Ayat bacaan: 1 Raja Raja 10:9
=====================
"Terpujilah TUHAN, Allahmu, yang telah berkenan kepadamu sedemikian, hingga Ia mendudukkan engkau di atas takhta kerajaan Israel! Karena TUHAN mengasihi orang Israel untuk selama-lamanya, maka Ia telah mengangkat engkau menjadi raja untuk melakukan keadilan dan kebenaran."
Di hampir setiap pagelaran musik saya bertemu dengan berbagai orang yang dari atribut dan cara berpakaiannya saja sudah ketahuan mereka mengidolakan siapa. Barusan saya bertemu dengan sekelompok anak muda memakai topi jas terbuka yang dengan jelas menunjukkan mereka adalah fans Jason Mraz. Itu baru satu contoh dari sekian banyak artis-artis lainnya yang akan dengan senang hati ditiru oleh fans yang mengidolakan mereka. Tidak saja gaya berpakaian dan atribut, tetapi orang juga akan meniru gaya rambut, cara berjalan bahkan kesukaan-kesukaan dari idola mereka. Untuk ini mereka tidak akan sayang mengeluarkan dana yang kerap tidak murah. Tidak jarang pula mereka mengikuti perilaku dari idola mereka, sehingga kita bisa sedikit banyak mengenal seperti apa kira-kira sikap sang idola lewat fansnya.
Satu hal yang selalu menjadi perenungan saya hampir setiap hari, apakah hari ini saya sudah melakukan sesuatu yang baik bagi orang lain atau malah menyinggung atau mengecewakan? Saya tidak mau bekerja hanya semata-mata untuk mencari nafkah saja. Saya sadar betul bahwa pekerjaan yang saya lakukan hari ini adalah berasal dari anugerah Tuhan, untuk tujuan yang baik yang berkenan kepadaNya. Saya tidak ingin terfokus mementingkan diri sendiri, untuk memenuhi kebutuhan diri dan menafkahi keluarga, tetapi alangkah indahnya apabila apa yang saya lakukan itu juga bisa memberi dampak positif bagi hidup orang banyak. Itu kerinduan saya, meskipun dalam kenyataannya sebagai manusia biasa saya pun tidak luput dari berbagai kesalahan. Saya sadar bahwa hidup ini dan segala yang telah saya peroleh semuanya berasal dari Tuhan, dan seharusnya dalam setiap yang saya lakukan bisa menyenangkan hati Tuhan Sang Pemberi yang penuh kasih. I want to give Him the credit, all glory to Him. Itulah sebabnya saya sering mengambil waktu untuk merenungkan kembali segala sesuatu yang telah saya lakukan. Yang baik saya tingkatkan, sedang yang jelek harus segera diperbaiki. Mampukah saya menjadi sebuah cerminan Kristus yang baik, atau jangan-jangan saya malah menjadi penghalang bagi banyak orang untuk mengenal seperti apa Yesus itu. Sebagai anak-anak Tuhan kita seharusnya bisa menjadi sumber bagi orang lain untuk mengenalNya secara benar. Tidak sekedar mengenal siapa Tuhan yang kita sembah, tetapi juga memuliakan dan memujiNya. Ini sebuah tanggungjawab yang harus kita lakukan dalam menjalani setiap langkah kehidupan.
Mari kita lihat sebuah contoh akan hal ini yang tercatat di dalam Alkitab lewat kisah mengenai kunjungan ratu negeri Syeba ke Yerusalem dimana Salomo pada saat itu memerintah sebagai raja (1 Raja Raja 10:1-13). Nama besar Salomo pada waktu itu sangat harum terdengar hingga ke negerinya. Dan ia tertarik untuk membuktikan sendiri apakah benar Salomo itu seperti yang didengarnya dari orang lain. Ratu Syeba membawa pertanyaan-pertanyaan sulit untuk dijawab Salomo, dan Alkitab pun mencatat "Salomo menjawab segala pertanyaan ratu itu; bagi raja tidak ada yang tersembunyi, yang tidak dapat dijawabnya untuk ratu itu." (ay 3). Ratu Syeba pun terpukau. Bukan saja lewat jawaban yang diberikan Salomo dengan hikmat yang ia punya, tetapi ia menyaksikan sendiri bagaimana kemakmuran negeri yang diperintah Salomo, lengkap dengan tata krama orang-orang disana."Ketika ratu negeri Syeba melihat segala hikmat Salomo dan rumah yang telah didirikannya, makanan di mejanya, cara duduk pegawai-pegawainya, cara pelayan-pelayannya melayani dan berpakaian, minumannya dan korban bakaran yang biasa dipersembahkannya di rumah TUHAN, maka tercenganglah ratu itu." (ay 4-5). Maka ratu Syeba pun mengakui bahwa apa yang ia dengar sebelumnya tentang Salomo memang tidak berlebihan (ay 6). Lebih dari itu. Begitu terpukaunya ratu Syeba sehingga ia berkata "sungguh setengahnyapun belum diberitahukan kepadaku; dalam hal hikmat dan kemakmuran, engkau melebihi kabar yang kudengar." (ay 7). Kemudian masih dalam keadaan terkagum-kagum ratu Syeba berkata "Berbahagialah para isterimu, berbahagialah para pegawaimu ini yang selalu melayani engkau dan menyaksikan hikmatmu!" (ay 8). Tetapi perhatikan selanjutnya bahwa sang ratu tidak hanya berhenti sampai disitu. Ratu Syeba pun kemudian memuji Tuhannya Salomo. "Terpujilah TUHAN, Allahmu, yang telah berkenan kepadamu sedemikian, hingga Ia mendudukkan engkau di atas takhta kerajaan Israel! Karena TUHAN mengasihi orang Israel untuk selama-lamanya, maka Ia telah mengangkat engkau menjadi raja untuk melakukan keadilan dan kebenaran." (ay 9). Dari cuplikan kisah ini kita bisa melihat bahwa hikmat yang diperoleh Salomo dari Tuhan ternyata mampu ia pergunakan untuk memuliakan Tuhan. Orang lain bisa melihat dan mengenal betapa hebatnya Tuhan lewat diri Salomo dan tidak tahan untuk memuji Tuhannya secara langsung.
Hikmat kita memang tidak sebesar Salomo. Tetapi sadarkah kita bahwa Tuhan telah memberikan segudang talenta kepada kita masing-masing yang tentunya bisa dipergunakan untuk menyatakan Tuhan kepada orang-orang disekitar kita? Masing-masing memiliki keunikan dan kelebihan tersendiri yang akan mampu memberi manfaat kepada orang lain bukan untuk menunjukkan kehebatan kita tetapi menyatakan kemuliaan Tuhan di mata orang lain. Singkatnya, orang bisa mengenal Tuhan secara benar lewat kita dan memuji Dia, tetapi sebaliknya bisa pula mendapat pemahaman yang salah lewat perilaku-perilaku kita yang jelek. Kita diminta oleh Yesus sendiri untuk bisa menjadi terang yang bercahaya di hadapan orang lain. Kita sesungguhnya memiliki terang Kristus di dalam diri kita, tetapi itu semuanya akan sia-sia saja jika hanya disimpan sendiri atau hanya dipakai untuk kepentingan diri sendiri. Tuhan Yesus berkata: "Lagipula orang tidak menyalakan pelita lalu meletakkannya di bawah gantang, melainkan di atas kaki dian sehingga menerangi semua orang di dalam rumah itu." (Matius 5:15). Itulah sebabnya Yesus mengatakan "hendaknya terangmu bercahaya di depan orang, supaya mereka melihat perbuatanmu yang baik dan memuliakan Bapamu yang di sorga." (ay 16). Terang harus terletak di atas, tidak tersembunyi sehingga bisa menerangi orang lain. Seterang apapun lampu itu, apabila diletakkan dalam kotak tertutup atau di bawah sebuah objek tidak akan mampu menerangi kegelapan dalam ruangan secara maksimal. Itu artinya kita harus mampu menunjukkan perbuatan-perbuatan baik yang memberi kebaikan bagi orang lain, sehingga mereka akan memuliakan Tuhan lewat diri kita.
Salomo menjadi contoh nyata bagaimana ia bisa memakai apa yang telah dihadiahkan Tuhan kepadanya dengan baik sehingga lewat semua itu Tuhan dipermuliakan. Kisah hari ini membuat saya berpikir untuk mempergunakan semua talenta yang telah Tuhan berikan demi namaNya. Sudahkah kita menerangi orang lain dengan terang Tuhan yang ada pada kita? Bisakah orang mengenal seperti apa Yesus itu lewat cerminan diri kita? Mari hari ini kita sama-sama memikirkan apa yang bisa kita perbuat agar mampu membawa banyak orang untuk mengenalNya secara benar.
Miliki hidup yang mencerminkan kemuliaan Tuhan
Follow us on twitter: http://twitter.com/dailyrho
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
Belajar dari Rehabeam (2)
(sambungan) Mengharap berkat itu satu hal, tapi ingat bahwa menyikapi berkat itu hal lain. Dan salah menyikapi berkat bukannya baik tapi ma...
-
Ayat bacaan: Ibrani 10:24 ===================== "Dan marilah kita saling memperhatikan supaya kita saling mendorong dalam kasih dan ...
-
Ayat bacaan: Ibrani 10:24-25 ====================== "Dan marilah kita saling memperhatikan supaya kita saling mendorong dalam kasih ...
-
Ayat bacaan: Mazmur 23:4 ====================== "Sekalipun aku berjalan dalam lembah kekelaman, aku tidak takut bahaya, sebab Engkau...
No comments:
Post a Comment