitter.com/dailyrho
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
Belajar dari Rehabeam (2)
(sambungan) Mengharap berkat itu satu hal, tapi ingat bahwa menyikapi berkat itu hal lain. Dan salah menyikapi berkat bukannya baik tapi ma...
-
Ayat bacaan: Ibrani 10:24 ===================== "Dan marilah kita saling memperhatikan supaya kita saling mendorong dalam kasih dan ...
-
Ayat bacaan: Ibrani 10:24-25 ====================== "Dan marilah kita saling memperhatikan supaya kita saling mendorong dalam kasih ...
-
Ayat bacaan: Mazmur 23:4 ====================== "Sekalipun aku berjalan dalam lembah kekelaman, aku tidak takut bahaya, sebab Engkau...
No comments:
Post a Comment