Saturday, May 24, 2008

Sulit Memuji

Ayat bacaan: Kidung Agung 1:15
================================
"Lihatlah, cantik engkau, manisku, sungguh cantik engkau, bagaikan merpati matamu."

Ada tipe orang yang sangat sulit mengucapkan kata2 pujian. Tipe seperti ini biasanya mengandalkan bentuk apresiasi lewat perbuatan mereka. Ada juga yang mewarisi sifat seperti ini secara turun temurun, atau tidak pernah melihat contoh bentuk hubungan yang penuh dengan kata2 pujian dalam keluarganya. Ada juga yang berkata bahwa mereka bukan termasuk tipe romantis.

Memang ada banyak bentuk menunjukkan cinta kasih kepada pasangan, kepada anak atau pada sesama. Dan semua bentuk itu jika dilakukan dengan tulus adalah hal yang patut dihargai. Tapi manusia pun membutuhkan bentuk perwujudan kasih dan pujian atau penghargaan dalam bentuk perkataan. Seringkali justru kita sangat mudah mengkritik atau memarahi jika orang lain melakukan kesalahan, tapi sangat sulit memuji jika mereka melakukan perbuatan yang baik. Saya mendengar banyak sekali contoh penyesalan dari orang2 disekitar saya mengenai penyesalan mereka terlambat menyatakan kasih dan pujian kepada seseorang. Ayah saya pernah berkata, seharusnya dia lebih banyak menyatakan kasih sayangnya secara langsung ketika kakek saya masih hidup. Widyawati merasa sangat menyesal ketika tidak menjawab perkataan "I love you ma.." dari almarhum Sophan Sophian beberapa saat sebelum beliau meninggal. Ketika terjadi serangan 9-11 di Amerika, begitu banyak orang yang sadar bahwa mereka harus menyatakan bentuk2 perkataan cinta dan kasih sayang kepada keluarga dan teman2 mereka sebelum semuanya terlambat. Begitu juga ketika terjadi musibah bom Bali. Ada anak yang mati2an berbuat segala sesuatu hanya mengharapkan bentuk pujian dari ayahnya, sekalipun dia berasal dari keluarga yang serba kecukupan. Ada banyak contoh keluarga yang berantakan atau sangat dingin karena dalam keluarga tersebut tidak ada kehangatan kasih yang keluar dari perkataan.

Tuhan pun menginginkan kita mempersembahkan korban syukur lewat ucapan bibir yang memuliakan namaNya. (Ibr 13:15) Lihatlah, bahwa meskipun Tuhan selalu menguji hati manusia, bentuk ucapan dari bibir kita tetaplah menjadi sebuah persembahan korban syukur yang Dia inginkan. Kalaupun anda tidak terbiasa menyatakan kasih dan pujian dalam bentuk perkataan, apakah karena gengsi, atau memang tidak terbiasa sejak kecil mendapatkan hal tersebut, mulailah belajar dari sekarang. Sebelum semuanya terlambat.


Jika seseorang berbuat baik, jika anda mencintai dan mengasihi seseorang, sampaikanlah pujian lewat bibir anda.

No comments:

Kacang Lupa Kulit (5)

 (sambungan) Kapok kah mereka? Ternyata tidak. Bukan sekali dua kali bangsa ini melupakan Tuhannya. Kita melihat dalam banyak kesempatan mer...