Ayat bacaan: Maleakhi 2:17
=======================
"Kamu menyusahi TUHAN dengan perkataanmu. Tetapi kamu berkata: "Dengan cara bagaimanakah kami menyusahi Dia?" Dengan cara kamu menyangka: "Setiap orang yang berbuat jahat adalah baik di mata TUHAN; kepada orang-orang yang demikianlah Ia berkenan--atau jika tidak, di manakah Allah yang menghukum?"
Dahulu kita menterjemahkan magician sebagai pesulap. Tapi hari ini ada banyak diantara mereka yang tidak lagi mau disebut sebagai pesulap, Meski sama-sama menghibur lewat trik-trik dan tipuan mata yang mencengangkan. Mereka tidak mau disamakan dengan para pesulap yang dianggap hanya tahu mengeluarkan kelinci dari dalam topi atau mengeluarkan bunga dari sapu tangan. Ada sebutan lain yang lebih mereka sukai, yaitu mentalis atau ilusionis. Ilusionis sangat pintar melakukan tipuan mata untuk membuat sebuah suguhan yang tidak masuk akal. Mereka sangat lihai dalam urusan mengherankan penontonnya. Kita dibuat seolah melihat sesuatu yang nyata, sepertinya kasat mata, namun semua itu tetaplah sebuah trik yang bisa dipelajari oleh siapa saja. Keterampilan mereka sungguh luar biasa, sehingga tidak jarang orang kemudian menganggap mereka melakukan ilmu sihir atau ilmu hitam dalam melakukannya. Ilusi visual seperti ini hanyalah salah satu dari berbagai bentuk ilusi, karena ilusi pun bisa hadir dalam perasaan atau pikiran kita. Kita seringkali terpengaruh untuk menganggap apa yang kita percaya itu benar tanpa memahami terlebih dahulu kebenarannya. Otak bisa tertutupi oleh ilusi ini, demikian juga perasaan dalam hati kita, sehingga keduanya akan mengeluarkan sinyal yang menyatakan bahwa itu adalah sesuatu yang benar. Ini adalah hal yang tidak boleh disepelekan. Masalahnya, ketika ilusi seperti itu mengelabui pikiran kita untuk mengenal Tuhan dan prinsip-prinsipNya secara benar, maka kita bisa mengalami kehancuran rohani yang sanggup membawa dampak fatal bagi perjalanan kehidupan kita saat ini maupun untuk yang akan datang.
"Ah, tidak perlu beribadah ke gereja segala..yang penting hidup baik dan percaya Tuhan, itu sudah cukup." kata tetangga saya pada suatu kali. Padahal Firman Tuhan berkata: "Janganlah kita menjauhkan diri dari pertemuan-pertemuan ibadah kita, seperti dibiasakan oleh beberapa orang, tetapi marilah kita saling menasihati, dan semakin giat melakukannya menjelang hari Tuhan yang mendekat." (Ibrani 10:25). Ada juga yang berkata, "Selagi masih muda tidak apa-apa berbuat dosa sesekali, itu wajar dan manusiawi. Nanti kalau sudah tua saja baru hidup benar." Dan apa kata Firman Tuhan? " Sebab jika kita sengaja berbuat dosa, sesudah memperoleh pengetahuan tentang kebenaran, maka tidak ada lagi korban untuk menghapus dosa itu. Tetapi yang ada ialah kematian yang mengerikan akan penghakiman dan api yang dahsyat yang akan menghanguskan semua orang durhaka." (ay 26-27). Ada juga yang menganggap bahwa dosa adalah ketika membunuh, mencuri atau memukuli orang lain. Kalau cuma mengumpat, memaki, mengomel atau memakai kata-kata yang tidak sopan agar terlihat gaul itu tidak apa-apa. Sementara Yesus sudah dengan jelas mengatakan: "Tetapi Aku berkata kepadamu: Setiap kata sia-sia yang diucapkan orang harus dipertanggungjawabkannya pada hari penghakiman." (Matius 12:36). Ini baru beberapa contoh saja dari bentuk-bentuk ilusi yang bisa meracuni pikiran kita. Betapa berbahayanya jika ilusi ini terus dibiarkan. Akibat yang timbul bisa sangat fatal.
Dalam kitab Maleakhi kita bisa menemukan bentuk ilusi yang sangat menyesatkan. "Kamu menyusahi TUHAN dengan perkataanmu. Tetapi kamu berkata: "Dengan cara bagaimanakah kami menyusahi Dia?" Dengan cara kamu menyangka: "Setiap orang yang berbuat jahat adalah baik di mata TUHAN; kepada orang-orang yang demikianlah Ia berkenan--atau jika tidak, di manakah Allah yang menghukum?" (Maleakhi 2:17). Perhatikanlah bagaimana orang bisa terpengaruh oleh ilusinya yang menyesatkan, sampai-sampai berani menyangka bahwa Tuhan menganggap baik orang yang berbuat jahat. Bahkan mereka begitu berani hingga memakai kata "berkenan". Kalau memang tidak berkenan, dimana hukuman Allah itu? Orang menyangka bahwa perbuatan jahat harus selalu diganjar langsung di tempat, seperti misalnya disambar petir atau lenyap ditelan bumi. Tuhan tidak pernah berkenan terhadap perbuatan jahat, dan pada saatnya nanti semua harus dipertanggungjawabkan sepenuhnya. "Dan tidak ada suatu makhlukpun yang tersembunyi di hadapan-Nya, sebab segala sesuatu telanjang dan terbuka di depan mata Dia, yang kepada-Nya kita harus memberikan pertanggungan jawab." (Ibrani 4:13). Cepat atau lambat, ganjaran akan datang, dan tidak akan pernah sebuah perbuatan jahat itu berkenan di mata Tuhan. Perhatikan bahwa bahkan dikatakan hal tersebut menyusahi Tuhan. Ilusi seperti apa yang dikatakan dalam Maleakhi di atas jelas merupakan sebuah ilusi yang akan sangat fatal akibatnya.
Hati kita merupakan pintu masuk buat berbagai pengaruh, mulai dari yang baik hingga yang buruk. Firman Tuhan dalam Yeremia berkata: "Betapa liciknya hati, lebih licik dari pada segala sesuatu, hatinya sudah membatu: siapakah yang dapat mengetahuinya?" (Yeremia 17:9). Hati bisa begitu licik lebih dari apapun, dan apabila hati itu sudah membatu maka sulit bagi kita untuk bisa menimbang mana yang benar dan mana yang salah. Hati yang tidak terjaga akan menjadi lahan subur bagi iblis untuk menabur ilusi-ilusi yang salah mengenai pengenalan akan Tuhan. Itulah sebabnya kita harus selalu menjaga hati kita dengan benar, seperti apa yang diingatkan lewat Firman Tuhan "Jagalah hatimu dengan segala kewaspadaan, karena dari situlah terpancar kehidupan." (Amsal 4:23). Selain itu kita harus selalu mengisi hati kita dengan Firman Tuhan setiap hari. Menabur Firman itu di tanah yang gembur sehingga bisa tertanam baik, bertumbuh dan berbuah. "Segala tulisan yang diilhamkan Allah memang bermanfaat untuk mengajar, untuk menyatakan kesalahan, untuk memperbaiki kelakuan dan untuk mendidik orang dalam kebenaran." (2 Timotius 3:16). Bagaimana kita bisa terhindar dari ilusi apabila kita tidak mengetahui apa-apa mengenai Firman yang berkuasa dan hidup, yang berasal dari Tuhan sendiri?
Ilusi-ilusi pikiran bisa menyesatkan pemahaman kita tentang Allah dan pengenalan akan FirmanNya secara benar. Jangan sampai kita tergoda untuk memaksakan Firman Tuhan agar sesuai dengan keinginan pribadi kita, membuatnya sedemikian fleksibel sehingga menghilangkan esensi kebenaran yang terkandung dalam ayat demi ayat. Semua itu telah disediakan bagi kita sebagai penuntun, penunjuk jalan menuju keselamatan kekal. Berhentilah mentolerir dosa sekecil apapun. Waspadalah selalu dan jangan biarkan ilusi-ilusi negatif merusak iman kita.
Ilusi rohani bisa mengancam keselamatan jika kita biarkan
Follow us on twitter: http://twitter.com/dailyrho
Sunday, July 24, 2011
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
Belajar dari Rehabeam (2)
(sambungan) Mengharap berkat itu satu hal, tapi ingat bahwa menyikapi berkat itu hal lain. Dan salah menyikapi berkat bukannya baik tapi ma...
-
Ayat bacaan: Ibrani 10:24 ===================== "Dan marilah kita saling memperhatikan supaya kita saling mendorong dalam kasih dan ...
-
Ayat bacaan: Ibrani 10:24-25 ====================== "Dan marilah kita saling memperhatikan supaya kita saling mendorong dalam kasih ...
-
Ayat bacaan: Mazmur 23:4 ====================== "Sekalipun aku berjalan dalam lembah kekelaman, aku tidak takut bahaya, sebab Engkau...
No comments:
Post a Comment