Sunday, July 3, 2011

Damai Sejahtera yang Memandu

Ayat bacaan: Kolose 3:23
=====================
"Hendaklah damai sejahtera Kristus memerintah dalam hatimu, karena untuk itulah kamu telah dipanggil menjadi satu tubuh. Dan bersyukurlah."

damai sejahtera sebagai pemanduManusia bisa berencana, tetapi Tuhan juga yang menentukan. Betapa kita sudah paham betul akan hal ini, dan kita pun pasti telah mengalaminya dalam banyak kesempatan. Ada kalanya kita mengikuti pikiran kita sendiri tanpa bertanya terlebih dahulu kepada Tuhan dan meminta persetujuanNya. Kita berpikir bahwa itulah yang terbaik buat kita, melihat keuntungan yang dijanjikan begitu besar dan memikat. Lalu kita terus melanjutkannya meski hati nurani kita sebenarnya sudah mengingatkan agar setidaknya kita hati-hati dan mempelajari secara seksama terlebih dahulu. Dan pada akhirnya ketika kita mengalami kerugian akibat terburu-buru dalam mengambil keputusan, kita pun teringat bahwa sebenarnya ketika menjalaninya Roh Kudus sudah berulang kali berbicara menasihati kita berulang kali. Pernahkah anda mengalaminya? Saya pernah berulang kali mengalami hal itu, terutama dulu sebelum bertobat. Tuhan selalu siap mengingatkan manusia dengan berbagai cara, termasuk lewat hati kita. Tapi semua itu tergantung apakah kita mendengarkan dan mau menuruti atau beranggapan bahwa kitalah yang paling tahu apa yang terbaik buat kita. Biasanya itu bisa ditandai dengan ada tidaknya damai sejahtera dalam hati kita ketika kita memutuskan untuk melakukan sesuatu.

Itulah yang saya rasakan dan alami sendiri dalam beberapa kali kesempatan. Ketika kita mengambil sebuah tndakan lalu menyadari bahwa kita tidak lagi meraakan damai sejahtera atau tenteram mengenai tindakan itu, apa yang kita lakukan selanjutnya? Hal yang terbaik tentunya adalah berhenti segera melakukannya. Tetapi yang sering terjadi kita terus melanjutkan meski damai sejahtera tidak lagi kita rasakan. Sudah kepalang tanggung, terlanjur basah, atau keuntungan yang diimingkan terlihat begitu menggiurkan. Pada akhirnya nanti kita akan menyesal, tetapi biasanya kerugian sudah tidak bisa dihindari lagi. Ingatlah bahwa tuntunan batin dari Roh Kudus bisa membawa rasa kegelisahan atau damai kepada kita. Ini adalah sesuatu yang harus kita pikirkan dengan cermat. Bagi orang percaya, Yesus sudah mengutus Penolong yakni Roh Kudus untuk menyertai kita selama-lamanya. "Aku akan minta kepada Bapa, dan Ia akan memberikan kepadamu seorang Penolong yang lain, supaya Ia menyertai kamu selama-lamanya, yaitu Roh Kebenaran. Dunia tidak dapat menerima Dia, sebab dunia tidak melihat Dia dan tidak mengenal Dia. Tetapi kamu mengenal Dia, sebab Ia menyertai kamu dan akan diam di dalam kamu." (Yohanes 14:16-17). Roh Kudus akan membantu mengingatkan kita, menegur, menasihati dalam kelemahan kita, termasuk di dalamnya membantu kita untuk menyampaikan kepada Allah tentang keluhan-keluhan yang tidak lagi bisa terucapkan oleh kita. (Roma 8:26). Jika anda peka, anda akan merasakan betapa seringnya Roh Kudus memberitahukan banyak hal lewat batin kita. Itu adalah salah satu cara yang kerap dipakai oleh Tuhan untuk membimbing anak-anakNya. Tetapi kehendak bebas yang Dia berikan kepada kita membuat kita bisa memilih untuk patuh atau tidak terhadap suaraNya. Satu hal yang pasti, Tuhan tahu tentang apa yang terbaik buat kita lebih dari apa yang kita pikir terbaik buat kita sendiri.

Sebuah ayat dalam surat Kolose menyatakan hal ini. "Hendaklah damai sejahtera Kristus memerintah dalam hatimu, karena untuk itulah kamu telah dipanggil menjadi satu tubuh. Dan bersyukurlah." (Kolose 3:15). Dalam versi BIS dikatakan "Hendaklah keputusan-keputusanmu ditentukan oleh kedamaian yang diberikan oleh Kristus di dalam hatimu." Lihatlah bahwa rasa damai sejahtera Kristus bisa menjadi pemandu kita. "let the peace (soul harmony which comes) from Christ rule (act as umpire continually) in your hearts [deciding and settling with finality all questions that arise in your minds, in that peaceful state]" dalam bahasa Inggrisnya dikatakan demikian. Dari ketiga versi di atas kita bisa melihat jelas bahwa damai sejahtera Kristus mampu bertindak seperti itu. Masalahnya tinggal pada kita, apakah kita cukup peka untuk mendengar atau merasakannya, mau taat atau menolaknya.

Damai sejahtera dari Allah Bapa dan dari Yesus Kristus berulang kali dinyatakan oleh Paulus terutama dalam penutup surat-suratnya. Lihatlah pada akhir surat Galatia, Efesus Filipi, Tesalonika dan Timotius selain pada Kolose, Paulus selalu menyatakan hal yang kurang lebih sama: "Kasih karunia dan damai sejahtera dari Allah, Bapa kita, dan dari Tuhan Yesus Kristus menyertai kamu." Yohanes menyatakan itu juga dalam suratnya: "Kasih karunia, rahmat dan damai sejahtera dari Allah Bapa, dan dari Yesus Kristus, Anak Bapa, akan menyertai kita dalam kebenaran dan kasih." (2 Yohanes 1:3) dan Petrus juga demikian. "Damai sejahtera menyertai kamu sekalian yang berada dalam Kristus. Amin." (1 Petrus 5:14b). Damai sejahtera dari Bapa dan Kristus akan selalu menyertai kita, dan kitalah yang memilih apakah kita mau menerima atau menolaknya, apakah kita mau menjadikannya sebagai pemandu bagi langkah, pengambilan keputusan kita atau justru mengabaikannya.

Sangatlah penting bagi kita untuk bisa mendengar baik-baik suara Tuhan. Kita tidak boleh membiarkan diri kita terus terlalu sibuk dengan hal-hal dunia sepanjang waktu. Kita harus mulai berpikir untuk memberi Tuhan waktu dan perhatian kita secara khusus dan serius. Tanpa itu kita tidak akan memiliki kepekaan yang cukup terhadap suara Tuhan, atau malah kita akan hidup tanpa pernah memiliki damai sejahtera sama sekali di dalam diri kita. Selain itu ingat lupa bahwa ayat bacaan kita hari ini ditutup dengan peringatan agar kita senantiasa mengucap syukur. "..Dan bersyukurlah!" demikian akhir dari ayat Kolose 3:15 di atas. Jangan lupakan hal ini. Berhati-hatilah agar kita tidak dikuasai oleh kekesalan, kejengkelan, amarah dan sebagainya akibat berbagai urusan dalam hidup ini. Jika kita membiarkan hal tersebut terjadi, maka akan sangat sukar bagi kita utnuk menerima panduan Roh Kudus. Berilah penghargaan dan ucapan terima kasih kita kepada Tuhan. Dengan memiliki hati yang bersyukur, anda akan mendapati bahwa jauh lebih mudah untuk mendengar suaraNya jika Dia berbicara dan merasakan damai sejahtera daripadaNya. Jika demikian, sebelum anda memutuskan untuk melakukan sesuatu, sudahkah anda berdoa agar Tuhan memberitahukan apakah tindakan tertentu yang ingin anda lakukan tersebut sesuai dengan kehendakNya atau tidak?

Jika anda tidak merasa damai sukacita dalam melakukan sesuatu, berhentilah segera

Follow us on twitter: http://twitter.com/dailyrho

No comments:

Belajar dari Rehabeam (2)

 (sambungan) Mengharap berkat itu satu hal, tapi ingat bahwa menyikapi berkat itu hal lain. Dan salah menyikapi berkat bukannya baik tapi ma...